Kolaborasi ITB dan MAU, Kembangkan Potensi Bambu dan Rotan di Indonesia
Oleh rayiharjani - Rayi Harjani - FSRD
Editor
BANDUNG, itb.ac.id – Sebagai negara
penghasil bambu terbesar ketiga di dunia setelah Cina dan India, Indonesia
memiliki potensi besar untuk memanfaatkan bambu menjadi material masa depan. Begitu
pula dengan rotan, Indonesia merupakan pengekspor terbesar dengan menyuplai 80%
kebutuhan rotan di dunia tiap tahunnya. Maka, Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui Program Studi (Prodi) Desain Produk dari
Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) mengadakan kolaborasi dengan (MAU) dalam
upaya pengembangan material bambu dan rotan. Kolaborasi yang mengambil tema “Bond Through Contrariety” ini telah
diadakan 9 kali sejak pertama kali diselenggarakan pada 2007. Acara utama kolaborasi
antara mahasiswa Desain Produk ITB dengan mahasiswa MAU ini berbentuk workshop mengenai bambu dan rotan yang
digelar pada Kamis-Jumat (1-9/3/2018). Hasil karya dari kegiatan tersebut
kemudian dipamerkan pada Senin-Rabu (12-14/3/2018) di Indonesia Design Development Center (IDDC), Jakarta.
Tujuan utama dari kolaborasi ini adalah mencari potensi pengembangan bambu dan rotan untuk dijadikan bahan utama pembuatan barang sehari-hari. Kevindra, selaku ketua panitia pelaksana sekaligus peserta mengungkapkan bahwa mahasiswa juga dapat mengembangkan dua material lokal ini menjadi produk yang memiliki fungsi praktis, tidak hanya menjadi bahan dasar pembuatan properti acara seperti yang marak dilakukan mahasiswa di ITB. Tema workshop tahun ini berfokus pada percobaan kombinasi bambu dan rotan menggunakan material lain, seperti, kaca, mika, aluminium, dan kertas. Kegiatan kolaborasi ini turut melibatkan dosen dari Desain Produk ITB dan MUA sebagai pendamping, design adviser, serta supervisor.
Proses workshop dalam kolaborasi ini dimulai dengan pembagian kelompok
yang berisikan mahasiswa S1 tingkat 3 Desain Produk ITB dengan mahasiswa Musashino Art University yang berasal
dari latar belakang program studi berbeda-beda. Rangkaian acara selama 9 hari
diisi dengan menyentuh langsung material bambu dan rotan, dilanjut dengan brainstorming ide pengembangan produk,
lalu diwujudkan menjadi modul-modul kecil. Ide yang telah terkumpul
dipresentasikan dalam bentuk konsep pengembangan produk dan lembar kerja. Kolaborasi
ini turut mengundang pengrajin bambu dari Cirebon sebagai pengeksekusi tahap
akhir pengerjaan produk.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pameran produk yang dihasilkan dalam kolaborasi ini diselenggarakan di Indonesia Design Development Center (IDDC) di Jakarta. Pameran ini diawali dengan presentasi per kelompok serta turut dihadiri oleh Pusat Penelitian Ekonomi (P2E) Kementerian Perdagangan Indonesia dan Ketua Program Studi Desain Produk UPJ. Produk yang dihasilkan dari eksplorasi bambu dan rotan ini berkisar pada produk interior ruang keluarga, diantaranya adalah, lampu, kursi, hingga meja. “Kegiatan kolaborasi seperti ini sangat membuka pikiran, bahwa kehidupan tidak hanya berkisar di kampus, namun, masih ada dan banyak hal lain yang bisa dilihat.” ujar Kevindra.