Kampanye HMTL: Katakan Tidak pada Kantong Plastik!

Oleh

Editor

Bandung, itb.ac.id - Diperkirakan ada 500 juta sampai 1 milyar kantong plastik digunakan penduduk dunia dalam satu tahun. Ini berarti ada sekitar 1 juta kantong plastik per menit. Untuk membuatnya, diperlukan 12 juta barel minyak per tahun, dan 14 juta pohon ditebang. Hal ini dapat memperburuk global warming karena kurangnya pohon sebagai paru-paru bumi yang dapat menyerap emisi gas rumah kaca. Selain bahan dasarnya yang non-renewable (dari hasil samping pengambilan bahan bakar minyak), plastik juga tidak hemat energi dalam proses pembuatannya. Sampah yang timbul dari pemakaian kantong plastik pun dapat menjadi masalah. Hampir semua kantong plastik akhirnya dibuang dan berakhir di landfill (lahan penimbunan sampah –red). Karena bukan berasal dari senyawa biologis, plastik memiliki sifat sulit terdegradasi (non-biodegradable). Plastik diperkirakan membutuhkan waktu 500 tahun hingga dapat terdekomposisi dengan sempurna. Sampah kantong plastik yang ditimbun di landfill dapat mencemari tanah dan air tanah sehingga dapat membahayakan kesehatan manusia. Apalagi jika sampah kantong plastik itu dibuang sembarangan. Ratusan ribu penyu, paus, dan mamalia laut lainnya mati karena memakan sampah plastik (salah satunya kantong plastik bekas) yang dibuang ke laut. Mereka salah mengiranya sebagai makanan. Sampah plastik yang dibuang sembarangan juga dapat menyumbat saluran drainase dan mengotori sungai. Sebagai contoh, banjir besar yang terjadi di Bangladesh tahun 1998 dan India tahun 2002 disebabkan karena sampah plastik yang menumpuk di sungai. Banjir yang melanda sebagian wilayah Indonesia baru-baru ini selain merupakan fenomena alam juga disebabkan kesalahan manusia, contohnya menumpuknya sampah di saluran drainase dan sungai. Salah satu jenis sampah tersebut adalah kantong plastik bekas. Walaupun plastik telah digunakan sejak 50 tahun lalu, namun penggunaannya meningkat tajam sejak 25 tahun terakhir seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat menjadi semakin konsumtif. Plastik memang memiliki kelebihan yaitu ringan, kuat, tahan lama, mudah dibentuk, dan merupakan isolator yang baik. Sampai sekarang belum ditemukan materi pengganti plastik yang ramah lingkungan. Kita memang tidak mungkin bisa menghapuskan penggunaan kantong plastik 100%, tapi kita dapat menguranginya dengan membawa tas sendiri yang dapat dipakai berulang kali saat berbelanja. Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) ITB mengadakan gerakan yang disebut “Anti Plastic Bag Campaign” untuk mengkampanyekan penggunaan tas sendiri ini. Kampanye ini bertujuan untuk menginformasikan dampak negatif penggunaan kantong plastik pada masyarakat dan memasyarakatkan penggunaan tas sendiri sebagai pengganti kantong plastik. Di negara-ngara maju, kampanye seperti ini sudah banyak dilakukan dengan jargon “Say No to Plastic Bags” atau “Bring Your Own Bag”. Sasaran kampanye ini adalah generasi muda (usia 15-25 tahun) atau biasa disebut Generation Y. Generasi ini lebih open minded dan mengikuti trend. Rangkaian kampanye terdiri dari Lomba Desain Tas, 1000 Puisi Sampah Anak Indonesia, dan acara puncak berupa serangkaian kegiatan kampanye pada massa kampus ITB dan masyarakat Bandung akan diadakan pada tanggal 5-9 Februari 2008. Dengan adanya kampanye ini, diharapkan muncul trend peduli lingkungan di Indonesia. Katakan tidak pada kantong plastik sekarang juga!