Kadarsah Suryadi, Rektor ITB 2014-2019: ITB untuk Menjadi Entrepreneurial University
Oleh Hafshah Najma Ashrawi
Editor Hafshah Najma Ashrawi
BANDUNG, itb.ac.id - "Pemimpin adalah manusia biasa yang mempunyai karya luar biasa," merupakan kutipan Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA pada Sidang Terbuka Senat Akademik November silam. Kadarsah kini terpilih sebagai rektor baru ITB untuk periode 2014-2019 menggantikan Prof. Dr Akhmaloka. Keputusan penetapan Kadarsah dilakukan dalam rapat pleno Majelis Wali Amanat ITB bertempat di Gedung BPI, Jalan Dipati Ukur, Bandung pada Senin (15/12/14). Adapun Kadarsah merupakan Guru Fakultas Teknik Industri ITB. Sebelumnya, pada periode 2011-2014 Kadarsah menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB (WRAM), namanya pun tidak asing didengar oleh kalangan mahasiswa. Kadarsah merupakan rektor ITB pertama yang terpilih melalui musyawarah mufakat.
Selama masa kepemimpinannya sebagai WRAM, misalnya melalui Lembaga Tahap Persiapan Bersama, Kadarsah menghasilkan mekanisme penanganan mahasiswa kasus TPB yang telah berhasil menurunkan tingkat putus studi mahasiswa ITB pada tahun pertama. Melalui lembaga kemahasiswaan (LK), juga telah dihasilkan sistem dan mekanisme seleksi calon penerima beasiswa bidik misi. Hal yang tidak kalah penting lainnya adalah implementasi "tracer study" untuk semua program studi sarjana untuk mendapatkan feedback dari alumni. Hasil dari "tracer study" ini sangat penting bagi semua program studi karena dapat menjadi masukan dari evaluasi kurikulum dan peningkatan kualitas pengajaran di ITB. Selain itu, masih banyak terdapat prakarsa Kadarsah melalui Direktorat Pendidikan, Sekolah Pascasarjana, Lembaga Pengkajian Pendidikan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP4), dan unit-unit teknis lainnya selama masa kepemimpinannya sebagai WRAM.
Kadarsah juga aktif pada berbagai organisasi di luar ITB, misalnya Forum Wakil Rektor Bidang Akademik pada Majelis Rektor PTN Indonesia, Koordinator dari Regional Observatory on Information Society in Asia and Pacific UNESCO, Steering Commitee of AUN-USR & S (Asia University Network - University Social Responsibility and Sustainability), dan masih banyak berbagai pengalaman organisasi lainnya. Sejak tahun 2012, Kadarsah juga berpengalaman menjadi visiting profesor pada bidang Decision Making and Knowledge Management di Ecole des Mines de Nantes - France.
Kadarsah meraih gelar sarjananya dari jurusan Teknik Industri ITB pada 1986, kemudian Ia melanjutkan studinya pada Master Program of Technology Innovation Management di Departemen Teknologi Industri, Ecole Centrale Paris, Prancis. Setelahnya ia melanjutkan studinya sampai tingkat doktor pada Universite d'Aix Marsaille-3, Prancis. Kadarsah merupakan akademisi yang menspesialisasikan penelitiannya pada bidang Computer Aided Decision Support System dan Technology Innovation Management.
Ia sebelumnya juga pernah memperoleh beberapa penghargaan seperti Mahasiswa Teladan ITB dan Mahasiswa Teladan Nasional, Satyalancana Dwidya Sistha, Satyalancana Karya Satya dan yang terakhir adalah Penghargaan Lencana Pengabdian 25 Tahun yang Ia peroleh dari ITB. Selama berkarir di Institut Teknologi Bandung, Kadarsah telah menghasilkan kurang lebih 88 karya ilmiah, yang terdiri dari 8 jurnal internasional, 4 buah buku, 5 buah jurnal nasional, 38 makalah dalam prosiding internasional dan 33 makalah dalam prosiding nasional.
