KM Summit: Ajang Diskusi tentang Pembangunan Berkelanjutan dan Peran UMKM

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita

JAKARTA, itb.ac.id - Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) sukses menggelar Knowledge Management Summit (KM Summit) dalam rangka perayaan hari jadinya yang ke-21. Acara ini mengangkat tema utama mengenai transformasi organisasi melalui kepemimpinan hijau, keterampilan hijau, dan pengelolaan pengetahuan hijau.

Bertempat di Amartha Village, Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu (5/2/2024), KM Summit menghadirkan pembicara dari berbagai sektor, termasuk akademisi, industri, dan pemerintahan. Mereka membahas tantangan serta solusi keberlanjutan yang relevan dengan masa depan Indonesia.

Sesi pembuka disampaikan oleh Managing Director Energy Shift Institute, Putra Adhiguna, yang membahas peran sekolah bisnis dalam menghadapi perubahan dunia. Dia menekankan bahwa diskusi mengenai keberlanjutan dan target Net Zero telah mencapai tahap yang matang, meskipun transisi menuju energi berkelanjutan tetap harus diperjuangkan.

Sesi berikutnya diisi oleh Associate Professor SBM ITB, Achmad Ghazali, yang menjelaskan konsep Kuznets Curve. Menurutnya, degradasi lingkungan meningkat pada tahap awal pembangunan akibat eksploitasi, tetapi ketika kesadaran mulai tumbuh, upaya perbaikan lingkungan pun meningkat. Ia menyoroti pentingnya Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management) dalam proses ini, dengan mencontohkan bagaimana kearifan lokal telah berhasil mentransmisikan pengetahuan antar generasi selama berabad-abad.

Sebagai tuan rumah, Founder dan CEO Amartha, Andi Taufan, berbagi pengalaman mengelola Amartha selama 15 tahun dalam mendukung bisnis berkelanjutan. Ia menekankan komitmen perusahaannya dalam memberdayakan UMKM perempuan, yang berdampak positif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. Amartha juga menjalin kolaborasi dengan organisasi non-profit dalam mengembangkan praktik pertanian berkelanjutan bagi petani rumput laut.

Salah satu sesi penting dalam KM Summit adalah diskusi mengenai energi terbarukan yang dipimpin oleh John Anis, CEO Pertamina New and Renewable Energy (NRE). Dalam paparannya, ia menjelaskan strategi Pertamina dalam mencapai net zero emission pada 2060 melalui pendekatan dual growth, yaitu memperkuat bisnis yang sudah ada sambil membangun bisnis rendah karbon. Pertamina berfokus pada pengembangan energi terbarukan seperti geotermal, bioetanol, dan hidrogen hijau, dengan mengacu pada tiga pedoman utama, yakni energy independency, energy security, dan energy transition agent.

Dalam sesi tentang peran pemerintah dalam membangun tenaga kerja hijau (Government Role in Building Green Workforce), Direktur Ketenagakerjaan BAPPENAS, Nur Hygiawati Rahayu, menegaskan bahwa transformasi ekonomi hijau merupakan strategi utama untuk keluar dari jebakan pendapatan menengah (middle-income trap). Ia juga menyoroti bahwa pekerjaan ramah lingkungan (green jobs) telah menjadi prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) guna mendukung pencapaian ekonomi hijau.

Sebagai penutup, Dosen dari KK Manajemen Manusia dan Pengetahuan SBM ITB, Prof. Dr. Jann Hidajat Tjakraatmadja, MSIE., menekankan bahwa ilmu pengetahuan merupakan sumber kehidupan dan KM Summit menjadi wadah penting dalam berbagi serta menyebarkan ilmu.

#sbm #sbmitb