Kemenkoan Eksternal Kabinet KM ITB Adakan Diskusi UU MD3 dan RUU Pilkada
Oleh Mega Liani Putri
Editor Mega Liani Putri
"Saya pengen orang-orang di ITB meskipun dia scientist tapi scientist yang ngerti politik, maupun teknokrat, sama, teknokratnya yang ngerti politik sehingga nantinya kalau orang-orang ITB sudah duduk dimana, kerja dimana, kita tetap ngerti politik dan tidak dibodoh-bodohi," ungkap Mohamad Jeffry Giranza (Teknik Geologi 2010), Ketua Kabinet "Seru" KM ITB.
Diskusi politik ini memang bukan kali pertama yang diadakan oleh Kabinet KM ITB. Di tahun 2014 ini Jeffry dan jajaran kabinetnya telah melakukan diskusi politik terkait isu pemilu. Kini isu politik yang menarik perhatian publik termasuk mahasiswa kembali dipilih oleh kabinet sebagai topik diskusi. Agar diskusi bersifat ilmiah dan solutif, panitia acara Mata Timy pun menghadirkan para ahli dan tokoh politik, yaitu Mei Susanto (Staf Ahli DPR RI), Asep Warlan (Profesor Hukum Unpar), dan Ridwan Kamil (Walikota Bandung).
Diskusi berlangsung menarik dan dihadiri oleh tidak hanya mahasiswa ITB tetapi juga mahasiswa dari perguruan tinggi lainnya di Bandung. Mei Susanto tampil menjelaskan makalah yang telah ia siapkan tentang Kontroversi UU No. 17 tahun 2013 tentang MD3 (MPR, DPR, DPD, DPRD) dan RUU Pilkada. Sebagai staf ahli DPR, Mei Susanto menjelaskan detail tentang latar belakang beberapa perubahan mengenai lembaga legislatif. Ridwan Kamil, Walikota Bandung yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia di tingkat Pulau Jawa, hadir membeberkan fakta tentang proses terpilihnya ia melalui pemilu langsung pada tahun 2013 yang sekaligus menjadi latar belakang sikapnya untuk menolak RUU Pilkada. Di lain pihak, Prof. Asep Warlan tampil mengemukakan pendapatnya tentang pertimbangan hukum mengenai warisan wakil rakyat tersebut.
Mata Timy adalah inovasi Kemenkoan Eksternal KM ITB dalam membungkus diskusi isu nasional agar menarik minat massa kampus. Timy adalah panggilan akrab dari Menko Eksternal sendiri, yakni Fatimah Az Zahra Sodik (Manajemen Rekayasa Industri 2010). Timy yang dikenal oleh banyak massa kampus pun dipilih menjadi ikon dari diskusi ini.
"Kemenkoan Eksternal punya jargon, 'Adil sejak dalam pikiran, hipster sejak dalam pergerakan'. Nah, kita berpikirnya adil, kita cermat, menerima dari segala sudut pandang, dan dalam bergerak kita hipster. Makanya, coba bayangin namanya diskusi publik, gak seru kan. Beda kalau Mata Timy," ujar Jeffry.