Konferensi Internasional Arte-Polis 2: Lebih dari 60 Pemakalah dari 16 Negara Berbagi Pengalaman Industri Kreatif
Oleh kristiono
Editor kristiono
BANDUNG, itb.ac.id - Jumat pagi (8/8) sekitar pukul 09.00 WIB, Sekretaris Daerah Jawa Barat, Ir. Lex Leksamana, mewakili pimpinan pemerintah daerah secara resmi membuka Konferensi Internasional Arte-Polis 2 di Aula Timur, salah satu bangunan bersejarah di ITB. Mengusung tema "Komunitas Kreatif dan Pemaknaan Tempat: Berbagi Pengalaman Kreatif", Artepolis 2 merupakan salah satu rangkaian acara Helar Fest yang berlangsung selama bulan Juli dan Agustus 2008 di Kota Bandung.
Ketua Panitia Arte-Polis 2, Woerjantari Soedarsono, dalam sambutannya menyatakan acara seminar yang mempertemukan lebih dari 80 pemakalah dari 16 negara ini bermanfaat untuk saling berbagi kearifan lokal dan pengalaman internasional yang berkaitan dengan permasalahan dan isu terkini, kasus-kasus 'best practice' serta dampak kebijakan dari keterkaitan antara komunitas kreatif dan penciptaan tempat-tempat bermakna, terutama di ruang publik. "Sasaran acara ini adalah mempertemukan berbagai stakeholder dari berbagai negara yang memiliki perhatian pada kualitas hidup dan penghidupan komunitas kreatif, baik dari pedesaan maupun perkotaan" ujar Bu Ririn, sapaan akrab Woerjantari.
Arte-Polis 2, seperti dikatakan Bu Ririn, akan membahas secara kritis peran ekonomi kreatif dalam pengembangan masyarakat: pengelolaan, perencanaan, dan perancangan ekonomi industri kreatif dalam mengembangkan kualitas hidup dan ruang penghidupan bagi masyarakat serta membandingkan fenomena industri kreatif di negara maju dan negara berkembang.
Pelaksanaan Arte-Polis 2, yakni Konferensi Internasional dan Design Charrette. Konferensi internasional yang dilaksanakan selama dua hari, Jumat (8/8) dan Sabtu (9/8), menghadirkan pembicara Menteri Perdagangan Dr. Mari E Pangestu Direktur COMEDIA Charles Landry, Prof Lili Kong, Prof Masayuki Sasaki, Mr. Vin Morar, Mr John Newbigin, Dr Yasraf Piliang, Dr Armein Z Langi dan Dr Dwi Larso. Para pembicara tersebut akan memberikan wawasan dan pengantar bagi diskusi kritis yang diharapkan berkembang dalam sesi-sesi pararel.
Kegiatan Arte-Polis 2 dilengkapi dengan pameran komunitas kreatif di Aula Barat ITB pada hari ini (8/8) dan esok (9/8) kemudian dilanjutkan di Galeri Arsitektur ITB pada 12-19 Agustus mendatang. Sebelumnya, Arte-Polis pertama diselenggarakan pada tahun 2006 lalu.
Konferensi Arte-Polis 2 terlaksana atas prakarsa Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, bekerjasama dengan Sekolah Bisnis dan Manajemen, Pusat Penelitian Seni Rupa dan Desain, dan Pusat Penelitian Teknologi Informasi dan Komunikasi serta Pusat Studi Urban Desain ITB.
Arte-Polis 2, seperti dikatakan Bu Ririn, akan membahas secara kritis peran ekonomi kreatif dalam pengembangan masyarakat: pengelolaan, perencanaan, dan perancangan ekonomi industri kreatif dalam mengembangkan kualitas hidup dan ruang penghidupan bagi masyarakat serta membandingkan fenomena industri kreatif di negara maju dan negara berkembang.
Pelaksanaan Arte-Polis 2, yakni Konferensi Internasional dan Design Charrette. Konferensi internasional yang dilaksanakan selama dua hari, Jumat (8/8) dan Sabtu (9/8), menghadirkan pembicara Menteri Perdagangan Dr. Mari E Pangestu Direktur COMEDIA Charles Landry, Prof Lili Kong, Prof Masayuki Sasaki, Mr. Vin Morar, Mr John Newbigin, Dr Yasraf Piliang, Dr Armein Z Langi dan Dr Dwi Larso. Para pembicara tersebut akan memberikan wawasan dan pengantar bagi diskusi kritis yang diharapkan berkembang dalam sesi-sesi pararel.
Kegiatan Arte-Polis 2 dilengkapi dengan pameran komunitas kreatif di Aula Barat ITB pada hari ini (8/8) dan esok (9/8) kemudian dilanjutkan di Galeri Arsitektur ITB pada 12-19 Agustus mendatang. Sebelumnya, Arte-Polis pertama diselenggarakan pada tahun 2006 lalu.
Konferensi Arte-Polis 2 terlaksana atas prakarsa Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, bekerjasama dengan Sekolah Bisnis dan Manajemen, Pusat Penelitian Seni Rupa dan Desain, dan Pusat Penelitian Teknologi Informasi dan Komunikasi serta Pusat Studi Urban Desain ITB.
