Kegiatan Sosial HMM ITB Bantu Masyarakat KBB Buat Pembangkit Listrik Tenaga Bayu
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id—Himpunan Mahasiswa Mesin (HMM), di Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB terkenal dengan sebutan "Solidarity Forever". Terdapat tiga nilai dalam konsep tersebut yaitu; study, society, dan solidarity. Melalui pengamalan dan pengaplikasian nilai society yang dimiliki HMM ITB, mereka berempati dan bergerak untuk memberi dampak pada masyarakat.
Lewat Divisi Sosial Masyarakat, HMM ITB mengusung berbagai pengabdian masyarakat. Mulai dari M-Solving Project yang bergerak dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di desa, M-ELEK Sekitar yang menyediakan seminar yang memberi edukasi terkait cara terjun langsung ke desa, M-Pati yang bergerak melalui bakti sosial, dan Kencleng yang menjadi wadah donasi dan penggalangan dana.
“Masyarakat itu merupakan bagian dari kita. Implementasikanlah ilmu yang telah kalian dapat dengan karya untuk membantu masyarakat," kata Agung Kurniawan, salah satu anggota HMM ITB.
Menurutnya, salah satu gagasan utama dari Divisi Sosial Masyarakat HMM ITB adalah menyelesaikan masalah pada masyarakat melalui pengimplementasian keilmuan Teknik Mesin. Melalui program kerja M-Solving Project, Divisi Sosial Masyarakat HMM ITB telah menghasilkan berbagai karya yang bermanfaat untuk kehidupan masyarakat.
Karya tersebut misalnya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Desa Cintaasih, Kabupaten Bandung Barat, pembuatan dan maintenance mesin pengering kopi dan pengupas biji kopi di Desa Nanggerang, Kabupaten Sumedang, hingga pembuatan mesin pengering dan mesin penyuling kapulaga di Kabupaten Garut.
PLTB berskala mikro yang dibangun di Desa Cintaasih diciptakan untuk mengalirkan listrik kepada berbagai sekolah di Desa Cintaasih karena suplai listrik yang tergolong minim pada Desa Cintaasih. Selain itu, penciptaan mesin pengering dan pengupas biji kopi di Desa Nanggerang juga bermanfaat untuk membantu para petani kopi di Desa Nanggerang dalam mengolah hasil panen kopi yang secara lebih lanjut dapat dijual oleh masyarakat Desa Nanggerang dan membantu ekonomi masyarakat sekitar.
Terakhir, alat pengering dan penyuling kapulaga yang diciptakan untuk mempermudah proses pengeringan kapulaga yang relatif lama karena curah hujan yang tinggi dan juga untuk meningkatkan nilai jual kapulaga dengan memproduksi minyak kapulaga yang bernilai ekonomi lebih tinggi.
Manfaat dalam bersosmas tentu saja tidak hanya dirasakan oleh masyarakat sebagai target, namun juga dirasakan oleh massa HMM ITB sebagai eksekutor. Melalui bersosmas, massa HMM ITB merasa memiliki wadah untuk mengimplementasikan ilmu yang telah dipelajari untuk masyarakat hingga meningkatkan awareness massa HMM ITB terkait kondisi masyarakat disekitarnya.
Dokumentasi video: Instagram HMM ITB
Reporter: Yoel Enrico Meiliano (Teknik Pangan 2020)