ITB InMove 2015 Tuai Inovasi untuk Indonesia
Oleh Mega Liani Putri
Editor Mega Liani Putri
Rektor ITB Prof. Ir. Kadarsah Suryadi sangat mengapresiasi terlaksananya acara ini. Beliau menyampaikan bahwa ITB memang harus excellent dalam bidang pengajaran (teaching), penelitian (research), dan nilai tambah (adding value). "Saya sangat mendukung acara ini sebagai adding value sebuah kampus," tutur Rektor ITB saat memberikan sambutan.
Executive director ITB InMove 2015 Intania Amanda Larasaty mengungkapkan bahwa acara ini memang mendapatkan dukungan penuh dari rektorat. "ITB Inmove ingin membangun supporting system untuk ekosistem berinovasi di ITB. Gerakan kami ini juga didukung penuh oleh Rektor ITB, Prof. Kadarsah Suryadi, yang memiliki visi menjadikan ITB sebagai entrepreneurial university," ungkap Intania.
Intania mengungkapkan bahwa melalui ITB InMove 2015, diharapkan mahasiswa ITB bersemangat untuk membuat inovasi guna memecahkan permasalahan di Indonesia. Hal ini sesuai dengan tema ITB InMove 2015: "Unleashing Hidden Potential Through Innovation". Ada sembilan inovasi yang dipamerkan pada acara puncak pada Minggu itu. Pameran dihadiri oleh berbagai kalangan, baik dari komunitas, swasta, akademisi, maupun pemerintahan.
Deretan Inovasi IB InMove 2015
Inovasi pertama adalah Desain Biodiesel Terbarukan Berbasis Mikroalga untuk mengatasi masalah minyak Indonesia. Biodiesel ini dipercaya hemat energi, zero waste, biaya nutrisinya rendah, dan efisien dalam penggunaan lahan karena dibuat di lautan.
Selanjutnya Automatic Weather Station sebagai solusi untuk mengatasi banjir melalui peringatan dini berbasis teknologi. Alat ini akan mendeteksi curah hujan dan secara otomatis mengirimkan SMS kepada warga berupa peringatan banjir ketika mendeteksi curah hujan yang cukup tinggi.
Inovasi ketiga adalah aplikasi DARURAT!, sebuah aplikasi yang memungkinkan pengguna melakukan panggilan atau mengirim laporan secara cepat dan tepat. Aplikasi dengan tagline 'Ketika tiap detik berharga' ini sudah dapat diunduh di Playstore untuk perangkat berbasis Android.
Inovasi keempat datang dari dari angkatan 2013, Oseanopori, yaitu alat yang membangkitkan listrik dari gelombang laut berbasis mikroturbin. Alat ini dipasang di sepanjang garis pantai, dan dapat dimonitori melalui aplikasi smartphone yang diberi nama poreApp.
Berikutnya Helixponik, juga dari angkatan 2013. Helixponik adalah sebuah sistem bertanam sayuran dengan cara baru. Helixponik dipasang di dekat tempat sayuran dijual. Keuntungan dari penggunaan Helixponik adalah efisien, mudah, dan ramah lingkungan.
Ada pula Bamboo Robotic Project, sebuah proyek yang bertujuan untuk menanamkan (embedding) teknologi dalam budaya, yaitu pada seni musik Sunda.
Kemudian ada inovasi berbentuk sebuah helm pintar (Smart Helmet), sebagai antisipasi kecelakaan sepeda motor. Helm ini menyematkan smartphone yang akan secara otomatis mengirimkan pesan ketika terjadi kecelakaan kepada pihak terkait.
Inovasi menarik lainnya adalah Semen Hidup, yaitu semen yang dapat memperbaiki dirinya sendiri dengan konsep bioteknologi.
Inovasi yang terakhir dalam acara ini adalah Kabin, yaitu sebuah aplikasi smartphone yang terintegrasi ke semua perangkat rumah. Melalui aplikasi ini, semua perangkat rumah dapat dikontrol.
Inovasi-inovasi yang dipamerkan pada ITB InMove 2015 mendapat apresiasi dari banyak pihak, terutama para kolaborator yang berasar dari berbagai perusahaan. Kolaborator juga turut memberikan masukan terhadap karya pada innovator untuk menambah nilai guna karya-karya yang diciptakan. Inovasi ini diharapkan bisa memberikan banyak manfaat untuk industri terkait dan kerja sama mahasiswa dengan para kolaborator dapat terjaga dengan baik.