Kontribusi ITB untuk IKN: Smart dan Green Technology

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita


BANDUNG, itb.ac.id - Institut Teknologi Bandung (ITB) ikut berkontribusi terhadap pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) dan memperkuat kerja sama lintas kedeputian Otorita IKN. Keterlibatan ITB tidak lain dari kepakaran di bidang rekayasa teknologi, energi, ICT, dan humaniora.

Penerapan rekayasa dan teknologi menjadi beberapa kunci untuk terciptanya misi IKN sebagai superhub untuk pengembangan kluster ekonomi dan kluster pendukungnya.

IKN sebagai superhub terdiri atas 6 kluster ekonomi yang meliputi Kluster Industri Teknologi Bersih, Kluster Farmasi Terintegrasi, Kluster Industri Pertanian Berkelanjutan, Kluster Ekowisata dan Wisata Kesehatan, Kluster Bahan Kimia dan Produk Turunan Kimia, dan Kluster Energi Rendah Karbon. Sementara itu, kluster pendukung terdiri atas Kluster Pendidikan Abad ke-21 dan Smart City dan Pusat Industri 4.0.

Luas total IKN sebesar 324.332 Ha yang meliputi kawasan darat dan perairan laut. Adapun luas wilayah daratan IKN mencapai 256.142 Ha, yang terdiri atas 54 wilayah administratif setingkat Desa atau Kelurahan.

Kawasan darat tersebut terbagi atas tiga bagian. Pertama, Kawasan Ibu Kota Nusantara (KIKN) seluas 56.180 Ha yang meliputi 6 Wilayah Perkotaan (WP), terdiri atas 12 wilayah administratif setingkat desa/kelurahan. Kedua, Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) seluas 6.671 Ha yang terdiri atas 2 wilayah administratif setingkat desa atau kelurahan. Ketiga, Kawasan Pengembangan Kota Nusantara (KPIKN) seluas 199.962 Ha.

Di sisi lain, terdapat satu kawasan nondarat, yakni Kawasan Perairan Laut dengan luas 68.189 Ha yang terdiri atas kawasan pemanfaatan umum dan alur laut.

ITB melaksanakan 14 program di sejumlah desa penyangga IKN di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara dan di Kabupaten Kutai Kertanegara di bidang ketahanan energi, ketahanan pangan, dan sosial humaniora. Hal itu dilakukan dengan dana mandiri pengabdian masyarakat ITB yang mencapai Rp 1 miliar.

Dalam pelaksanaannya, para dosen dan mahasiswa ITB berperan dalam banyak hal, meliputi pembangunan penyediaan sumber air besih berbasis energi hijau, pengolahan sampah anorganik; penyediaan ketahanan pangan dengan produktivitas hortikultura, budidaya ikan, urban farming dan teknologi smart-farming; Revitalisasi lahan bekas tambang; Pemetaan infrastruktur energi dan konektivitas antar desa; hingga pembangunan manusia sebagai insan kota cerdas melalui pembangunan karakter kebangsaan dan kemampuan komunikasi berbahasa asing.

Dengan jejaring kemitraan ITB yang luas, pengabdian ini turut menggandeng Satgas Pemanfaatan Lahan Bekas Tambang (PLTBA) Kutai Kertanegara, Forum Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (F-TJSP) Kutai Kertanegara, Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi Kalimantan Timur), Yayasan LAPI ITB, juga Universitas Kutai Kertanegara.

Adapun sasaran dari pengabdian masyarakat ITB di IKN menyasar 5 klaster dari 8 klaster KPI IKN yang dipersiapkan melalui diskusi dengan pemerintah desa lokal, sejumlah kedeputian O-IKN, serta para pakar sesuai bidang dengan sasaran: mendesain sesuai kondisi alam, sirkuler dan tangguh, aman dan terjangkau, kenyamanan dan efisiensi melalui teknologi, dan peluang ekonomi untuk semua.

Reporter: M. Naufal Hafizh