Kelompok Keilmuan Hidrografi ITB Sukses Verifikasi Titik Dasar di Pulau Enggano untuk Optimalisasi Batas Laut Indonesia

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita


BANDUNG, itb.ac.id - Kelompok Keilmuan Hidrografi, Teknik Geodesi dan Geomatika, Institut Teknologi Bandung (ITB) menyelesaikan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang bertujuan memperoleh data posisi titik referensi TR-155.

Kegiatan ini merupakan bagian dari riset untuk memverifikasi titik dasar yang berada di bagian barat Pulau Enggano, Provinsi Bengkulu. Tim berusaha memperoleh informasi lokasi titik dasar yang akurat dengan memanfaatkan teknologi GNSS (Global Navigation Satellite System) dan stasiun pasut.

Tim pengabdian ini diketuai Prof. Dr. Ir. Eka Djunarsjah, M.T., dan beranggotakan Miga Magenika Julian, S.T., M.T., Andika Permadi Putra S.T., M.T., Nafandra Lubis, S.T., Gathan Rasendriya Khumar, Gilbert Lodwik Banni, Eka Wahyuni, Axal Maori, Serly Nur Azizah, dan Ma’ruf Fatoni Aziz. Selain tim dari ITB, kegiatan ini melibatkan Camat Kecamatan Enggano, Kepala Desa Banjarsari, Polisi Air, dan TNI Angkatan Laut NKRI.

“Tujuan dari survei ini untuk memastikan keakuratan dan keabsahan titik-titik tersebut, sehingga batas negara yang ditetapkan didasarkan pada data yang akurat,” ujar salah seorang anggota tim, Gathan.

   

Pengambilan data lapangan dilakukan pada 11-16 Juli 2023 di Pulau Enggano. Gathan mengatakan, terdapat beberapa kendala teknis, salah satunya alat yang tidak beroperasi secara optimal. Namun, tim berhasil memperoleh data yang memenuhi ekspektasi riset. Kendala lainnya seperti jadwal Kapal Ferry yang tidak menentu akibat cuaca buruk dan gelombang tinggi saat menuju titik referensi.

Selama kegiatan, peserta melakukan pengambilan data posisi dengan GNSS Receiver pada titik referensi dan titik bantu untuk memperoleh profil pantai yang diukur secara terestris dengan Total Station dan reflektor. Profil pantai ini akan digunakan dalam verifikasi titik dasar berdasarkan penggunaan algoritma concave hull dan convex hull.

   

Dari kegiatan ini, algoritma yang digunakan diharapkan dapat memberikan luasan laut Indonesia yang optimal dan menguntungkan. “Harapannya. algoritma yang digunakan dan sudah terbukti secara teoritis dapat memberikan luasan laut Indonesia yang lebih optimal dapat terverifikasi oleh data lapangan sehingga memperkuat pembuktian algoritma yang dibuat untuk ke depannya dapat diterapkan sebagai regulasi dari pihak berwenang,” ujar Gathan.

Dengan pembaruan peta garis pangkal menggunakan algoritma tersebut, Indonesia dapat memiliki luas wilayah laut yang lebih optimal untuk eksploitasi sumber daya yang lebih besar demi kesejahteraan rakyat dan pembangunan berkelanjutan.

Mewakili segenap tim, Gathan berpesan bahwa di tengah ketidakpastian, seperti di lautan, kita bisa menemukan keindahan yang tidak ternilai harganya. Dalam menghadapi rintangan, kita dapat belajar tentang takdir, pertolongan, dan pengorbanan. “Ketenangan dapat diperoleh melalui pengorbanan, dan dengan niat baik, pertolongan akan selalu ada dalam perjalanan kita,” ujarnya.

Reporter: Kevin Agriva Ginting, (GD’20)

Sumber Foto: Dok. Tim Pengabdian Masyarakat

Editor: M. Naufal Hafizh