Rencanakan Program Strategis ITB untuk Wujudkan Entrepreneurial University
Pada program yang Ia canangkan, Kadarsah menyatakan bahwa arah pengembangan ITB ke depannya adalah menjadi uiversitas penelitian kelas dunia yang berperan sebagai pelopor serta garda terdepan dalam menjawab permasalahan lokal dan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan dan daya saing bangsa. Hal ini diusahakan oleh peningkatan karya yang diakui dan dihormati oleh masyarakat internasional. Kemudian pengembangan ITB selanjutnya juga diarahkan untuk menghasilkan lulusan yang berdaya saing internasional, bermartabat, berjiwa kepeloporan dan memiliki integritas.
Beberapa target yang Kadarsah canangkan diantaranya peningkatan program studi yang terakreditasi internasional dari 13 prodi menjadi 35 prodi, dan peningkatan kelas internasional dari 3 kelas menjadi 15 kelas yang merupakan beberapa strategi dalam menjalankan peran akademik ITB. Dalam strateginya, Kadarsah juga mencanangkan peningkatan jumlah paten, prototype, dan karya kreatif; kerjasama dengan berbagai pihak untuk menerapkan hasil riset dan karya kreatif untuk menjawab permasalahan bangsa, dan reorientasi fokus penelitian. Berbagai strategi ini diupayakan untuk menguatkan ITB sebagai Research University untuk menuju Entrepreneur University.
Kadarsah juga aktif pada berbagai organisasi di luar ITB, misalnya Forum Wakil Rektor Bidang Akademik pada Majelis Rektor PTN Indonesia, Koordinator dari Regional Observatory on Information Society in Asia and Pacific UNESCO, Steering Commitee of AUN-USR & S (Asia University Network - University Social Responsibility and Sustainability), dan masih banyak berbagai pengalaman organisasi lainnya. Sejak tahun 2012, Kadarsah juga berpengalaman menjadi visiting profesor pada bidang Decision Making and Knowledge Management di Ecole des Mines de Nantes - France.
Kadarsah meraih gelar sarjananya dari jurusan Teknik Industri ITB pada 1986, kemudian Ia melanjutkan studinya pada Master Program of Technology Innovation Management di Departemen Teknologi Industri, Ecole Centrale Paris, Prancis. Setelahnya ia melanjutkan studinya sampai tingkat doktor pada Universite d'Aix Marsaille-3, Prancis. Kadarsah merupakan akademisi yang menspesialisasikan penelitiannya pada bidang Computer Aided Decision Support System dan Technology Innovation Management.
Ia sebelumnya juga pernah memperoleh beberapa penghargaan seperti Mahasiswa Teladan ITB dan Mahasiswa Teladan Nasional, Satyalancana Dwidya Sistha, Satyalancana Karya Satya dan yang terakhir adalah Penghargaan Lencana Pengabdian 25 Tahun yang Ia peroleh dari ITB. Selama berkarir di Institut Teknologi Bandung, Kadarsah telah menghasilkan kurang lebih 88 karya ilmiah, yang terdiri dari 8 jurnal internasional, 4 buah buku, 5 buah jurnal nasional, 38 makalah dalam prosiding internasional dan 33 makalah dalam prosiding nasional.
Rencanakan Program Strategis ITB untuk Wujudkan Entrepreneurial University
Pada program yang Ia canangkan, Kadarsah menyatakan bahwa arah pengembangan ITB ke depannya adalah menjadi uiversitas penelitian kelas dunia yang berperan sebagai pelopor serta garda terdepan dalam menjawab permasalahan lokal dan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan dan daya saing bangsa. Hal ini diusahakan oleh peningkatan karya yang diakui dan dihormati oleh masyarakat internasional. Kemudian pengembangan ITB selanjutnya juga diarahkan untuk menghasilkan lulusan yang berdaya saing internasional, bermartabat, berjiwa kepeloporan dan memiliki integritas.
Beberapa target yang Kadarsah canangkan diantaranya peningkatan program studi yang terakreditasi internasional dari 13 prodi menjadi 35 prodi, dan peningkatan kelas internasional dari 3 kelas menjadi 15 kelas yang merupakan beberapa strategi dalam menjalankan peran akademik ITB. Dalam strateginya, Kadarsah juga mencanangkan peningkatan jumlah paten, prototype, dan karya kreatif; kerjasama dengan berbagai pihak untuk menerapkan hasil riset dan karya kreatif untuk menjawab permasalahan bangsa, dan reorientasi fokus penelitian. Berbagai strategi ini diupayakan untuk menguatkan ITB sebagai Research University untuk menuju Entrepreneur University.