Kemenristek Dikti Kenalkan Program Percepatan Jadi Doktor

Oleh Bayu Rian Ardiyansyah

Editor Bayu Rian Ardiyansyah

BANDUNG, itb.ac.id - Saat ini Indonesia masih kekurangan tenaga dosen dengan kualifikasi pendidikan doktor. Salah satu faktor yang menghambat dosen di Indonesia untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang doktoral adalah masalah pendanaan. Untuk menjawab permasalahan tersebut, pemerintah melalui Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) mengenalkan program unggulannya, yakni Program Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) melalui acara talkshow bertemakan "Indonesia Mencari Doktor" pada Kamis (08/10/15). Acara yang bertempat di Aula Barat ITB ini menghadirkan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir sebagai pembicara utama.

Dalam sambutannya, Menristekdikti Muhammad Nasir memaparkan bahwa PMDSU merupakan terobosan pendidikan dalam memenuhi pembangunan nasional akan SDM unggul. "Indonesia membutuhkan jumlah doktor setidaknya 20 persen dari jumlah seluruh dosen perguruan tinggi yang jika mengandalkan program pendidikan doktor regular yang ada saat ini akan membutuhkan waktu sekitar 13-14 tahun," tutur Nasir. Oleh karena itu, Kemenristek Dikti merancang program PMDSU yang mempercepat waktu pendidikan doktoral bagi sarjana unggul yang semula rerata 6 tahun menjadi 4 tahun untuk keseluruhan program.  "Selain mempercepat pemenuhan SDM dengan kualifikasi doktor, PMDSU juga diharapkan bisa menjadi program untuk menghasilkan berbagai temuan baru untuk memperkuat inovasi nasional dan daya saing bangsa," imbuhnya.

Walaupun waktu program relatif pendek, Nasir menegaskan bahwa PMDSU tetap mengedepankan karakterisktik utama dalam pendidikan doktor, yaitu sifat lanjut dan kesujanaan. Di dalam proses pendidikannya peserta didik pun nantinya akan dibimbing langsung oleh Guru Besar yang telah memiliki reputasi bagus, baik dalam bidang penelitian dan pengembangan iptek  maupun pengalaman dalam meluluskan doktor. Harapannya, program ini nantinya bisa menghasilkan jumlah riset yang berkualitas secara signifikan sehingga meningkatkan publikasi ilmiah internasional dari perguruan tinggi Indonesia.

"Jadi program PMDSU ini dikembangkan tidak saja ingin mencetak doktor yang ahli, penemu yang hebat, tetapi ingin mencetak doktor yang cendekiawan, berilmu, dan bijaksana. SDM seperti inilah yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia untuk saat ini dan masa depan," tutup Nasir.

Upaya Dikti Dorong Riset Indonesia

Lebih lanjut, program PMDSU ini juga terintegrasi dengan berbagai program yang mendukung peserta didik untuk menjadi doktor yang berkualitas. Dalam pendanaan, PMDSU ini didukung oleh dana penelitian dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Ditlitabmas) Dikti berupa hibah penelitian selama tiga tahun. Lalu, program ini juga terintegrasikan dengan program Peningkatan Kualitas Publikasi Internasional (PKPI) bagi mahasiswa dan program Scheme for Academic Mobility and Exchange (SAME) bagi dosen pembimbing. Melalui integrasi program seperti itu, skema PMDSU diharapkan bisa mendorong perguruan tinggi Indonesia menjadi universitas riset bertaraf internasional.