LPPM ITB Luncurkan Platform Big Data untuk Bantu UMKM

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

BANDUNG, itb.ac.id—Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) merupakan pilar penting dalam perekonomian Indonesia karena memiliki kontribusi besar terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional dan penyerapan tenaga kerja. Namun, UMKM merupakan salah satu sektor yang terdampak secara signifikan oleh pandemi COVID-19. Hal ini turut mengerek turunnya perekonomian Indonesia. Kementerian Koperasi dan UMKM mencatat banyak UMKM yang menghentikan kegiatan operasionalnya akibat dari pandemi.

Saat ini dibutuhkan keputusan strategis dari pemerintah. Namun, minimnya data mengenai UMKM karena sistem pendataan yang belum memadai membuat hal tersebut sulit terwujud. Didasari permasalahan tersebut, peneliti Santi Novani, S.Si., M.T., Ph.D. yang tergabung dalam Kelompok Keahlian Pengambilan Keputusan dan Negosiasi Strategi SBM ITB berinisiatif membuat aplikasi atau platform berbasis model big data yang dapat menyimpan data terkait dengan UMKM di wilayah Jawa Barat.

One stop platform untuk UMKM merupakan kegiatan yang dilakukan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat ITB (LPPM ITB) untuk digitalisasi database UMKM secara terpusat pada aplikasi maupun platform yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku UMKM, Dinas Koperasi dan UMKM, serta Bappeda di wilayah Jawa Barat. Diketuai oleh Santi Novani, Ph.D. kegiatan ini bertujuan agar UMKM dapat membangun strategi bisnis yang lebih efisien dan efektif meskipun sedang menghadapi pandemi COVID-19. Kegiatan pengabdian ini direkam melalui Terap, yaitu buletin bulanan yang diprakarsai oleh LPPM ITB.*

Selengkapnya: http://pengabdian.lppm.itb.ac.id/terap/wahana_digital_untuk_dorong_inovasi_umkm

Transisi dari kondisi pandemi COVID-19 ke era new normal membutuhkan adaptasi cara-cara baru untuk pemulihan dari situasi kritis tersebut, termasuk di sektor UMKM. Namun, dalam proses adaptasi ini, UMKM memiliki banyak keterbatasan yang membuatnya menghadapi banyak tantangan dalam mengembangkan produk atau jasa yang sesuai dengan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).

Platform yang dikembangkan oleh tim DMSN SBM ITB dengan bantuan Big Data Laboratory SBM ITB ini berbentuk aplikasi mobile dengan nama sementara ‘DMSN’. Dalam aplikasi tersebut, pelaku UMKM dapat bertukar informasi tentang pola penjualan dan konsumen, mengikuti coaching clinic bersama pakar bisnis, mendapatkan analisis produk, statistik penjualan, serta mendapat informasi acara pengembangan UMKM di Jawa Barat.

Selain itu, aplikasi ini juga berfungsi sebagai digitalisasi database UMKM di Jawa Barat yang dapat memetakan profil UMKM untuk membantu pemerintah dalam mengambil keputusan strategis.

“Aplikasi kami mengumpulkan data UMKM yang kemudian diolah dengan data analytics agar kita bisa tahu kemampuan masing-masing UMKM beserta persebaran sektor dan daerahnya untuk mendukung pemahaman kebutuhan UMKM dan membantu pengambilan keputusan,” ujar Ketua Tim Peneliti dari KK DMSN SBM ITB, Santi Novani, S.T., M.T., Ph.D.

Mengikuti sesi workshop pertamanya yang menandai kick-off uji coba platform tersebut pada April, tim DMSN SBM ITB mengadakan sesi Focus Group Discussion (FGD) sebagai fase penyempurnaan dari platformnya pada Rabu (25/5/2022), dengan mengundang perwakilan dari Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Barat, media, serta komunitas dan bisnis UMKM sebagai bagian dari kolaborasi pentahelix. “FGD terbatas ini diselenggarakan untuk mengecek apakah aplikasi yang dibuat telah sesuai dengan kebutuhan pelaku UMKM, juga sebagai masukan bagi kami untuk tahap perbaikan aplikasi,” Santi menjelaskan.

Menurut Kepala Bidang Usaha Kecil Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (Diskuk) Provinsi Jawa Barat, Tatang Suryana, postur UMKM di Jawa Barat masih didominasi oleh usaha mikro sebanyak 85,02% dari total usaha yang ada. Karena itu, fokus untuk menaikkan usaha-usaha tersebut ke kelas menengah menjadi fokus dari Diskuk Jawa Barat.

“Namun, ada empat persoalan utama yang umumnya dihadapi UKM yang ingin ‘naik kelas’, yaitu pembiayaan, pemasaran, perizinan, dan teknologi. Ditambah lagi, 79,54% UMKM Jawa Barat belum memanfaatkan teknologi digital,” ujar Tatang.

Tatang menganggap aplikasi DMSN yang dikembangkan adalah solusi yang tepat. “Pola pendampingan UKM Juara dengan kolaborasi dengan tim dari SBM yang menuangkan banyak fitur ke dalam satu aplikasi dengan basis data terintegrasi membantu kami memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi. Ini semua yang dibutuhkan oleh UMKM, ada semua,” tuturnya.

Sebagai penutup, Santi menyampaikan bahwa aplikasi DMSN akan diluncurkan secara resmi di workshop keduanya di bulan Juni ini.

“Mudah-mudahan, aplikasi ini dapat membantu memperkuat UMKM dengan peran ITB sebagai pihak yang berkapabilitas di bidang big data untuk membantu kontinuitas dari bisnis UMKM agar dapat bertahan,” tutup Santi.

Reporter: Janitra Nur Aryani (Manajemen, 2020)