SBM ITB Talks: Panduan Memulai Investasi dari Nol
Oleh M. Naufal Hafizh
Editor M. Naufal Hafizh
BANDUNG, itb.ac.id - Belakangan ini, investasi menjadi hobi baru sejumlah masyarakat, khususnya Gen Z. Namun, banyak di antara mereka yang gagal berinvestasi karena hanya ikut-ikutan dan terpengaruh influencer tanpa tahu langkah dasar yang perlu dilakukan sebelum berinvestasi.
Untuk menjawab permasalahan tersebut, episode terbaru SBM ITB Talks membahas panduan lengkap memulai perjalanan investasi dengan narasumber Atika Irawan, M.Sc., Dosen Finance SBM ITB dan Dr. R. Aswin Rahadi, S.T., M.B.A., Business Risk and Finance Interest Group SBM ITB.
Langkah awal yang krusial adalah memahami profil risiko sebelum berinvestasi. Profil risiko investasi adalah indikator yang menunjukkan seberapa besar seorang investor dapat menoleransi risiko investasi.
“Setiap individu itu punya profil yang berbeda-beda dipengaruhi oleh usia, latar belakang, pendidikan, dan lain-lain. Ada risk averse yang relatif konservatif, risk neutral yang mau mengambil risiko tetapi tetap concern dengan initial investment-nya, serta risk taker yang berani mengambil investasi berisiko tinggi. Setiap investor memiliki toleransi risiko yang berbeda dan pemahaman ini membantu dalam pengambilan keputusan investasi,” kata Atika.
Investasi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti deposito, obligasi, reksadana, emas, properti, saham, dan lain-lain. Setiap investasi memiliki karakteristik dan potensi imbal hasil yang berbeda.
“Deposito adalah produk dengan low risk dan low return. Deposito bisa jadi tools supaya uang kita tidak termakan inflasi. Obligasi adalah surat utang yang dikeluarkan oleh negara atau perusahaan dan kita dapat bunga dan initial investment. Sedangkan reksadana dengan risk yang lebih tinggi bisa dibedakan lagi berdasarkan tingkat risk-nya dari yang paling rendah yaitu reksadana pasar uang, pendapatan tetap, campuran, dan pasar saham,” kata Dr. Aswin.
Selain menyesuaikan dengan profil risiko, dalam memilih produk investasi, subjek perlu mempertimbangkan tujuannya. Tujuan ini dapat dicapai dengan satu produk atau bermacam-macam produk.
Diversifikasi adalah adalah strategi dengan menyebar investasi ke berbagai jenis aset. Strategi ini penting untuk mengelola risiko dari fluktuasi pasar yang merugikan. “Di sini kita tidak cari return yang maksimal tapi return yang optimal. Karena kalau maksimal berarti risiko juga berarti besar, tapi kalau kejar yang optimal risikonya masih bisa di-manage untuk mencapai tujuan yang mau dicapai,” ujar Dr. Aswin.
Menggunakan jasa perencana keuangan juga dapat membantu investor dalam merumuskan strategi investasi yang sesuai dengan tujuan keuangan jangka panjang, serta mengelola dengan lebih efektif.
Anda dapat menyaksikan SBM Talks tersebut di YouTube SBM ITB.
Reporter: Erika Winfellina Sibarani (Matematika, 2021)