Tantangan dalam Menerapkan Blended Learning di Masa Pandemi
Oleh Adi Permana
Editor Vera Citra Utami
BANDUNG, itb.ac.id—Seiring perkembangan zaman, teknologi terus berkembang menyesuaikan kebutuhan dan permintaan manusia. Salah satunya di bidang pendidikan. Teknologi menjadi senjata utama dalam mengoptimalkan proses pembelajaran.
Yusep Rosmansyah, Ph.D. dari Kelompok Keahlian Teknologi Informasi ITB punya pandangan soal teknologi pembelajaran. Dia sempat memaparkan metode ajar dan dampak penggunaan teknologi terhadap pendidikan dalam Kuliah Publik “Teknologi Pembelajaran Masa Depan” pada Jumat (19/03/2021).
Menurut Yusep, teknologi diperlukan untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, berbasis pengalaman, efektif, dan interaktif. Bukan malah menghilangkan esensi dari pendidikan, melainkan melengkapi metode pembelajaran konvensional.
“Di sini pendidik tidak berperan secara absolut. Mereka hanya memaparkan materi pembelajaran dari segi esensial dan filosofis,” ujar Yusep. Untuk itu, konstruktivisme, behaviorisme, kognitivisme, dan sebagainya perlu dikedepankan melalui blended learning atau pembelajaran bauran.
Lebih lanjut, Yusep mengatakan bahwa aktivitas dalam blended learning dilakukan melalui pembelajaran dalam konteks tertentu, interaksi dengan guru dan konten ajar, serta kolaborasi sesama pelajar. Pembelajaran ini diaktualisasikan melalui integrasi antara luring dan daring, pengembangan kompetensi komputer dan kemampuan bersosial secara beriringan, serta memadukan konsep eksperimental dan konseptual.
Kendati demikian, ungkap Yusep, faktanya organisasi pendidikan masih menemui sejumlah tantangan. “Di antaranya permintaan teknologi yang melebihi ketersediaan, perlunya pembekalan guru dan mahasiswa pengajar secara rutin, dan kurangnya dukungan dari aspek teknologi,” tuturnya.
Pembelajar pun tidak kalah menghadapi rintangan selama menjalani blended learning, seperti kesadaran diri, literasi dan kompetensi teknologi, pengisolasian diri, kurang efektifnya teknologi, dan masih banyak lagi.
Pada akhirnya, teknologi menjadi sebuah keniscayaan di bidang pendidikan, terbukti dari eksistensi blended learning. Meskipun metode pembelajaran satu ini masih menemui sejumlah tantangan, seluruh pihak berkepentingan dapat memperoleh manfaat darinya. Tinggal direalisasikan melalui kolaborasi untuk memajukan pendidikan dan pembelajaran.
Reporter: Zahra Annisa Fitri (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2019)