KK ATB Ajak Masyarakat Cibeusi Berkenalan Dengan BSFL

Oleh Muhammad Arief Ardiansyah

Editor Muhammad Arief Ardiansyah

BANDUNG, itb.ac.id – Sejatinya hasil dari sebuah penelitian haruslah dipublikasikan kepada masyarakat secara langsung. Alasannya tentu supaya pemanfaatan dan saran perbaikan terhadap penelitian tersebut bisa segera didapat. Hal semacam inilah yang melatarbelakangi kegiatan Kelompok Keahlian Agroteknologi dan Teknologi Bioproduk (KK ATB) dari SITH ITB pada beberapa waktu yang lalu. Tercatat pada hari Minggu (08/10/2017), mereka berhasil mengadakan acara bertajuk Peningkatan Kemampuan Kelompok Tani di Kampung Cibeusi Dalam Pengembangan Budidaya (BSFL). Acara yang turut diramaikan oleh para mahasiswa dari SITH ITB ini mendapat antusiasme yang cukup tinggi dari masyarakat Kampung Cibeusi, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Pada agenda diseminasi kali ini, tujuan utama dari KK ATB ialah bersilaturahim sekaligus memperkenalkan budidaya lalat tentara hitam alias Black Soldier Fly Larvae (BSFL). BSFL merupakan salah satu agen hayati yang sedang marak dikembangkan di KK ATB SITH ITB. Selama fase larva (belatung), BSFL akan aktif memakan sampah-sampah organik dalam jumlah yang cukup banyak. Sampah-sampah ini nantinya akan ia konversi kedalam bentuk protein-protein tertentu sesuai jalur metabolisme yang ia miliki. BSFL yang kaya akan protein inilah yang nantinya dapat digunakan untuk berbagai keperluan.

Adapun dalam agenda diseminasi kali ini, KK ATB SITH ITB mencontohkan penggunaan BSFL sebagai pakan ikan. Mereka mendemonstrasikan tata cara pembuatan pakan ikan dari BSFL mulai dari pemanenan BSFL, pencampuran dengan tepung ikan dan bahan lain, pembentukan pakan, hingga pengeringan. Masyarakat kampung Cibeusi pun tertarik dengan demonstrasi ini karena kebanyakan dari mereka juga memiliki kolam budidaya ikan masing-masing disekitar tempat tinggalnya. “Saya sendiri sangat tertarik dengan hal semacam ini karena bukan hanya sekedar praktek tetapi juga terdapat nilai bisnisnya. Apalagi (pemanfaatan) ini juga bisa meningkatkan kualitas SDM disini,” tutur Pak Iwan selaku ketua RT 01 kampung Cibeusi.

Kampung Cibeusi sendiri dipilih karena telah menjadi desa binaan dari para mahasiswa SITH ITB yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Rekayasa Hayati (HMRH ITB) sejak beberapa tahun terakhir. Tercatat sejak tahun 2014 HMRH ITB telah banyak melakukan kegiatan di kampung Cibeusi mulai dari tinggal bersama warga Cibeusi (live in), mengedukasi anak-anak lewat program Cibeusi Pintar, hingga mengembangkan mesin pemecah biji kopi terpadu di Cibeusi. Bahkan ada mahasiswa yang menggunakan Cibeusi sebagai tempat untuk mengerjakan tugas akhir. Oleh karena itu tak heran bila sambutan warga Cibeusi dalam acara diseminasi kemarin terasa sangat hangat dan kental dengan nuansa kekeluargaan. Mereka bahkan tak segan menyapa langsung para mahasiswa karena memang sudah akrab sedari lama.

KK ATB sendiri akan terus mengembangkan penelitian terkait BSFL khususnya agar dapat segera dimanfaatkan di kampung Cibeusi. “Karena masyarakat Cibeusi sudah mulai mengenal BSF, harapannya BSF disini bisa diaplikasikan hingga terbentuk kampung BSF,” tutur Abdurrahman Adam (Rekayasa Hayati 2014). Kampung BSF yang dimaksud disini merupakan suatu tempat yang dapat melakukan produksi BSF secara massal berikut penghasilan produk dari BSF itu sendiri. Cita-cita ini memang masih cukup panjang. Namun dengan adanya jalinan kerjasama yang mulai terbentuk antara KK ATB dengan masyarakat Cibeusi tentu bukan hal yang mustahil bila cita-cita ini akan terwujud dalam beberapa tahun kedepan.