Peluang dan Tantangan Dunia Investasi Indonesia 2005

Oleh Krisna Murti

Editor Krisna Murti

Sebuah Seminar Nasional di bidang Investasi diselenggarakan oleh Kelompok Studi Ekonomi dan Pasar Modal, 17 Maret 2005 di Aula Barat. Pembicara kunci pada seminar bertajuk "Peluang dan Tantangan Dunia Investasi Indonesia 2005" ini adalah Deputi Menko Perekonomian Ri. Dalam pidatonya, dipaparkan mengenai gambaran sekilas kondisi perekonomian Indonesia. Laju pertumbuhan ekonomi dan investasi meningkat, namun di sisi lain, tingkat pengangguran masih sangat tinggi. Selain itu, kenaikan ekspor tidak sebanding dengan kenaikan impor. Akibatnya, neraca pembayaran tahun 2004 defisit secara marjinal. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah akan menargetkan akan mewujudkan tiga pilar utama pembangunan: Indonesia yang aman dan damai; Indonesia yang adil dan demokratis; Indonesia yang lebih sejahtera. Untuk mencapainya, diperlukan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan yang didukung oleh peningkatan produktivitas serta revormasi ekonomi makro maupun mikro. Termasuk didalamnya adalah pemberdayaan Usaha Kecil Menengah serta perbaikan iklim investasi. Di akhir, disimpulkan bahwa prospek ekonomi Indonesia tahun 2005 akan lebih cerah, dengan pertumbuhan ekonomi 5,5%, dua juta lapangan kerja baru, 14-16% penurunan tingkat kemiskinan, kisaran inflasi tetap 5-7%, kestabilan nilai tukar rupiah antara Rp 8700-Rp 9200, serta suku bungan stabil di sekitar 7-8%. Seminar ini dibagi dalam dua sesi besar. Sesi pertama bertajuk "Analisis dan perkiraan perekonomian Indonesia dalam kaitannya dengan dunia investasi." Pada sesi pertama yang dimoderatori oleh Leonard Samosir, pemandu Market Review, Metro TV, lebih banyak dibahas mengenai kebijakan investasi. Hadir sebagai pembicara, M. Umar Laksamana (Direktur BNI Sekuritas), Boedi Sukamto (Bapepam), Pandu Ratriadi (Bepekki), serta Umar Juoru (Pengamat Ekonomi). Pada sesi kedua, pembahasan mengenai investasi lebih terspesifikasi dalam bidang-bidang, pasar modal (bursa efek), pasar uang (bursa foreign exchange), dan asuransi. Sebagai penengah adalah Wawan Dhewanto (Dosen Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB). Hadir sebagai pembicara dalam sesi bertajuk "Trend, Prospek, dan Strategi Investasi di Pasar Modal, Pasar Uang, dan Bidang Asuransi." Hanafi Sofyan (Direktur Utama IFCOM), Iwan Tanjung (Asosiasi Asuransi Umum Indonesia), dan Andi Prasojo (Analis Pasar Uang, PAS FM Bandung). antonius krisna murti