Kolaborasi dengan ITB, Bank BTN Berikan Pelatihan Perencanaan Keuangan untuk Pegawai ITB

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita

BANDUNG-itb.ac.id. Institut Teknologi Bandung (ITB) bekerja sama dengan Bank BTN menyelenggarakan seminar Smart Financial Planning For Academics, pada Kamis (2/11/2023). Acara diselenggarakan secara luring di Multipurpose Hall Center for Research and Community Service (CRCS) ITB. Seminar tersebut terbuka untuk umum dan banyak diikuti oleh pegawai ITB.

Acara seminar ini dihadiri pula oleh jajaran petinggi ITB di antaranya Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Dr. Ir. Gusti Ayu Putri Saptawati S., M.Comm., dan Kepala Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat ITB Dr. Naomi Haswanto, S. Sn., M. Sn. Selain itu, juga dihadiri oleh perwakilan Bank BTN Provinsi Jawa Barat.

Dr. Gusti Ayu Putri menyampaikan ucapan terima kasih kepada para pimpinan BTN yang telah menyelenggarakan kerjasama melalui acara seminar keuangan bagi karyawan ITB. Dalam hidup tentu dibutuhkan suatu perencanaan yang matang terutama keuangan.

Beliau menyampaikan bahwa masih banyak pegawai ITB yang belum dapat memanajemen keuangannya sehingga lazim beredar di kalangan pegawai ITB terkait motto “pas butuh pas ada”. Hal ini menyebabkan tidak sedikit pegawai yang merasa kurang cukup atau bahkan hidup pas-pasan dengan sumber pemasukan yang ada.

Di era digital seperti sekarang, segala aspek kehidupan sudah mulai dikendalikan oleh teknologi atau lebih dikenal dengan “smart”. Hal ini karena sumber daya manusia yang dimiliki terbatas sedangkan kebutuhan semakin meningkat. “Smart” dalam keuangan tidak hanya mengandalkan kemampuan teknologi dalam bertransaksi, melainkan kemampuan dalam diri untuk mengatur sumber keuangan yang dimiliki.

Kebutuhan hidup yang semakin tinggi berdampingan dengan harga pasar yang semakin naik, tentunya diperlukan kiat-kiat dalam mengelola keuangan agar kesejahteraan hidup tercapai.

“Dalam kehidupan banyak hal yang tidak bisa diduga jadi harus ada managing expectation, sehingga diperlukan kontrol diri dalam melakukan sesuatu,” ungkap beliau.

Para peserta seminar diajak mengelola keuangan bersama dengan Perencana Keuangan Independen Pertama di Indonesia, yakni Safir Senduk. Dalam hal ini, Safir Senduk mengungkapkan bahwa digitalisasi membuat transaksi semakin masif, tetapi membuat kecenderungan konsumen belanja lebih banyak. Oleh karena itu, dalam kesempatan tersebut Safir membagikan empat tips mengelola keuangan.

“Kekayaan seseorang tidak dilihat dari penghasilan, tingginya jabatan, dan barang yang dipakai tetapi dilihat dari cashflow-nya,” ungkap Safir Senduk.

Sebelum membahas tips mengelola keuangan, Safir membuka presentasinya dengan menggolongkan tiga macam cashflow yang ada di masyarakat. Pertama, golongan miskin atau seseorang yang memiliki jumlah penghasilan sama dengan jumlah yang dikeluarkan sehingga tidak ada sisa uang yang dimiliki. Kedua, golongan menengah atau seseorang yang berfokus pada kebutuhan konsumtif dan cenderung hanya memerdulikan gaya hidup. Ketiga, golongan kaya atau orang yang berfokus memperbanyak sumber pemasukan dengan menabung dan investasi.

Safir Senduk menyatakan bahwa kecenderungan golongan kaya lebih sedikit dibandingkan golongan miskin dan menengah. Oleh karena itu untuk berada di golongan kaya terdapat empat kiat-kiat mengatur keuangan. Pertama, pertimbangkan sumber penghasilan yang lebih baik dengan perbanyak sumber penghasilan. Jangan pernah menutup diri untuk belajar di bidang lain karena mungkin sumber penghasilan yang lebih layak berada di bidang tersebut.

"Kalau Anda ingin penghasilan besar, spesialis jawabannya. Tapi jika ingin selamat jangka panjang menjadi generalislah jawabannya,” ujarnya.

Kedua, kendalikan pengeluaran dengan mencermati pos pengeluaran terbesar dan melihat angkanya perlu dipertahankan atau tidak. Hal ini dapat dilakukan dengan mulai mengelompokkan kebutuhan kita ke dalam interval angka 1-10 dengan semakin tinggi angkanya maka pengeluaran semakin besar. Semakin rendah angkanya, maka pengeluaran dapat bisa ditekan dan rendah.

Ketiga, milikilah gaya hidup yang cermat dan sederhana atau membeli barang yang berfokus pada kebutuhan (fungsi, spek, dan harga). Di era digital semakin memudahkan konsumen untuk bertransaksi dan tidak sedikit tergiur dengan potongan harga yang ditawarkan. Namun, dengan berpedoman pada kebutuhan maka kemudahan teknologi yang semula merugikan dapat menguntungkan bagi konsumen.

Keempat, mulai perbanyak sumber penghasilan dengan investasi. Safir menyarankan investasi paling mudah dapat dimulai dengan tabungan berjangka dimana kita membiasakan diri untuk menyisihkan uang untuk menabung. Dengan menabung dan berinvestasi kita akan menjadi golongan kaya dalam jangka waktu yang lama.

Reporter: Pravito Septadenova Dwi Ananta (Teknik Geologi, 2019)