Kuliah Umum Kepala BATAN: Perkembangan IPTEK Nuklir di Indonesia

Oleh Samuel Simon

Editor Samuel Simon

BANDUNG, itb.ac.id - Nuklir seringkali digunakan beberapa pihak untuk hal buruk, seperti bahan baku pembuatan senjata pemusnah massal. Namun, nuklir juga memiliki kegunaan yang dapat dimanfaatkan untuk menyejahterakan banyak orang, seperti penggunaannya di bidang pembangkit listrik. Pemanfaatan nuklir di Indonesia sendiri telah dimulai sejak lama dalam berbagai bidang. Hal ini diawali dengan pembentukan Dewan Tenaga Atom dan Lembaga Tenaga Atom di antara tahun 1954 hingga 1958. Lembaga Tenaga Atom inilah yang merupakan cikal bakal lembaga yang saat ini kita kenal dengan nama Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN).

Menyikapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir di Indonesia, FMIPA ITB mengadakan kuliah umum yang disampaikan oleh Dr. Hudi Hastowo, Kepala BATAN. Kuliah umum yang berlangsung pada Kamis (11/9), pukul 09.00 dan berlangsung selama dua jam ini diselenggarakan di Ruang Galeri Utama Campus Center.

Kuliah umum berjudul "Perkembangan IPTEK Nuklir di Indonesia" ini membahas perkembangan teknologi nuklir sejak awal mulanya hingga penerapannya saat ini di Indonesia. Pada dasarnya, pengembangan nuklir di Indonesia dibagi menjadi dua sektor, yaitu sektor energi dan non-energi. Sektor non-energi sendiri meliputi aplikasi isotop dan radiasi nuklir di bidang bahan pangan, pencarian sumber air tanah dalam, serta pengembangan di bidang energi baru khususnya biofuel. Pada pemanfaatannya di bidang pangan, radiasi nuklir juga dapat digunakan untuk mengawetkan makanan, selain dipakai di sektor pertanian dan peternakan.

Pada sektor energi, sasaran utama penggunaan teknologi nuklir adalah berfungsinya Pangkalan IPTEK Nuklir di tahun 2010. Pangkalan IPTEK Nuklir akan menjadi tempat dilaksanakannya beberapa program, seperti pengembangan dan penyediaan uranium serta pengembangan teknologi pengelolaan limbah nuklir. Di samping itu, pangkalan ini juga diharapkan menjadi langkah awal untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) komersial pertama di Indonesia. PLTN yang rencananya akan beroperasi di tahun 2017 ini akan menjadi pemasok di sistem jaringan listrik Jawa-Bali-Madura.

Kuliah umum ini kembali menyadarkan bahwa energi nuklir memiliki peluang yang sangat potensial untuk menjadi salah satu sumber energi nasional. Hal ini berarti penggunaan energi nuklir dapat mendukung terwujudnya keamanan pasokan energi di Indonesia dalam jangka panjang.