Kuliah Tamu SAPPK ITB: Menelusuri Akar Humanistik Arsitektur Chandigarh Bersama Dr. Manu P. Sobti
Oleh M. Naufal Hafizh
Editor M. Naufal Hafizh
BANDUNG, itb.ac.id - Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung (SAPPK ITB) menggelar kuliah tamu dengan narasumber Dr. Manu P. Sobti dari School of Architecture, Design and Planning, University of Queensland, Australia, Selasa (7/5/2024). Beliau menyampaikan kuliah berjudul “Speaking from the Shadows: Human and Landscape Agency in Pierre Jeanneret’s Indian Sojourn as Humanist”.
Kuliah ini mengeksplorasi peran penting Pierre Jeanneret dalam proyek perancangan Kota Chandigarh, yang kerap tertutupi oleh ketenaran sepupunya, Charles-Edouard Jeanneret, atau lebih dikenal sebagai Le Corbusier.
Dr. Manu mempresentasikan hasil penelitiannya mengenai konsep arsitektural terkait proyek Chandigarh. Beliau menyoroti bagaimana Pierre Jeanneret yang tinggal di India selama keberlangsungan proyek sehingga mampu melakukan analisis mendalam tentang lingkungan serta kondisi sosial-budaya setempat. Berbeda dengan Le Corbusier yang hanya berkunjung secara berkala.
Dr. Manu menekankan bahwa dengan tinggal di lokasi proyek, Jeanneret mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang kehidupan sehari-hari masyarakat Chandigarh. Hal ini memungkinkannya memberikan masukan desain yang sangat humanistik kepada Le Corbusier. Salah satu kontribusi utamanya adalah gagasan untuk mempertahankan desa-desa tua di setiap sektor kota yang baru, yang menunjukkan keseimbangan antara modernitas dan tradisi lokal.
Menurut beliau, keterlibatan langsung Jeanneret di lapangan memberikan wawasan mendalam tentang interaksi masyarakat setempat dengan lingkungannya. Hal ini memungkinkan Jeanneret mengusulkan desain yang tidak hanya modern tetapi juga menghormati dan melestarikan warisan budaya yang ada. Ide-ide Jeanneret membantu memastikan bahwa perancangan kota tidak hanya berfokus pada estetika dan fungsi, tetapi juga kesejahteraan sosial dan budaya masyarakat.
Kuliah ini menarik perhatian mahasiswa dari berbagai program studi, termasuk Arsitektur, Perencanaan Wilayah dan Kota, serta mahasiswa S2 Rancang Kota. Dr. Manu berharap mahasiswa dapat mengambil pelajaran penting dari pendekatan humanistik Jeanneret dalam perancangan kota, yang menekankan pentingnya mempertimbangkan aspek sosial dan budaya dalam desain arsitektural.
Dengan kuliah ini, beliau tidak hanya memberikan wawasan baru tentang peran Pierre Jeanneret dalam proyek pembangunan Chandigarh, tetapi juga menginspirasi mahasiswa untuk melihat lebih jauh dari nama-nama besar dalam sejarah arsitektur. Beliau pun mahasiswa mengenali dan menghargai kontribusi individu-individu lain yang, meskipun mungkin kurang dikenal, memiliki dampak besar dalam dunia arsitektur dan perancangan kota.
Reporter: Stefany Septiawati Nababan (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)
Foto: Dokumentasi SAPPK ITB