Zero Carbon secara sederhana adalah kondisi yang tercapai ketika emisi karbon (CO2)  yang diproduksi akibat kegiatan sehari-hari seperti pemakaian listrik, asap kendaraan, menebang pohon, dan lain-lain dapat diminimalkan sehingga dapat berkontribusi aktif untuk mengurangi perubahan iklim dunia. 

Karbon merupakan salah satu elemen yang apabila lepas ke udara dalam bentuk gas, dapat menyebabkan efek rumah kaca dan menyebabkan suhu bumi semakin panas. Melalui kompetisi konsep dan ide Zero Carbon untuk kampus Ganesha ini, diharapkan ITB dapat menjadi contoh kampus yang dapat menerapkan aktivitas Zero Carbon dalam berkegiatan sehari-hari. 

“Kita merasa bahwa ITB harus memiliki peran yang lebih dari kampus lain karena banyak kampus lain yang bahkan sudah mempunyai SDG’s Center sedangkan ITB belum. Oleh karena itu kami mengajak fokus kepada teman-teman di ITB untuk berbuat sesuatu,” terang Maya yang memiliki nama lengkap Ir. Maria Dian Arini, MSi., ketua acara Kompetisi Konsep dan Ide Zero Carbon belum lama ini.

Kompetisi ini mengajak mahasiswa dan dosen untuk bekerjasama menggali ide, kemudian ide akan diseleksi bersama oleh para dewan juri. Hadiah yang disediakan juga cukup besar, yaitu Rp 60 juta bagi para innovator terbaik. “Kami sadar bahwa menerapkan sebuah ide bukanlah hal yang main-main, maka kami sediakan apresiasi yang sepadan,” ujar Maya yang juga Sekjen International Society of Sustainablity Professional (ISSP) Indonesia Chapter .

Kompetisi Konsep dan Ide Prakarsa Zero Carbon Untuk Kampus Ganesha ini akan dimulai dengan workshop dan technical meeting bagi para peserta pada tanggal 27 Oktober 2018, kemudian seleksi akan dilaksanakan pada bulan Oktober-November. Presentasi akhir akan dilaksanakan pada 6 Desember 2018 untuk memilih inovator terbaik. Selain kompetisi ini, ITB’88 juga mengadakan rangkaian acara reuni ITB’88 seperti fun-run dan hiburan di kampus ITB Ganesha.

Report Nur Faiz Ramdhani