Kuliah Tamu SITH-ITB: Pengujian dan Sertifikasi Benih Sangat Penting
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id – Program Studi Rekayasa Pertanian, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung (SITH ITB) kembali mengadakan kuliah tamu untuk mata kuliah Teknologi Benih. Kuliah yang diadakan pada Jumat (09/04/2021) ini membahas mengenai Pengujian dan Sertifikasi Benih. Kuliah tamu ini diisi oleh Junaidi, S.P., sebagai Quality Assurance Manager dari PT East West Seed Indonesia.
Junaidi menjelaskan definisi dan beberapa falsafah dari benih itu sendiri. Ia mendeskripsikan benih sebagai tanaman mini yang indah dan sebagai “proyek optimisme” yang mengandung janji.
Menurutnya, terdapat banyak proses yang memengaruhi mutu benih, mulai dari breeding sampai shipment. Lulusan S1 Ilmu dan Teknologi Benih IPB ini juga menyampaikan faktor-faktor yang menjadi parameter mutu benih. Benih bermutu inilah yang menjadi kepuasan para pelanggan.
*Junaidi sedang memaparkan mengenai parameter mutu benih pada kuliah tamu Pengujian dan Sertifikasi Benih, Jumat (09/04/2021)
Junaidi juga menekankan mengenai pentingnya proses sampel. Ia menyatakan bahwa sampel yang valid akan berujung pada hasil yang valid, yang nantinya akan sangat memengaruhi kebenaran hasil uji. Selanjutnya, ia menjelaskan tahapan pengujian yang dilakukan dalam sertifikasi benih. “Sertifikasi benih ini penting, khususnya karena hal tersebut sudah menjadi peraturan yang tertera di undang-undang,” ujarnya.
*Pak Junaidi sedang berbicara mengenai tahap-tahap pengujian daya berkecambah pada kuliah tamu Pengujian dan Sertifikasi Benih, Jumat (09/04/2021)
*Junaidi sedang menjelaskan mengenai salah satu metode pengujian kemurnian genetik benih, Uji Grow Out, pada kuliah tamu Pengujian dan Sertifikasi Benih, Jumat (09/04/2021)
Setelah sesi tanya jawab dan penyerahan piagam penghargaan, Junaidi menyampaikan beberapa pesan terakhir terkait materinya. “Semoga ini menjadi tanda bahwa nanti pertanian kita akan lebih maju. Segera lulus dan segera buktikan bahwa pertanian itu menjanjikan,” ujarnya kepada para mahasiswa.
Reporter: Michelle Febriyana (TPB SAPPK, 2020)