Semarak Parade Wispril ITB 2019

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

*Dok. KM ITB

BANDUNG, itb.ac.id – Pada pelaksanaan Wisuda Kedua Institut Teknologi Bandung Tahun Akademik 2018/2019, ITB mewisuda sebanyak 503 mahasiswa program sarjana dari 12 fakultas/sekolah. Pelaksaan wisuda program sarjana tersebut diselenggarakan di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), 6 April 2019.

Sebagaimana tradisi yang sudah dilakukan sebelumnya, setiap kali wisuda, Keluarga Mahasiswa (KM) ITB selalu menyelenggarakan parade wisuda. Kali ini, panitia mengusung tema “Cita Pembangun Bangsa” sebagai tema utama dalam Parade Wisuda April ITB 2019. Kegiatan tersebut bekerjasama dengan semua himpunan mahasiswa di ITB.

Parade dimulai saat wisudawan selesai mengikuti wisuda di Sabuga, lalu diarak bersama himpunan tiap jurusan menuju Sarana Olahraga Ganesha (Saraga), kemudian menuju Sunken Court. Para himpunan pun melanjutkan rute melalui gedung Center of Art and Design (CADL), Laboratorium Biru, Gedung Kuliah Umum (GKU) Barat, Lapangan Sipil, kemudian berakhir di gerbang utama ITB.

Selama parade, pertunjukan yang ditampilkan tiap himpunan akan diberi nilai berdasarkan pada kesesuaian tema himpunan dengan tema umum, ketertiban dalam mematuhi peraturan, kekompakan himpunan, dan properti yang digunakan seperti alat perkusi dan megaprop. Himpunan yang memiliki nilai performa tertinggi pun berhak untuk mendapat apresiasi dari Panitia Wisuda Pusat.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang dipentaskan di Lapangan CC Barat, tahun ini pertunjukan digelar di gerbang utama ITB. “Maksud dari keputusan pemindahan tempat ini adalah untuk mendekatkan diri pada masyakarat. Harapannya adalah agar masyarakat umum dapat turut meramaikan dan turut menyaksikan penampilan dari himpunan-himpunan ITB,” ujar Aristo Hakisa, salah satu panitia.

Salah satu penampilan yang cukup menarik adalah dari Ikatan Mahasiswa Metalurgi (IMMG), yang mengangkat tema “Black Panther”. Terinspirasi dari film yang berjudul sama, IMMG menampilkan cuplikan film yang berhubungan dengan keilmuan metalurgi. Cuplikan yang ditampilkan adalah mengenai pemanfaatan vibranium yang kemudian dikemas sedemikian mungkin agar mampu menonjolkan nilai khas dari himpunannya.

Penampilan dari massa himpunan pun berhubungan dengan tema yang diusung, ada yang berpenampilan sebagai Iron Man, Teletubbies, dan juga sebagai zombie. Pertunjukan yang disajikan oleh masing-masing dihimpunan dinilai oleh dua juri, dimana penilaian dilakukan berdasar pada beberapa elemen yaitu konsep penampilan, ketertiban dalam hal durasi, logistik yang digunakan (megaprop), dan teknik performa yang ditampilkan.

Setelah melalukan prosesi arak-arakan, beberapa himpunan pun melanjutkan tradisi mereka di tempat ikonik bagi himpunannya. Seperti halnya bagi Himpunan Mahasiswa Teknik Material (MTM) yang memiliki tradisi bernamakan Bola Pejal. Pada tradisi ini, massa himpunan bertanggung jawab untuk menjaga sebuah tongkat dari rebutan wisudawan sembari menyerukan salam MTM, Salam Metal. Makna dari Bola Pejal ini adalah pembuktian kepada wisudawan bahwa himpunan yang ditinggalkan akan berada di tangan yang baik.

Tidak hanya penampilan himpunan, tetapi dekorasi lingkungan kampus pun disesuaikan dengan tema yang kali ini didominasi oleh warna merah muda. Dekorasi ikonik pada setiap perayaan wisuda adalah dekorasi pada tangga Sunken yang dihias seakan-akan terlihat seperti backdrop besar. Dekorasi-dekorasi lain pun menghiasi setiap sudut ITB untuk menciptakan nuansa perayaan yang megah.

Reporter: Wendy Anastasia Yeoda (Magang IJA 2019)