Laboratorium Telekomunikasi Radio dan Gelombang Mikro (LTRGM) ITB: Dari Pertahanan Negara hingga Inovasi Mahasiswa
Oleh Syabina Er Said - Mahasiswa Teknik Dirgantara, 2020
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

BANDUNG, itb.ac.id — Laboratorium Telekomunikasi Radio dan Gelombang Mikro (LTRGM) sebagai bagian dari Kelompok Keahlian (KK) Teknik Telekomunikasi, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) Institut Teknologi Bandung (ITB) terus melakukan inovasi dalam penelitian dan pengembangan sistem radar. Laboratorium ini menjadi pusat penelitian dan pengembangan teknologi radar yang aplikatif untuk berbagai bidang, dari pemantauan cuaca hingga navigasi kendaraan otonom.
Laboratorium ini sebelumnya telah memamerkan teknologi radar untuk mendeteksi pesawat udara dalam Pameran Inovasi Dies Natalis STEI ke-19 yang dipandu oleh Ahmad Izzuddin, S.T., M.T., dosen profesional di bidang radar ITB.

Dalam sesi demonstrasi, beliau memperlihatkan bagaimana radar bekerja untuk mendeteksi objek yang bergerak di udara, khususnya pesawat. Teknologi ini memiliki relevansi tinggi dalam dunia penerbangan, pertahanan, hingga mitigasi bencana. “Radar bukan hanya tentang mendeteksi objek, tapi juga bagaimana kita bisa memahami karakteristik sinyal yang diterima serta mengolahnya menjadi informasi yang akurat,” ujarnya.

Beliau juga salah seorang dosen yang turut terlibat dalam pengembangan modul mata kuliah praktikum yang berkaitan dengan pengolahan sinyal (signal processing) di Program Studi Teknik Telekomunikasi. Salah satu praktikum yang saat ini berlangsung di LTRGM adalah ET3109 Praktikum Telekomunikasi V: Pengolahan Sinyal Waktu Diskrit. Praktikum ini bertujuan memperkenalkan mahasiswa pada konsep pemfilteran sinyal, pembangkitan sinyal sinusoid, dan menggunakan perangkat digital. Mahasiswa menggunakan Digital Signal Processing (DSP) Starter Kit TMS320C6713 untuk memproses sinyal secara real-time.
Menurut Yasmin Fathanah Zakiyyah, mahasiswa Teknik Telekomunikasi 2022, praktikum ini sangat menarik karena memberikan kesempatan untuk mencoba banyak hal baru dengan metode trial and error. “Kami bisa melihat langsung bagaimana teori yang dipelajari di kelas diterapkan dalam dunia nyata. Hasilnya tidak selalu bisa ditebak, tetapi justru di situlah tantangannya,” ujar Yasmin, Selasa (11/3/2025).
Selain menggunakan MATLAB untuk menganalisis sinyal, praktikan juga belajar bagaimana merancang dan mengintegrasikan sistem menggunakan perangkat keras seperti mikrokontroler dan rangkaian elektronika. Salah satu eksperimen yang menarik adalah pemfilteran sinyal, mahasiswa mengamati bagaimana sinyal frekuensi rendah bisa diredam sementara frekuensi tinggi bisa diloloskan dengan berbagai konfigurasi filter.

Teknologi radar adalah bidang yang terus berkembang. Kemampuan untuk mendesain, mengintegrasikan, dan menganalisis sistem radar sangat penting untuk masa depan teknologi komunikasi dan penginderaan jauh. Di sinilah peran laboratorium seperti ini menjadi krusial. Harapannya, LTRGM ITB dapat terus mengembangkan penelitian terkait sistem radar berbasis artificial intelligence (AI) serta integrasi radar dengan sistem Internet of Things (IoT) untuk aplikasi yang lebih luas, termasuk dalam bidang transportasi pintar dan pengawasan lingkungan.
LTRGM ITB terus membuka peluang bagi mahasiswa dan peneliti untuk berkontribusi dalam pengembangan teknologi radar yang lebih maju. “Kami ingin memastikan bahwa penelitian yang dilakukan di sini dapat diterapkan secara luas, baik dalam sistem navigasi, pemantauan cuaca, hingga pengembangan teknologi pertahanan,” ujar Izzuddin. Dengan berbagai eksperimen dan proyek penelitian yang dilakukan, laboratorium ini berperan penting dalam mencetak ahli radar yang siap menghadapi tantangan industri dan inovasi teknologi di masa depan.
Reporter: Syabina Er Said (Teknik Dirgantara, 2020)