Kontribusi dalam Pengembangan Wilayah dan Kota, Prof. Bambang Brodjonegoro Mendapat Doktor HC dari ITB

Oleh Adi Permana

Editor Vera Citra Utami


BANDUNG, itb.ac.id-Dalam Peringatan 101 Tahun Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia (PTTI), Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D. menganugerahkan gelar Doctor Honoris Causa (HC) kepada Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, S.E., M.U.P., Ph.D.

Penganugerahan Gelar Kehormatan ini berlangsung di Aula Barat ITB pada Sabtu (3/7/2021) secara daring. Ketua Tim Promotor Prof. Ir. Tommy Firman, M.Sc., Ph.D., mengatakan, penganugerahan ini tidak dilakukan secara tiba-tiba, melainkan telah mengalami proses panjang sejak Februari—November 2019. “Usulan ini telah melewati suatu review dan verifikasi substantif yang sangat ketat dan teliti oleh banyak pihak,” ujarnya pagi ini.

Prof. Tommy Firman juga menjelaskan, Prof. Bambang Brodjonegoro layak mendapat Gelar Kehormatan lantaran telah memberikan sumbangsih karya-karya inovatif dan pemikiran tentang desentralisasi dan pembangunan ekonomi wilayah dan kota di Indonesia. Sumbangsihnya dituangkan dalam sejumlah karya ilmiah pada berbagai jurnal nasional maupun internasional.

Saat menjabat sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dalam Kabinet Indonesia Maju pada 2016—2019, Prof. Bambang Brodjonegoro banyak menyampaikan gagasan dan wacana serta aktif terlibat dalam perdebatan tentang pembangunan ibu kota negara (IKN).

Selain hal-hal yang berkaitan dengan bidang pengembangan wilayah dan kota yang telah disebut sebelumnya, Prof. Bambang Brodjonegoro juga turut berkontribusi aktif dalam beragam hal. Beberapa di antaranya memfasilitasi riset terkait pengadaan vaksin Merah Putih, pembentukan SDGs Network di ITB, dan menggagas perbaikan “Financial System Safety Net” untuk menghadapi krisis keuangan.

Adapun tim promotor pada pemberian Gelar Kehormatan kepada Prof. Bambang Brodjonegoro adalah sebagai berikut:
1. Prof. Indra Djati Sidi, Ph.D. (FTSL - ITB)
2. Prof. Dr. Sudarso Kaderi Wiryono (SBM - ITB)
3. Prof. Dr. Pradono (SAPPK - ITB)

Sampaikan Orasi Ilmiah tentang Konsep Liveable Metropolitan

Selain menerima gelar Doctor Honoris Causa, Prof. Bambang Brodjonegoro menyampaikan orasi ilmiah tentang peningkatan kesejahteraan melalui konsep liveable metropolitan city. Beliau menyampaikan, pembangunan wilayah diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ukuran ekonomi suatu wilayah dan secara kolektif dapat berpengaruh kepada pertumbuhan bangsa.

Dalam orasi ilmiah tersebut, ia sempat menyinggung tentang fenomena urbanisasi dan real income mayoritas penduduk kota sekaligus perbandingannya dengan cost of living.
Menurutnya, rendahnya real income mayoritas penduduk kota, jika dikaitkan dengan perencanaan kota dan wilayah, dapat disebabkan oleh berbagai hal. Misalnya harga rumah yang mahal di perkotaan, penyediaan transportasi umum yang tidak terjangkau, atau bahkan masalah lingkungan yang timbul berkaitan erat dengan urban planning di daerah tersebut. Hal-hal itu dapat membuat cost of living berbanding terbalik dengan real income.

“Untuk menyelesaikan masalah ini, kita harus fokus dalam merumuskan cara meningkatkan liveability,” ujar Prof. Bambang Brodjonegoro.

Liveability sendiri, menurut Partners of Liveable Communities, merupakan gagasan kota yang mampu menambah kualitas hidup sebuah komunitas. Pembangunan kota metropolitan menjadi sebuah solusi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, kesempatan kerja, dan peningkatan pendapatan masyarakat.

Prof. Brodjonegoro mengatakan, konsep Liveable Metropolitan mengacu kepada menciptakan suatu perkotaan dengan biaya hidup terjangkau (affordable living) dan masyarakatnya memiliki pendapatan yang relatif tinggi (high income). Untuk melaksanakan konsep liveable metropolitan, beliau menyampaikan tiga pilar utamanya, yaitu: ketersediaan fasilitas dan layanan publik yang inklusif, ekonomi yang kompetitif, dan peraturan dan pemerintah yang suportif.

Sebagai penutup, Prof. Brodjonegoro menekankan bahwa penguatan ekonomi dan kesejahteraan membutuhkan kerja sama dan kolaborasi dari semua pihak. Riset dan inovasi juga harus didukung dalam mewujudkan ekonomi yang menguat. Riset dan inovasi adalah langkah awal dari sebuah perencanaan dan pembangunan yang berkelanjutan.

Reporter: Athira Syifa P. S. (Teknologi Pascapanen, 2019)