Pustekhan ITB Sosialisasikan Pentingnya Riset dan Inovasi dalam Penguatan Industri Pertahanan Nasional

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita

BANDUNG, itb.ac.id -- Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui Pusat Teknologi Pertahanan dan Keamanan (Pustekhan) ITB menyelenggarakan Seminar Industri Pertahanan Nasional berjudul “Membangun Kemandirian Industri Pertahanan Nasional melalui Optimalisasi Kegiatan Inovasi, Riset, Peningkatan TKDN, dan Pengembangan Berbasis Intangible Assets”, di Aula Barat ITB Kampus Ganesha, Senin (20/11/2023).

Seminar tersebut merupakan kolaborasi Pustekhan ITB, Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB (SBM ITB), dan DEFEND ID untuk menyosialisasikan penguatan industri pertahanan nasional.

Kegiatan dihadiri Kepala Pustekhan ITB, Ir. Djarot Widagdo, Ph.D., Wakil Rektor ITB Bidang Riset dan Inovasi, Prof. Ir. I Gede Wenten, M.Sc., Ph.D., dan pembicara dari PT Len Industri, Ir. Tazar Marta Kurniawan, