ITB Sehat: Cerdaskan Generasi Muda Melalui Seminar Kesehatan

Oleh Syardianto

Editor Syardianto

BANDUNG, itb.ac.id - Sehat menurut WHO adalah sejahtera, jasmani, rohani dan sosial, bukan hanya terbebas dari penyakit ataupun cacat saja. Perilaku hidup sehat harus diterapkan sedari dini karena tingkat kesehatan akan mencerminkan pola perilaku dan gaya hidup seseorang. Gaya hidup sehat yang diterapkan sejak usia muda akan memberikan manfaat besar di usia tua. Jika di usia muda pola hidup sehat tidak diterapkan, akan berakibat buruk pada usia lanjut. Faktanya, banyak masyarakat Indonesia yang belum mengenal pola hidup sehat di usia produktifnya. Mereka melalaikan hal kecil dari manfaat yang besar dan menggunakan hal besar untuk manfaat yang kecil.

Dilatarbelakangi oleh kondisi ini, Keluarga Mahasiswa ITB bekerja sama dengan Himpunan Mahasiswa Farmasi ITB membuat suatu program pencerdasan, sosialisasi dan pelayanan kesehatan sehari bersama ITB yang disebut "ITB Sehat". Kegiatan Seminar Kesehatan yang berlangsung di Gedung Planologi ITB pada Jumat (21/02/2014) ini mengusung tema "Pentingnya Kesehatan untuk Generasi Berprestasi".

Gaga Irawan, dokter kelompok keahlian Ilmu Gizi Universitas Padjajaran yang menjadi pembicara pada seminar ini mengatakan bahwa usia dewasa adalah usia yang sangat penting karena merupakan kelompok usia masyarakat terbesar, panutan generasi muda dan juga bekal untuk generasi selanjutnya. Beliau mengatakan bahwa fakta saat ini usia dewasa (35 tahun ke atas) adalah usia rentan terhadap pernyakit. Hal ini disebabkan karena pola hidup dan faktor gaya hidup menentukan status kesehatan gizi. Sebagai perbandingan data, pola hidup di Amerika Serikat tidak berbeda jauh dengan di Indonesia. Ambil makanan cepat saji sebagai contoh utama. 65% masyarakat era modernisasi memiliki kegemaran untuk mengkonsumsi makanan cepat saji yang kaya akan lemak hewani, tepung, gula, dan kurangnya serat. Tidak hanya itu, Gaga menyebutkan 30% lemak berasal dari minyak goreng yang dipakai sehari-hari. "Inilah yang menjadi faktor utama buruknya gizi seseorang karena pola hidup yang kurang sehat di samping faktor kemiskinan yang mempengaruhi," tutur Gaga di sela pemaparannya.

Kegiatan Seminar Kesehatan yang dihadiri oleh Generasi Muda ITB ini telah menarik perhatian untuk mengubah pola hidup menuju sehat. Gaga menyinggung bahwa untuk memilih makanan yang tepat harus meninjau kebutuhan yang diperlukan tubuh dalam mengarungi kegiatan fisik, "Apalagi saat ini, mahasiswa ITB itu sangat sibuk oleh kegiatan akademik dan non akademik" ungkap Gaga.

Makanan yang tepat adalah makanan dengan komposisi yang dianjurkan berbasis tumbuhan kaya serat, sumber protein hewan, menu cukup omega-3. Pola makan sehat ini harus dikombinasikan dengan berolahraga. Gaga menjelaskan lebih detail mengenai pemilihan sumber protein yang baik. Dilihat dari gizinya, protein unggas lebih baik daripada daging, protein ikan lebih baik daripada unggas, tempe lebih baik daripada tahu, dan putih telur lebih baik dari kuning telu. Perbandingan ini disesuaikan dengan kandungan protein yang tidak berbeda jauh namun dianjurkan untuk dikonsumsi secara rutin.

Seminar Kesehatan yang membuka pola pikir ini juga dihadiri oleh Dosen Kelompok Keahlian Keolahragaan, Ibu Mia dan atlet maraton, Ikhsan Adfinda (FTMD 2013) sebagai pembicara kedua dan ketiga. Mereka menyampaikankan topik mengenai stress yang rentan terjadi pada mahasiswa usia produktif. Stress dapat dibedakan menjadi 2, yaitu stress akibat reaksi fisiologis seperti sakit kepala, sakit pundak, sariawan dan maag, serta stress yang disebabkan oleh reaksi psikologis, yakni mudah marah dan sulit berkonsentrasi. Untuk itu, dosen keolahragaan Jasmani ITB ini mengatakan bahwa untuk penanganan stress dapat dilakukan dengan menyeimbangkan aktivitas fisik, meditasi, menyalurkan hobi, dan berolahraga.

Lakukan dari Hal yang Kecil

Sebagai seorang atlet maraton dan telah mendapatkan banyak prestasi di bidang keolahragaan lari, Ikhsan memaparkan bahwa untuk berolahraga tidak harus yang susah dan menyita waktu, cukup dari kegiatan kecil seperti berjalan kaki, bersepeda, naik tangga, atau kegiatan yang bersifat melakukan pergerakan anggota tubuh. "Saya sering bersepeda dari rumah ke sekolah setiap harinya ketika saya berada di Negeri Jiran dan ketika kembali ke Indonesia saya tetep bersepeda, sehingga tubuh saya yang dulunya selalu mendapatkan penyakit tahunan kini telah berangsur pulih dan jarang terjangkit kembali," ungkap Ikhsan bersemangat.

Mulailah dari hal kecil yang akan mendapatkan manfaat yang besar, dari berolahraga yang sederhana untuk mendapatkan kebugaran yang baik, dari mengontrol pola makan untuk tubuh yang sehat. Mengatur pola hidup dan berolahraga adalah cara menuju sehat yang berkualitas untuk generasi yang berprestasi, karena tingkat kesehatan akan berbanding lurus dengan tingkat prestasi yang dapat dicapai.