Kuliah Tamu FSRD: Kupas Tuntas Kuratorial dan Manajemen Koleksi Museum
Oleh Ahmad Fauzi - Mahasiswa Rekayasa Kehutanan, 2021
Editor Anggun Nindita

Pemaparan materi dari Astri Winata (4/6/2025) (Dok. Ahmad Fauzi)
BANDUNG, itb.ac.id – Program Studi Sarjana dan Magister Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (FSRD ITB) menyelenggarakan kuliah tamu berjudul “Kuratorial dan Tata Kelola Koleksi Museum Seni Rupa Kontemporer” di Gedung LFM, ITB Kampus Ganesha, Rabu (4/6/2025). Kuliah tamu ini diisi oleh Kurator Independen dan eks-Kurator Museum Modern and Contemporary Art in Nusantara (MACAN), Astri Winata.
Secara garis besar, ia menjelaskan tentang kuratorial dan tata koleksi berdasarkan pengalamannya selama menjadi asisten kurator di Museum MACAN serta sebagai Junior Consultant di ISA Art Advisory dan Sotheby's Indonesia Representative Office.
Menurutnya, kurasi khususnya dalam konteks pameran seni rupa, pada dasarnya merupakan sebuah adalah proses bercerita. “Kurasi, adalah sebuah proses bercerita, storytelling, jadi kita bekerja bersama seniman untuk menghasilkan sebuah pesan kepada pengunjung yang kita tampilkan melalui objek seni di ruang pamer,” tuturnya.
Ia mengungkapkan, bahwa kurasi tidak bertujuan untuk mendikte atau menggurui, tetapi untuk berbagi kisah yang ingin kita bagikan.
Menjadi kurator menuntutnya untuk selalu mengikuti perkembangan isu terbaru yang relevan. “Kita harus selalu up to date dengan berbagai isu yang relevan,” jelasnya.
Selain itu, kurator juga harus netral dalam menyampaikan informasi tentang suatu karya. “Sebisa mungkin kita mencoba untuk netral, menyampaikan informasi sesuai fakta yang ada, karyanya apa, proses di baliknya seperti apa,” ungkapnya.
Terdapat beberapa elemen dari suatu pameran, yakni curatorial, educational and public programs, artwork, operational and maintenance, design, dan exhibition management.
Ia pun menjelaskan alur pembuatan pameran secara umum, termasuk juga tata letak karya. “Kita coba membayangkan, karya mana ditaruh di titik yang mana. Alur pengunjung juga diperhatikan, bagaimana agar tidak membahayakan pengunjung dan bagaimana agar tidak membahayakan karya,” jelasnya.
Pengelompokkan karya dalam suatu pameran juga disesuaikan dengan pesan yang akan disampaikan. “Bagaimana kita mengelompokkan karya-karya ini, sesuai dengan pesan apa yang ingin disampaikan kepada publik,” ujarnya.
Kemudian, ia menjelaskan tentang tata kelola koleksi museum yang terdiri dari tiga, yakni kebijakan koleksi, perawatan koleksi, dan pengembangan koleksi.
Kebijakan koleksi terdiri dari visi dan misi museum, kebijakan pengelolaan koleksi, kode etik, dan pengelolaan koleksi. Sementara itu, perawatan koleksi terdiri dari registrasi, konservasi, aksesibilitas, kepatuhan hukum, dan manajemen risiko. Kemudian, pengembangan koleksi terdiri dari akuisisi karya, riset, dan publikasi.
Reporter: Ahmad Fauzi (Rekayasa Kehutanan, 2021)