KM ITB Tegaskan Sikap Terhadap RUUPT Lewat Aksi Hardiknas

Oleh Ramasha Shella Gustia

Editor Ramasha Shella Gustia

BANDUNG, itb.ac.id - Senin (02/05/2011) pukul 16.30 WIB Jalan Ganesha tampak cukup lengang. Tampak beberapa mahasiswa sedang berkumpul di Monumen Kubus depan pintu masuk utama ITB. Mahasiswa-mahasiswa ini merupakan perwakilan dari Keluarga Mahasiswa (KM) ITB dan himpunan-himpunan mahasiswa jurusan di ITB. Aksi yang digelar bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) ini merupakan upaya KM ITB untuk menyatakan sikap terhadap Rancangan Undang-Undang Perguruan Tinggi (RUUPT) yang diusung pemerintah.

Aksi ini merupakan aksi pertama yang digelar setelah pergantian Presiden KM ITB yang baru, Tizar Bijaksana (Planologi 2007) dilantik pada hari Kamis (28/04/2011) yang lalu. Acara yang dibuka dengan bersama-sama menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya ini bertujuan untuk mengungkapkan sikap dari mahasiswa-mahasiswa ITB terhadap RUUPT sekaligus membuka mata masyarakat akan pentingnya peran mahasiswa sebagai subjek dan objek pendidikan.

Perwakilan dari KM ITB, Laksito Hedi Dwi Nugroho (Teknik Material 2008) menuturkan, "Pemerintah agaknya masih mencoba untuk mengurangi tanggung jawab terhadap pendidikan Indonesia, walaupun Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan. Yang ingin kami soroti di sini ialah bagaimana biaya pendidikan tinggi saat ini menjadi sangat mahal. Dalam RUUPT ini diatur pembagian bahwa pemerintah menanggung sepertiga bagian biaya, pihak universitas menanggung sepertiga bagian yang lain, dan mahasiswa menanggung sepertiga sisanya. Kami menilai tanggungan mahasiswa masih sangat mahal."

Sebagian besar aksi ini diisi dengan mimbar bebas. Beberapa mahasiswa termasuk Presiden KM ITB, Tizar Bijaksana, ikut berorasi menyuarakan sikap sebagai seorang mahasiswa. Teatrikal singkat antara mahasiswa dan badan usaha besar di Indonesia juga ikut memberi warna dalam aksi ini. Aksi ini diakhiri dengan penghormatan kepada bedera merah putih yang dikibarkan di depan gerbang utama ITB.