Kuliah Umum Mahasiswa Bidikmisi ITB Bersama Gubernur NTB

Oleh Ahmad Fadil

Editor Ahmad Fadil

BANDUNG, itb.ac.id- Acara mentoring gabungan untuk para mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB), khususnya penerima beasiswa bidikmisi yang diadakan oleh Lembaga Kemahasiswaan, pada hari Jumat (16/03/18), mendatangkan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Muhammad Zainul Majdi yang lebih dikenal dengan gelarnya Tuan Guru Bajang (TGB) sebagai pembicara.

Bertemakan “Menerapkan Nilai Ketuhanan dan Nasionalisme dalam Menjalankan Kepemimpinan yang Berintegritas dan Profesional”, TGB membawakan kuliah di depan 350 mahasiswa bidikmisi ITB. Bertempat di Auditorium Sekolah Bisnis dan Management (SBM) ITB Gedung Freeport Lantai 6, Gubernur termuda se-Indonesia ini menegaskan kepada mahasiswa untuk tidak mudah menerima isu-isu di media sosial yang sekarang sedang merajalela.

”Kami yang sekarang berada di kursi pemerintahan meletakkan mimpi-mimpi kepada kalian untuk membangun Indonesia di masa depan. Berhentilah mempertentangkan Ketuhanan dengan nasionalisme atau mempertentangkan keagamaan dengan kebangsaan,” tegas TGB.

Gubernur dua periode ini mengatakan bahwa isu-isu hoax dapat memicu pertentangan antar masyarakat. ”Saking banyaknya pemberitaan  di media sosial mengenai para pejabat yang korupsi, seakan-akan memberitahu, jika kepemimpinan tidak memiliki nasionalisme dan menjalankan tanpa kejujuran,” katanya.

Berpedoman pada Pancasila dinilai olehnya sebagai upaya untuk mengurangi perselisihan. “Pancasila itu yang membuat para pendiri bangsa, mereka merumuskan pancasila tanpa mempertentangkan agama maupun suku satu sama lain”, katanya.

Lebih lanjut, Gubernur lulusan Al-Azhair Kairo ini memaparkan perkembangan sosial-ekonomi di NTB sejak kepemimpinanya dari tahun 2008 hingga sekarang. Di mulai dari membangun kepercayaan masyarakat NTB yang sangat rendah tentang potensi yang dimilikinya sendiri, hingga menjadikan NTB sebagai provinsi yang berkembang seperti saat ini. “Nilai yang dapat kalian ambil dari NTB ini adalah jangan menyepelekan hal-hal kecil, jika ada persepsi negatif yang datang jangan langsung percaya dan diyakini, selalu uji persepsi itu dan bhakan kalian harusnya tertantang untuk mematahkannya”, ujarnya ditengah-tengah penyampaian paparannya.

Kepemimpinan menurut TGB tidak mengenal teori, karena kepemimpinan bersifat dinamis terhadap waktu, masalah, dan perkembangan jaman. Menurutnya, menjadi pemimpin dibutuhkan tiga hal, pertama dibutuhkan keteladanan yang konsisten terlebih dengan adanya birokrasi, kedua dibutuhkan visi yang kuat, dan ketiga, ekuilitas dalam kepemimpinan yang berarti menghilangkan batasan ‘atasan’ dan ‘bawahan’.

“Layaknya NTB yang dulunya menjuluki dirinya sendiri dengan plesetan Nasib Tergantung Bali sekarang dengan kepemimpinan yang saling membangun antara masyarakat dan semua stake holder menjadikan NTB sebagai peringkat satu sebagai provinsi dengan kepatuhan terhadap standar pelayanan publik terbaik”, ujar TGB.

Di akhir kuliah umumnya, TGB mengatakan “Ubah kata kami dengan mereka menjadi kita. Keunggulan yang kalian miliki, hendaknya  digunakan untuk menyatukan dan memajukan bangsa”, pungkasnya. Acara ini diakhiri dengan penyerahan cinderamata dari Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Alumni, dan Komunikasi, Dr. Miming Miharja, kepada Tuan Guru Bajang.

Penulis: Afrilia Mega (TPB 2017)
ITB Journalist Apprentice 2018