Mahasiswa ITB Raih Penghargaan Nasional, Usulkan Metode Reduksi Besi dengan Reduktor Peuyeumisasi Sampah untuk Pengolahan Limbah Bauksit

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita

BANDUNG, itb.ac.id — Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali meraih penghargaan di tingkat nasional di ajang Metallurgy and Materials (MnMs’) Week. Kegiatan ini merupakan ajang tahunan bergengsi yang dihelat oleh Departemen Teknik Metalurgi dan Material Universitas Indonesia dalam sepekan.

Di tahun ini, Tim Pirogengs meraih gelar juara pertama. Tim ini terdiri atas empat mahasiswa Teknik Metalurgi 2020, yakni Muhammad A’an, Baihaqi Hakim, Fauzan Kamal, dan Eunike Mercy.

Mereka mengusulkan ide ekstraksi besi yang terdapat dalam red mud dengan metode peuyeumisasi sampah. Red mud merupakan residu atau tailing dari proses pengolahan bauksit menjadi alumina. Limbah ini memiliki warna merah kecokelatan dan bersifat basa. Nilai pH-nya antara 10-12,5. Red mud tidak secara spesifik dinyatakan sebagai limbah B3, namun pengelolaannya harus terus diwaspadai mengingat sifatnya sebagai alkali. Baihaqi Hakim menyebutkan hal ini dilatarbelakangi banyaknya jumlah red mud yang melimpah dari hasil pengolahan bauksit dan biasanya hanya ditampung pada tailing dam.

Red mud itu alkalinitasnya tinggi sehingga bisa mencemari air dan tanah. Selain itu, terdapat potensi kerusakan tailing dam yang dapat menyebabkan banjir red mud,” ujar Eunike Mercy.

Peuyeumisasi sampah merupakan fermentasi sampah dengan bioaktivator sehingga menghasilkan bahan dengan potensi kalori dan kandungan karbon yang dapat digunakan sebagai reduktor dan bahan bakar. “Bioaktivatornya merupakan salah satu jenis bakteri gram positif,” ujar Muhammad A’an. Metode ini tergolong baru karena belum ada literatur yang menyebutkan pemanfaatan peuyeumisasi sampah sebagai reduktor.

Penggunaan metode ini kian menguntungkan seiring meningkatnya kebutuhan baja nasional. Selain mengatasi permasalahan red mud, biaya peuyeumisasi sampah lebih rendah dibandingkan batu bara dengan tingkat kalori yang mirip. Eunike menjelaskan bahwa mereka mempelajari metode ini langsung dari penemunya, Sonny Djatnika Sunda Djaja.

   

Tim ini turut melakukan simulasi software dan percobaan peuyeumisasi dalam skala laboratorium untuk memantapkan ide. Dengan kerja sama tim yang kompak dan bimbingan dari Prof. Dr. Ing. Zulfiadi Zulhan, S.T., M.T., mereka berhasil menyelesaikan perlombaan di tengah kesibukan menjadi mahasiswa tingkat akhir.

“Menjaga semangat itu sulit sekali karena rangkaian kompetisinya telah berlangsung dari Juli dan puncaknya pada 18 November lalu. Namun, kami beruntung mendapat dosen pembimbing yang sangat suportif. Beliau memberikan kesempatan kepada kami untuk melakukan percobaan di Laboratorium Pirometalurgi ITB dan memberikan pelbagai masukan dari fase percobaan hingga pertandingan. Semoga dengan gagasan ini, permasalahan timbunan sampah dan limbah red mud dari proses pemurnian bauksit dapat teratasi,” tutur Eunike Mercy.

Di akhir wawancara Baihaqi Hakim menyampaikan pesan. “Semakin keras usahanya, semakin meningkat peluang kemenangan kalian. Menang atau kalah itu ada di tangan kalian. Tetap semangat!” ujarnya.

Reporter: Maharani Rachmawati Purnomo (Oseanografi, 2020)

Editor: M. Naufal Hafizh