KMPA Ganesha ITB dan Nautika ITB Bersama-Sama Bersihkan Sampah Sungai Cikapundung
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id—Keluarga Mahasiswa Pecinta Alam (KMPA) Ganesha ITB dan Nautika ITB mengadakan kegiatan bersih-bersih Sungai Cikapundung. Aksi tersebut dilakukan bersama dengan komunitas River Cleanup Indonesia pada Minggu (27/11/2022), dengan tajuk Community Cleanup #10.
“Kami membersihkan dan memilah sampah. Sampah yang didapatkan kemudian dipilah menjadi beberapa kategori, yakni plastik, logam, kaca, dan campuran yang sudah sulit untuk dipilah. Kurang lebih 540,29 kg sampah berhasil kami dulang,” kata Afgha (TM 20).
Sebanyak 186 relawan river warriors terjun langsung untuk memungut dan memilah sampah. Pemilahan tersebut dilakukan untuk mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA). Sampah-sampah tersebut didaur ulang atau digunakan kembali. Untuk sampah yang sudah berhasil dipilah, disalurkan ke komunitas Plastafvall yang bergerak di bidang pengelolaan pengolahan edukasi dan konsultasi sampah.
Dasar kegiatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah ke sungai. Selain itu, KMPA juga ingin menekankan semangat konservasi lingkungan bagi anggotanya dan orang lain, melalui kegiatan-kegiatan yang berkolaborasi dengan komunitas lain di sekitar ITB.
Setelah kegiatan pembersihan badan sungai, para peserta dapat menukar sarung tangan yang mereka gunakan dengan aneka kudapan pasar. Uniknya, konsep zero waste dijunjung sehingga tidak menggunakan wadah yang dapat menghasilkan sampah baru. Gelas yang digunakan dapat didaur ulang dan daun pisang dijadikan sebagai tatakan makanan.
Kegiatan dilanjutkan dengan community talk. Komunitas yang berpartisipasi saling berbagi sudut pandang dan pengalaman mengenai kegiatan lingkungan yang pernah dilakukan. “Kalau dari KMPA, kami sharing tentang konservasi keanekaragaman hayati dan pengembangan masyarakat, serta menceritakan kondisi alam, khususnya sampah di daerah pegunungan gua, dan tebing dari kacamata kami,” cerita Afgha yang merupakan anggota dari unit pecinta alam di ITB itu.
Sementara itu bagi Anindya (OS’20), menerangkan jika unit selam Nautika ITB membicarakan tentang marine debris. “Kami mengajak masyarakat agar lebih aware karena sampah-sampah yang dihasilkan di darat pada akhirnya dapat bermuara ke laut dan menghancurkan keseimbangan ekosistem yang ada,” ungkapnya. Kegiatan tersebut ditutup dengan penampilan musik perkusi
Reporter: Maharani Rachmawati Purnomo (Oseanografi, 2020)
Foto: Maharani Rachmawati Purnomo