KKN Tematik ITB 2023 Hadirkan Penerangan Jalan Umum di Kampung Cikaso Sumedang

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita

SUMEDANG, itb.ac.id - Kelompok 10 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik ITB 2023 di Kampung Cikaso, Desa Cimarga, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang, melaksanakan pembuatan Penerangan Jalan Umum (PJU) dan pemasangan delineator. Hal ini dilatarbelakangi minimnya pencahayaan di malam hari sehingga aktivitas warga terhambat. Kondisi jalanannya pun terjal dan licin sehingga rawan terjadi kecelakaan di kampung yang terletak di ketinggian 800 MDPL tersebut.

“Kami memasang 9 buah lampu dan merevitalisasi 2 PJU yang sudah ada. Untuk delineator yang kami bangun totalnya ada 30 titik dengan rincian 23 delineator sepanjang Kampung Cikaso hingga Margawati dan 7 delineator yang mengarah ke Kampung Cipeundeuy,” kata Fadlu Rijal, Jumat (1/9/2023).

Proses pemasangan delineator dilakukan pada 27-30 Juli 2023 dan pengecoran selesai dilakukan pada 1 Agustus 2023. Delineator yang dibangun terbuat dari plastik berbahan polyethylene (PE) dengan panjang 1.250 mm dan penampangnya menyerupai segitiga sama kaki (panjang sisi kaki 150 mm dan lebar 105 mm). Delineator tipe ini dilengkapi dengan 2 jenis reflektor ASTM IV.

“Keberadaan delineator ini akan memperjelas jalur setelah tanjakan atau tikungan horizontal, membantu pengendara saat berkendara pada malam hari, dan menjadi tanda agar pengemudi berhati-hati dengan lintasan yang cukup berbahaya di bagian kanan atau kiri,” ujar mahasiswa Teknik Geofisika 2021 itu.

Sementara itu, pembuatan PJU dimulai dengan revitalisasi 2 lampu pada 5 Agustus 2023, kemudian dilanjutkan pemasangan 9 lampu di tanggal 6-7 Agustus 2023.

“Tantangan terbesarnya adalah tidak ada sinyal yang menjangkau daerah ini sehingga sulit untuk melakukan pengukuran kabel roll yang dibutuhkan. Selain itu, kami juga harus berkoordinasi dengan kelompok lain yang melakukan pemasangan PJU di Kampung Cipeundeuy. Untuk berkomunikasi, kami hanya bisa mengandalkan handy talkie,” ujar Fadlu.

Spesifikasi lampu yang dipasang berbeda-beda. “Kami menggunakan 8 lampu nonsolar dengan daya 50 Watt, 1 lampu nonsolar dengan daya 30 Watt, dan untuk revitalisasi menggunakan 2 lampu dengan daya 100 Watt. Sebanyak 4 lampu disambungkan pada tiang galvanis, sedangkan 5 lampu lainnya langsung disambungkan pada tiang listrik,” tutur Agil Herlambang (SA, 21). PJU yang digunakan memanfaatkan energi listrik dan untuk on/off-nya masih menggunakan sakelar. Rindangnya pepohonan di Kampung Cikaso membuat penggunaan sensor dan energi surya tidak efektif digunakan.

Kehadiran PJU dan delineator ini diharapkan mampu memberikan rasa aman bagi masyarakat kala beraktivitas di malam hari serta mengurangi risiko terjadinya kecelakaan. Para mahasiswa ini juga melakukan kegiatan penunjang lainnya, seperti senam, pojok literasi, eksperimen dengan siswa SD Babakan Cipeundeuy, mengajar desa, sosialisasi pembuatan kompos, dan perbaikan pipa masjid.

Kegiatan KKN ini menawarkan pengalaman bagi mahasiswa untuk belajar di luar dinding kampus dan melebur dengan masyarakat.

“Kami justru datang ke sini untuk belajar dengan masyarakat dan mengimplementasikan ilmu yang telah didapat sebelumnya. Semoga kegiatan KKN di tahun selanjutnya bisa lebih baik dan melahirkan banyak ide segar lainnya untuk mengentaskan permasalahan di tengah masyarakat,” ujar Agil.

Reporter: Maharani Rachmawati Purnomo (Oseanografi, 2020)

Editor: M. Naufal Hafizh