Kopi Sore PSLH ITB Bahas Tantangan dan Peluang Penelitian Kelas Internasional

Oleh Erika Winfellina Sibarani - Mahasiswa Matematika, 2021

Editor M. Naufal Hafizh

BANDUNG, itb.ac.id - Pusat Studi Lingkungan Hidup, Institut Teknologi Bandung (PSLH ITB) mengadakan acara Kopi Sore secara bauran di Kantor PSLH ITB, Jalan Sangkuriang No. 42 A, Kamis (8/8/2024). Mengangkat topik "Peneliti Kelas Internasional: Mengatasi Tantangan dan Menyambut Peluang", PSLH ITB mengundang Dr. Sri Hapsari Budisulistiorini, Research Fellow di University of York, Inggris, sebagai narasumber.

Dr. Sri merupakan peneliti yang fokus di bidang pembentukan dan transformasi aerosol organik dan sumber fase gasnya di daerah perkotaan. Selain itu, beliau tertarik dengan transformasi aerosol pembakaran biomassa dan mikroplastik di udara serta dampaknya terhadap kualitas udara dalam dan luar ruangan.

Menurut beliau, tantangan menjadi peneliti internasional dapat dibagi menjadi dua aspek, yaitu internal dan eksternal. “Berdasarkan pengalaman, tantangan dari dalam diri saya adalah skill lacking, contohnya bahasa Inggris saya masih kurang dan masih kurang tahu tentang modelling. Selain itu, dukungan dan kultur di keluarga juga bisa jadi hambatan untuk pergi ataupun bekerja di luar negeri. Sedangkan tantangan dari eksternal bisa jadi dari birokrasi misalnya visa dan sebagainya. Kultur yang berbeda juga cukup berpengaruh,” ujarnya.

Selain tantangan, peluangnya cukup besar. “Untuk personal, saya mungkin punya kekurangan, tapi yang perlu di-highlight adalah skill atau kemampuan apa yang saya punya lebih dan relate dengan peran yang ingin saya ambil. Selain itu, pengalaman juga perlu. Misalnya, penelitian saya di Indonesia bisa menjadi selling point memperbesar peluang yang saya punya. Networking atau relasi yang baik dengan pihak-pihak terkait juga akan membantu kita melebarkan sayap di dunia international research,” katanya.

Dr. Sri juga menjelaskan bagaimana caranya mencari research funding. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Tentukan skema pendanaan yang sesuai karena setiap skema memiliki fokus penelitian, persyaratan, dan jumlah dana yang berbeda;

2. Periksa kelayakan diri (self eligibility) dengan memastikan agar memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan oleh skema pendanaan yang sudah dipilih;

3. Periksa kelayakan institusi (host organization’s eligibility) dengan memastikan apakah institusi eligible untuk menerima dana penelitian;

4. Baca panduan skema secara lengkap karena setiap skema memiliki guideline yang berbeda. Jika ada yang kurang jelas, jangan ragu menghubungi pihak funding agency;

5. Diskusikan rencana pengajuan dengan institusi karena mereka dapat memberi dukungan administratif dan teknis serta mengoordinasikan proses kolaborasi apabila diperlukan.

Dr. Sri mengatakan bahwa di UK Research and Innovation (UKRI) menyoroti pentingnya peran semua anggota tim dalam ekosistem penelitian dan inovasi. “Research tidak bisa berjalan hanya oleh para peneliti tetapi juga para tenaga teknis yang mengoperasikan peralatan, menjaga infrastruktur, dan tenaga pendukung seperti staf administrasi, petugas kebersihan, dan lain-lain,” katanya.

Reporter: Erika Winfellina Sibarani (Matematika, 2021)