Kali Pertama Ikut Serta, Tim Promethee Juarai IDEA INDFEST 2016

Oleh Bayu Septyo

Editor Bayu Septyo

BANDUNG, itb.ac.id - Putra-putri Ganesha kembali mengharumkan nama ITB di kancah kompetisi nasional. Dina Tania, Billy Reinhart, dan Suci Puspita Sari yang tergabung dalam Tim Promethee berhasil meraih juara 2 dalam ajang Industral Engineering On Action (IDEA), salah satu rangkaian acara dari Industrial Festival (INDFEST) 2016. Acara yang memperinganti HUT Himpunan Mahasiswa Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Andalas (HMTI FT-Unand) dan Dies Natalis Jurusan Teknik Industri Ke-22 Universitas Andalas ini diikuti oleh ketiga mahasiswa Teknik Industri ITB tersebut pada Senin hingga Kamis (25-28/04/16) di Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat.

Kompetisi yang Menantang

Tim Promethee rupanya harus melalui proses seleksi yang sangat ketat. Pada tahap awal, seluruh tim yang telah terdaftar menjadi peserta diharuskan mengikuti seleksi online dengan menjawab sebanyak 30 pertanyaan pilihan ganda. Dari 60 tim yang terdaftar, hanya 15 tim terbaik yang akhirnya lolos ke babak selanjutnya. "Awalnya ada 5 tim dari Teknik Industri (ITB) yang ikut mendaftar. Tapi akhirnya hanya tim Promethee yang melaju ke rangkaian acara utama di Unand," ujar Suci. Setelah itu, proses seleksi dilaksanakan selama 4 hari di Universitas Andalas, Padang, yang dibagi menjadi 3 stage berbeda.

Stage 1 berisi Tes Keilmuan Teknik Industri yang terdiri dari 3 babak. Babak pertama merupakan adu jawab 50 pertanyaan pilihan ganda yang dilanjutkan dengan 15 pertanyaan singkat pada babak kedua. Sedangkan babak terakhir berupa ajang beting dengan tim lain. Pada tahap ini, tim Promethee menduduki peringkat kedua.

Selanjutnya kelimabelas tim melanjutkan kompetisi pada stage 2 yaitu simulation games, simulasi mengenai cara pengaturan strategi distribusi. Ada 3 peran yang harus dilakoni oleh setiap anggota tim diantaranya sebagai distributor, retailer, dan pihak manufactur. Dalam simulasi ini, setiap tim harus bisa memenuhi permintaan pelanggan dengan tepat tanpa berlebihan dalam produksi. Uniknya, selama simulation games berlangsung setiap anggota tim sama sekali tidak bertatap muka, melainkan menggunakan sistem online dalam pelaksanaannya. Tim dengan keuntungan terbesarlah yang akan menjuarai stage 2. Dari hasil akumulasi dengan stage sebelumnya, tim Promethee ITB berhasil menduduki peringkat ketiga.

Pada hari ketiga, Rabu (27/04/16), tim yang berhasil masuk 5 besar berkesempatan mengunjungi PT. Semen Padang untuk selanjutnya melakukan Real Case Study. Kasus terebut berupa persoalan mengenai supply chain management yang kemudian dianalisis dan dibuat solusinya dalam waktu pengerjaan 3 jam.

Hari terakhir dialokasikan bagi para tim untuk mempresentasikan hasil kerja mereka yang akan dinilai oleh ketiga juri dari bidang yang berbeda berupa segi akademik (perwakilan Unand), segi praktisi logistik (PT. Pos Indonesia), dan segi transportasi & distribusi (PT. Semen Padang). Tim Promethee tampil pada urutan keempat dengan judul presentasi "Pencarian Pola Distribusi Optimum untuk PT. Semen Padang". Berkenaan dengan itu, Dina mengenang, "Awalnya sempat tidak percaya diri dengan solusi yang dibuat. Tapi unutngnya kita bisa jawab semua pertanyaan dari juri". Setelah melalui kompetisi yang menantang, Tim Promethee ITB berhasil pulang dengan menggondol gelar juara kedua IDEA INDFEST 2016.

Asal Nama Promethee

"Promethee" merupakan nama sebuah tools dalam keilmuan Teknik Industri. Kata ini pertama kali diperdengarkan dalam kelas mata kuliah Sistem Pengambilan Keputusan yang diajarkan langsung oleh Prof. Dr.Ir. Kadarsah Suryadi selaku rektor ITB. "Saat kita daftar IDEA INDFEST 2016 dan akan nulis nama tim, kita kepikiran untuk nulis nama Promethee. Nama itu kita ambil dari salah satu mata kuliah di Teknik Industri. Akhirnya terbentuklah tim Promethee ini," tambah Dina.

Motivasi dalam Berkompetisi

Ini adalah kali pertama Teknik Industri ITB mengikuti kompetisi IDEA INDFEST. Bagi Promethee, hal ini menjadi kebanggaan tersendiri karena berhasil menyabet titel &pos;runner up' pada keikutsertaan perdana. Billy sendiri mengaku bahwa keinginan untuk mengikuti kompetisi sudah ada sejak tingkat 2. "Dengan ikut lomba, kita bisa jalan-jalan mengeksplorasi daerah. Memang ikutan lomba biar nggak sekedar teori di perkuliahan," ungkap Dina. "Kita juga bisa sharing dan compare kemampuan diri dengan peserta lain," tambah Suci.

Untuk selanjutnya, mereka mengaku ingin mengikuti lomba-lomba lain. Walaupun dengan formasi tim yang berbeda, mereka berharap dapat kembali mengharumkan nama ITB di tingkat nasional maupun internasional. Ketiganya berpesan supaya tidak takut dalam mengikuti kompetisi. "Jangan pernah takut ikutan lomba, karena dengan ikut lomba kita bisa compare diri kita dengan orang lain dan juga bisa mencari pengalaman," tutup Suci.

ITB Journalist Apprentice 2016

Cindy Meilita (Matematika 2013)