Jalin Kerja Sama dengan University of Twente, ITB Gelar Seminar Nasional Bertemakan Energi Surya

Oleh Diviezetha Astrella Thamrin

Editor Diviezetha Astrella Thamrin

JAKARTA, itb.ac.id - Kebutuhan akan bahan bakar dewasa ini kian mendesak seiring dengan perkembangan zaman. Dengan naiknya harga minyak mentah di pasar global, para praktisi akademis dan peneliti kini gencar mengembangkan berbagai sumber energi terbarukan, yang salah satunya adalah energi surya. Berangkat dari isu ini, Pusat Penelitian Energi Baru dan Terbarukan (PPEBT) ITB bersama dengan Laboratorium Meteorologi Terapan ITB menjalin kerja sama dengan University of Twente, Belanda, menggelar sebuah seminar nasional bertemakan energi surya. Bertempat di The Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta, seminar nasional yang digelar pada Selasa (11/03/14) ini mengangkat "Pengembangan dan Implementasi Teknologi Energi Surya di Indonesia" sebagai tajuk utamanya.

Perkembangan energi surya telah menjadi salah satu model energi yang berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia, baik untuk saat ini maupun di masa mendatang. Indonesia yang memiliki paparan sinar matahari yang relatif tinggi semakin memudahkan implementasi pengadaan energi surya di berbagai daerah. Menurut Dr. Armi Susandi, MT, Ketua Panitia Seminar Nasional Energi Surya ini, pada dasarnya seminar nasional ini diadakan untuk memicu perkembangan energi surya di Indonesia. "Selain itu, seminar nasional ini juga memberikan informasi lengkap mengenai prospektivitas implementasi secara finansial dan tantangan perkembangan energi surya di Indonesia," tutur Armi.

Berbagai pemangku kepentingan yang berkaitan dengan sumber energi di Indonesia turut diundang pula pada seminar ini, seperti PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), PT Pertamina (Persero) Tbk., Kementerian ESDM, PT Surya Energi Indotama (PT LEN), dan berbagai pihak lainnya, baik badan-badan usaha milik negara maupun perusahaan-perusahaan swasta. Seminar nasional digelar dalam bentuk presentasi dari narasumber yang dilengkapi dengan diskusi terbuka bersama para peserta seminar. "Seminar ini juga dapat menjadi wadah diskusi dari beberapa pihak pemangku kepentingan, masyarakat, dan berbagai pihak lainnya terhadap pengembangan energi surya," ujar Armi.

Setelah sambutan, seminar dimulai dengan pengenalan Program Magister Energi Terbarukan di ITB oleh Dekan Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB, Prof. Dr. Ir. Yatna Yuwana Martawirya. Seminar dilanjutkan dengan pemaparan dari Kepala Divisi Energi Baru dan Terbarukan PT PLN, Ir. Moch. Sofyan. Dalam pemaparannya, Moch. Sofyan menyampaikan tantangan terhadap teknologi dan sumber daya dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya.

"Pada seminar ini, dipublikasikan pula hasil kegiatan kerja sama 'Joint Development of a Knowledge Center on Solar Energy' antara Institut Teknologi Bandung (ITB) dan University of Twente (UT) yang telah berlangsung sejak Desember 2010 silam," kata Armi. Kegiatan yang dikenal dengan Proyek INDF ini bertujuan membangun sistem panel surya di Jayapura dan pengembangan pusat energi surya di ITB, dan telah memasuki tahap penyelesaian. Selain itu, dipaparkan pula status pengembangan tenaga surya di Indonesia untuk saat ini. Direktur Operasional PT Surya Energi Indotama, Ir. R. Wahyu Gelora, menjelaskan pula Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang kini telah terpasang di Bali.

Dengan seminar nasional ini, Armi berharap dapat membawa perkembangan baru pada masa depan energi surya dan energi terbarukan beserta penerapannya di Indonesia. Selain itu, Armi juga berharap seminar ini dapat menginisiasi kerja sama baru antara pemerintah, perusahan nasional dan swasta, serta peneliti dan praktisi. "Kerja sama ini dibutuhkan untuk meningkatkan implementasi sistem energi surya dan energi terbarukan di Indonesia," tutup Armi.

 

Dokumentasi: Yos Hadisaputro