ITB Kampus Jatinangor Sebagai “Off-G Campus” Pertama, Yuk Intip Sejarahnya!

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita

Dokumentasi Muh. Umar Thoriq

JATINANGOR, itb.ac.id - Institut Teknologi Bandung (ITB) memiliki komitmen untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, serta seni. Maka dari itu, sebagai Perguruan Tinggi Negeri, ITB menetapkan Rencana Induk Pengembangan (RENIP) 2006-2025 sebagai landasan pengembangan institusi dalam jangka panjang.

Salah satu dari pengembangan institusi ini adalah dengan pengembangan multikampus. Tujuannya juga agar meningkatkan peran ITB dalam membangun riset yang unggul di masa depan, serta agar semakin berkontribusi dalam mengembangkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dalam bidang teknologi.

Selaras dengan hal itu, ITB pun melakukan pengembangan multikampus yang telah berjalan di ITB Kampus Ganesha, ITB Kampus Jatinangor, ITB Kampus Cirebon, dan ITB Kampus Jakarta.

Dengan diterapkannya kebijakan ITB multikampus ini, muncul istilah "On-G Campus" dan "Off-G Campus". Istilah "On-G Campus" ini merujuk pada ITB Kampus Ganesha, sementara itu kampus-kampus ITB lain di luar selain Ganesha disebut sebagai "Off-G Campus".

ITB Kampus Jatinangor berlokasi di wilayah Sayang, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Mulanya, ITB Kampus Jatinangor dibangun karena kampus utama yang berlokasi di Ganesha, dirasa sudah melebihi kapasitas untuk menunjang aktivitas akademiknya.

Kapasitas kampus yang seharusnya hanya 15.000 orang, nyatanya ditempati oleh lebih dari 23.000 dosen, karyawan dan mahasiswa ITB yang beraktivitas disana. Kampus yang terlalu padat ini dirasa akan kurang dapat mendukung berbagai kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Untuk mengatasi over capacity di ITB Kampus Ganesha, akhirnya direncanakan pengembangan kampus "Off G Campus" pertama di Jatinangor. Rencana pengembangan kampus seluas 46 hektar ini akhirnya disetujui oleh 4 Pilar ITB (Majelis Wali Amanat, Senat Akademik, Majelis Guru Besar dan Rektor). ITB Kampus Jatinangor ini juga direncanakan sebagai pusat pengembangan, dengan keunggulan life science.

ITB Jatinangor juga dibangun atas dasar keselarasan program pengembangan dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam hal pangan, kesehatan, energi, industri, water resources, transportasi, dan lingkungan. Latar belakangnya adalah pengembangan pendidikan tinggi Indonesia yang merupakan bagian dari rencana pembangunan Pemerintah Republik Indonesia dan pengembangan daerah Jawa Barat yang dituangkan dalam Rencana Strategis Pemerintah Daerah Jawa Barat.

Sejarah Perkembangan
ITB Kampus Jatinangor dikembangkan di lahan aset Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yakni ex-lahan Universitas Winayamukti. Lahannya membentang dari utara ke selatan serta berhadapan dengan Jalan Raya Bandung-Sumedang.

Dokumentasi Muh. Umar Thoriq

Pengembangan ITB Kampus Jatinangor dilaksanakan dalam beberapa proses, antara lain:

-27 Januari 2010 : Penandatangan perjanjian kerjasama nomor 073/02/otdksm dan No. 022/K01/DN/2010 antara ITB dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat tentang peningkatan kualitas sumber daya manusia.

-21 April 2010 : Penerbitan keputusan Rektor Institut Teknologi Bandung nomor 147/SK/K01/2010, tentang pembentukan Direktorat Pengembangan ITB di bawah koordinasi Wakil Rektor bidang Keuangan, Perencanaan dan Pengembangan.

-31 Desember 2010 : Penandatangan perjanjian kerjasama Nomor: 073/02/otdaksm/2010 antara ITB dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang berisi tentang pengelolaan lahan pendidikan yang terletak di Jatinangor dan di Tanjungsari, Kabupaten Sumedang.

-31 Desember 2010 : Adendum pertama perjanjian No. 065/K01/KM/2010.

-18 Januari 2013 : Adendum kedua perjanjian kedua No. 073/01/PBD dan 004/IJLA/KM/2013.

-29 Agustus 2016 : Perjanjian Hibah antara Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dengan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi mengenai Hibah Barang Milik Daerah Berupa Tanah dan Bangunan yang terletak di Jalan Raya Jatinangor-Sumedang, Desa Sayang, Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang.

-14 Agustus 2017 : Diserahterimakan Barang Milik Negara Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi berupa bangunan kepada Institut Teknologi Bandung dengan Berita Acara No. 3449/A.A3/KU/2017.

Pengembangan fasilitas ITB Jatinangor tahun ke tahun semakin gencar dilaksanakan sampai kini. Terlebih lagi untuk mendukung atmosfer perkuliahan lebih dari 5.000 mahasiswa Tahap Persiapan Bersama (TPB) melalui surat edaran (SE) Rektor ITB Nomor: 119/ITI.A/KM/2023 tentang pelaksanaan kegiatan akademik TPB di ITB Kampus Jatinangor per tahun akademik 2023/2024.

Secara umum, program akademik yang direncanakan dikembangkan di ITB Kampus Jatinangor meliputi program Sarjana, penelitian Magister dan Doktoral, continuiting education, alih jenjang, penelitian dan pengabdian pada masyarakat, dan penelitian di laboratorium lapangan.

Sementara itu, Fakultas/Sekolah yang ada di ITB Kampus Jatinangor, antara lain:
1. Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH ITB)
-Program Sarjana Rekayasa Hayati
-Program Sarjana Rekayasa Pertanian
-Program Sarjana Rekayasa Kehutanan
-Program Sarjana Teknologi Pasca Panen

2. Fakultas Teknologi Industri (FTI ITB)
-Program Sarjana Teknik Bioenergi dan Kemurgi
-Program Sarjana Teknik Pangan

3. Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL ITB)
-Program Sarjana Teknik dan Pengelolaan Sumberdaya Air
-Program Pengelolaan Infrastruktur Air Bersih dan Sanitasi

4. Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM ITB)
-Program Sarjana Kewirausahaan

5. Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTM ITB)
-Program Magister Metalurgi

6. Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK ITB)
-Program Magister Arsitektur Lanskap

7. Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI ITB)
-Program Studi Sistem Teknologi Informasi
-Program Studi Teknik Informatika

8. Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD ITB)
-Program Studi Design Komunikasi Visual

Reporter: Muh. Umar Thoriq (Teknik Pangan, 2019)


scan for download