ITB Dorong Riset Mitigasi Bencana Berkelas Dunia Melalui Kolaborasi Internasional

Oleh M. Naufal Hafizh, S.S.

Editor M. Naufal Hafizh, S.S.


BANDUNG, itb.ac.id - Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat risiko bencana tertinggi di dunia. Ratusan jiwa melayang setiap tahunnya dan kerugian ekonomi mencapai US$1 hingga US$3 miliar. Pertumbuhan populasi, peningkatan urbanisasi, dan angka kemiskinan yang bertambah, menyebabkan peningkatan risiko bencana. Pertumbuhan penduduk, urbanisasi yang pesat, serta tingginya angka kemiskinan turut memperbesar dampak yang ditimbulkan setiap kali bencana terjadi. Menyadari urgensi tersebut, Pemerintah Kota Bandung pada Januari 2024 mengajukan kebutuhan dukungan riset untuk memahami tingkat paparan bahaya terhadap masyarakat dan infrastruktur secara lebih komprehensif.

Sebagai institusi pendidikan dan riset yang berkomitmen menghadirkan solusi berbasis sains bagi bangsa, Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali menunjukkan kontribusinya melalui kolaborasi riset bertaraf internasional bersama British Geological Survey (BGS) dan University of Leeds, serta para peneliti Indonesia dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) dan Resilience Development Initiative (RDI). Kolaborasi ini menjadi bagian dari program Internasional Science Partnership Fund (ISPF) 2025 yang berjudul "Exposed: Physical and Social Exposure to Seismic and Volcanic Threats in Bandung, Indonesia" yang dipimpin oleh Dr. Ekbal Hussain (BGS) bersama dengan Dr. Ir. Endra Gunawan, S.T., M.Sc. (KK Geofisika Global, FTTM ITB).

Riset ini menghasilkan lima rekomendasi strategis untuk memperkuat ketangguhan Indonesia dalam menghadapi bencana, yakni:

Pertama, pembentukan kemitraan formal antara Inggris dan Indonesia di bidang ketangguhan bencana.

Kedua, investasi jangka panjang dalam riset multidisiplin mengenai risiko multi-bahaya yang berkaitan dengan gempa bumi dan gunung api.

Ketiga, penerapan kebijakan nasional terkait data dan informasi kebencanaan geologi yang terintegrasi dengan kebijakan nasional lainnya.

Keempat, peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui program fellowship, doktoral, mobilitas peneliti, serta platform pemberdayaan masyarakat.

Kelima, penguatan pengurangan risiko bencana melalui integrasi perencanaan pembangunan nasional dengan mewajibkan kajian risiko multi-bahaya pada proses perencanaan infrastruktur dan tata ruang perkotaan.

Untuk mencapai rekomendasi tersebut, kerangka riset disusun dalam tiga work packages, yaitu pengembangan skenario bahaya gempa dan gunung api (earthquake and volcano geohazard scenarios), pemodelan paparan Kota Bandung (the Bandung City exposure model), serta peningkatan ketangguhan kota dan pemberdayaan masyarakat (city resilience and community engagement).

Tim peneliti terdiri atas lintas institusi dan multidisiplin keilmuan, yaitu:
1. Dr. Julia Crummy (BGS)
2. Scott Watson (University of Leeds)
3. Dr. Saut Sagala (SAPPK ITB/RDI)
4. Prananda Luffiansyah, S.Ds., M.Ds., Ph.D (FSRD ITB)
5. Prasanti Widyasih Sarli, S.T., M.T., Ph.D. (FTSL ITB)
6. Nikmah Ramadani Fitri, S.T., M.T. (Doctoral’s student FTTM ITB)
7. Feby Angriyani, S.T. (ITB)
8. Ahmad Hudya Alyazidi (ITB)
9. Rionathaniel Mangasi (ITB)
10. Dr. Rahma Hanifa (BRIN)
11. Dr. Adrin Tohari (BRIN)
12. Dr. Dini Nurfiani (BRIN)
13. Dr. Dian Nuraini Melati (BRIN)
14. Raditya Panji Umbara, S.Si., M.Sc. (BRIN)
15. Dr. Wulan Suminar (Post-doc BRIN)
16. Dekka Dhirgantara Putra (RDI)
17. Muhammad Asa (RDI)
18. Iqbal Hafizhul Lisan (RDI)

#itb berdampak #kampus berdampak #itb4impact #riset #pemerintah kota bandung #kontribusi itb #kolaborasi riset #british geological survey #university of leeds #brin #resilience development initiative #ispf 2025 #sdg1 #sdg3 #sdg4 #sdg5 #sdg6 #sdg8 #sdg9 #sdg10 #sdg11 #sdg12 #sdg13 #sdg15 #sdg16 #sdg17