Kongres IX IA-ITB: Energi untuk Negeri

Oleh Bayu Septyo

Editor Bayu Septyo

BANDUNG, itb.ac.id - Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA-ITB) berhasil menggelar kongres nasional kesembilannya. Perhelatan yang bertajuk "Kongres IX IA-ITB: Energi untuk Negeri" ini berlangsung di Aula Timur ITB pada Sabtu (23/01/16). Gelaran lima tahunan alumni ITB seantero tanah air dan luar negeri ini memiliki berbagai rangkaian acara akbar, termasuk pemilihan ketua IA-ITB periode 2016-2020. Dalam keputusan yang dikeluarkan Henry Harmen selaku ketua kongres, kandidat ketua nomor urut satu, Ridwan Djamalludin (Geologi '82), tampil sebagai pemenang sementara pemilu tersebut.

Kongres IX IA-ITB di kampus ITB Ganesha kali ini didukung oleh berbagai mata acara seperti Dialog Kebangsaan, Internet Voting, Pemilihan Ketua Umum, Talkshow &pos;Yang Muda Yang Mendunia, Pasar Inovasi Teknologi & UKM, Techno Costume Festival dan Ganesha All Star. Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan serentak bersamaan dengan agenda inti kongres. Hal ini kian meriah dengan niat panitia untuk memberikan suasana &pos;pulang-kampung' bagi para alumni yang juga hendak menghadiri kongres sekaligus memilih secara langsung di Aula Barat ITB. Walaupun berdekatan dengan Kongres IA-ITB Jabar pada minggu sebelumnya, Kongres IX IA-ITB tetap memiliki panitia terpusat yang mengkoordinir panitia-panitia daerah untuk membantu menyukseskan kegiatan yang besar ini. "Ini kan bukan Jabar lagi (Kongres IA-ITB Jabar, -red), jadi sudah dikelola oleh Panitia Kongres IA-ITB Pusat. Panitia tersebut sebagiannya adalah tim inti dari alumni, dan sebagian lagi dibantu mahasiswa pada hari H. Jadi, untuk seluruh agenda hari ini ditentukan oleh tim Panitia Pusat dan berkoordinasi dengan tim-tim koordinator seperti kami," terang Graha yang sebelumnya menjadi Ketua Bidang Pemilihan di Kongres IA-ITB Jabar.

Menanggapi Kongres ini, banyak masyarakat mempertanyakan peran alumni ITB dalam dunia pemerintahan. Hanya ada dua Menteri lulusan institusi Ganesha ini. Namun begitu, Harmen optimis bahwa peran alumni ITB begitu banyak kiprah dan manfaatnya bagi tanah air. Menurutnya, peran dalam dunia pemerintahan saja tidak cukup. "Alumni ITB sudah hampir satu abad. Banyak peran strategis yang menjadikan potensi para alumni terbederdayakan. Kabinet bukan lading satu-satunya. Justru ini tantangannya, alumni ITB harus bisa berbakti tidak hanya pada bidang pemerintahan namun juga pembaharuan di bidang lainnya, seperti melahirkan generasi pengusaha misalnya," tutur Harmen.

Kemunculan pengusaha dari alumni ITB bukanlah suatu yang tiba-tiba, terutama jika melihat visi ITB kini, mengembangkan diri sebagai entrepreneurial campus. Bangku perkuliahan, lanjut Harmen, pada dasarnya memberikan landasan berpikir logic. Hal inilah yang menjadi bekal bagi para alumni mengembangkan dirinya jadi apapun yang diinginkan, termasuk pengusaha berbasis inovasi teknologi di bidangnya. "Yang pasti, kita kekurangan insinyur yang jumlahnya saat ini masih kurang dari satu persen populasi penduduk kita. Kita, alumni, ingin mendorong jumlah tersebut sesuai impian institusi kita. Selain itu, kita juga ingin meningkatkan GDP negeri ini sehingga menjadi 10 negara ber-GDP tertinggi kedepannya" tegas Harmen.

Tema &pos;Energi untuk Negeri' dalam kongres ini ternyata menimbulkan banyak tanya bagi pengunjung. Beberapa mengira hal tersebut terkait dengan isu keenergian yang sedang terpuruk belakangan ini. Namun, hal yang menarik justru menjadi alasan dipilihnya tema ini oleh Panitia. " Kita harus terus membangun. Energi disini adalah spirit bukan tentang isu kontekstual. Untuk membangun negeri ini kita perlu energi, berupa semangat, kerja kerjas, inovasi, dan tangguh. Agar terus berkembang, hingga bisa menjadi pemain global kedepannya, termasuk dalam MEA nanti," jelas Khalid, salah satu Panitia Pusat saat Pemilu di Aula Barat.

Tema energi ini tampaknya juga terlukiskan dalam kemeriahan berbagai acara pendukung yang energik. Beragam kalangan alumni dari berbagai angkatan hadir bercengkrama memenuhi sudut-sudut kampus. Diantaranya ada yang menyumbangkan kemampuan bermusiknya dalam panggung Ganesha All Star. Hadir pula Prof. Dr. -Ing Eko Supriyanto (Professor termuda di Malaysia bidang Biomedik), Hokky Situngkir (Peneliti Teori Kompleksitas, Pemecah Pola Batik Fraktal), Sidratun Naim Ph.D (Penerima Prince Asturias Award 2014), dan Achmad Zaky (Founder-CEO Bukalapak.com) sebagai alumni muda ITB yang mendunia guna memberikan pengalaman dan pemikirannya pada Talkshow YMYM. Dalam kesempatan ini, tidak lupa mahasiswa juga dilibatkan secara aktif dalam stand-stand Pasar Inovasi Teknologi dan UKM yang diberikan kesempatan dalam memperkenalkan produk-produk inovatifnya pada seluruh pengunjung.

Dibalik semua itu, Khalid menyampaikan kendala terbesar yang dialami dalam menggelar kongres ini. Menurutnya, jumlah Alumni yang mencapai 94.000 lebih memberikan tantangan besar bagi panitia untuk mendulang partisipasi aktif dalam pemilu. Oleh karena itu disediakan pula layanan I-Voting sebagai remote voting bagi pemilih yang tidak dapat datang ke 39 TPS di seluruh Indonesia dan luar negeri. Selain baru, menariknya hal tersebut didukung oleh layanan Youtube live streaming sehingga semua alumni dapat menyaksikan rangkaian pemilu secara lebih transparan. Sedangkan itu, dalam Kongres yang berlangsung di Aula Timur sendiri sempat terjadi sedikit persoalan. Namun demikian, menuru Khalid hal itu menjadi wajar. "Dinamika yang wajar selalu terjadi. Namanya juga banyak alumni yang berkumpul, pasti banyak pemikiran dan ide, dan semuanya harus didengarkan. Yang penting, every vote counts, and every voice matters," ungkap Khalid tenang.

Walaupun di kampus ITB Ganesha hanya berlangsung pada Jumat dan Sabtu, Kongres itu sendiri secara nasional dimulai sejak Jumat hingga Minggu (22-24/01/16) di Bandung, Jakarta dan 26 provinsi lainnya serta Komisariat Luar Negri dengan berbagai bahasan termasuk pengumuman hasil pemilu, serah terima jabatan Ketua Umum IA-ITB, pengesahan dan penetapan anggota, dan dewan pengawas terpilih. Namun demikian, penetapan Ridwan sebagai Ketua IA dan berbagai kegiatan lanjutannya tidak dapat dilanjutkan mengingat statusnya yang masih sementara menunggu keputusan final jika ada pengajuan banding dari berbagai pihak selama seminggu setelah pengumuman lalu.