ITB Rancang Rencana Program Sampah Berkelanjutan dan Optimalisasi IPST

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita


BANDUNG, itb.ac.id -- Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali mengadakan rapat untuk menindaklanjuti program sampah berkelanjutan secara hybrid di Ruang RAPIM A, Rektorat ITB, dan Zoom, Selasa (05/09/2023).

Pertemuan tersebut sebagai tindak lanjut kick off meeting penanganan sampah di ITB pada 5 Juli 2023. Anggota Tim Penanganan Sampah, Emenda Sembiring, S.T, M.T, M.Eng.Sc., Ph.D., menyampaikan sejumlah rencana lingkup kerja Tim Penanganan Sampah ITB untuk tahun 2023-2024 demi mewujudkan eco-campus.

Hal tersebut dimulai dengan pembuatan master plan persampahan berkelanjutan di multikampus ITB, program peningkatan partisipasi civitas academica untuk mendukung pengelolaan sampah berkelanjutan, hingga pembuatan SOP pengelolaan sampah berkelanjutan baik saat ada event maupun tidak.

"Program peningkatan partisipasi civitas academica untuk mendukung pengelolaan sampah berkelanjutan, termasuk Green Our Campus sudah mulai dari 21 Agustus 2023," ujarnya.

Green Our Campus adalah salah satu program inovasi multidisiplin untuk mempercepat inisiatif kampus berkelanjutan di ITB di bawah supervisi HMTL ITB, KMIL ITB, dan IATL ITB.

Sementara itu, Ketua Tim Penanganan Sampah, Dr.Eng. Pandji Prawisudha, menyampaikan sejumlah rencana pengoptimalan Instalasi Pengolahan Sampah Terpadu (IPST) di kawasan Sabuga.

Saat ini, IPST mayoritas mengolah sampah organik. Selain itu, sampah organik tersebut dikirim ke TPST Cicukang, Dinas Lingkungan Hidup.

Beliau mengatakan bahwa komposisi sampah kampus sangat berbeda dengan sampah domestik. Sebanyak 36 persen berupa sampah tanaman, 16 persen sisa makanan, 24 persen kertas, 11 persen plastik daur, 2 persen logam-kaca, 4 persen plastik residu, dan 7 persen lain-lain.

"Dari sini kita bisa lihat bahwa sekitar 50 persennya memang sampah organik, yakni sampah taman sehingga relatif mudah untuk diproses dibandingkan sampah domestik atau sampah rumah tangga biasa," ujarnya.

Demi mengolah sampah tersebut, terdapat beberapa proses yang dapat dioptimalkan, mulai dengan pemilahan mekanikal, pengambilan dan pengepakan material daur ulang secara mekanik, pengambilan dan pengolahan material residu anorganik secara termal, hingga pengangkutan dan pengolahan material organik secara biologi.

Dengan berbagai proses tersebut, komposisi sampah pun akan terbagi menjadi material daur ulang yang bisa mencapai kurang lebih 35 persen, residu abu kurang lebih 2 persen, material siap dikomposkan 30 persen dan siap diberikan untuk maggot sebanyak 15 persen.

Adapun setiap langkah yang ITB lakukan untuk penanganan sampah akan dioptimalkan dengan berbagai teknologi. Dengan demikian, kepedulian terkait program sampah keberlanjutan tidak hanya tentang lingkungan, tetapi juga terkait pemanfaatan teknologi.

Reporter: M. Naufal Hafizh