Karakter yang Dibutuhkan Mahasiswa untuk Menghadapi Revolusi 4.0
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id –Kuliah Pendidikan Karakter Institut Teknologi Bandung pada Jumat (18/3/2022), menghadirkan Pakar Filsafat Universitas Gadjah Mada, Dr. Arqom Kuswanjono. Topik yang diusung pada pertemuan ini adalah “Pendidikan Karakter untuk Kemajuan dan Peradaban Bangsa”.
“Karakter adalah nilai-nilai yang khas-baik. Tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik, dan berdampak baik terhadap lingkungan yang terpatri dalam diri dan tercermin dalam perilaku,” ujar Dr. Arqom.
Karakter secara koheren memancar dari hasil olah pikir, olah hati, olah raga, serta olah rasa dan karsa seseorang atau sekelompok orang. Karakter bisa bersifat individual, sosial, dan mondial. Karakter individual bersifat personal dan merupakan pembawaan dari lahir. Sementara itu, karakter sosial merupakan konstruksi sosial, dan karakter mondial merupakan karakter universal yang diturunkan dari berbagai prinsip yang bersifat umum.
Menurut perspektif filsafat, katanya, karakter adalah pribadi orang yang bijaksana. “Orang yang bijaksana adalah orang yang logis, etis, estetis, dan religius,” ujarnya. Jika dipecah lagi, karakter logis terdiri dari berbagai karakter lain seperti kritis, inovatif, sistematis, komprehensif, reflektif, dan radikal. “Radikal yang dimaksud dalam filsafat adalah berpikir secara mendalam dan juga memperhatikan berbagai dampak yang akan terjadi kedepannya sebelum membuat keputusan,” papar Dr. Arqom.
Lalu karakter etis terdiri dari kesadaran, kebebasan, dan tanggung jawab. Kemudian karakter estetis dapat dinilai secara lahiriah dan batiniah. Karakter estetis manusia yang terdalam hanya dapat dinilai secara batiniah. Meskipun, seringkali manusia sering dinilai estetika secara lahiriah. Sementara karakter agamis harus dicerminkan melalui sikap saling menghargai terhadap penganut agama lainnya.
Dr. Arqom juga menjelaskan tentang berbagai kemampuan yang dibutuhkan manusia untuk bertahan dalam revolusi industri 4.0 ini. “Berbagai kemampuan yang sangat dibutuhkan manusia untuk survive pada revolusi industri 4.0 ini adalah kemampuan berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, komunikasi, inisiatif, rasa ingin tahu, empati, kemampuan beradaptasi, dan kegigihan. Bukan hanya kemampuan, manusia juga harus meningkatkan literasi dan juga numerasi,” ungkap Dr. Arqom.
Tidak hanya berhenti di Revolusi Industri 4.0, dunia terus berkembang dan menciptakan Society 5.0: Super Smart Society. Society 5.0 ini mengintegrasikan ruang maya dan fisik. “Hal ini menciptakan sebuah masyarakat yang berpusat pada manusia yang menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial melalui sistem yang mengintegrasikan ruang maya dan ruang fisik,” papar Dr Arqom.
Dr. Arqom juga menegaskan bahwa untuk mengikuti perkembangan zaman dengan baik, dibutuhkan nilai moral atau moral value. “Nilai moral ini terdiri dari kebaikan, rasa menghargai, kepedulian, dan toleransi yang bermanfaat untuk alam dan kemanusiaan,” pungkas Dr Arqom.
Reporter: Yoel Enrico Meiliano (Teknik Pangan, 2020)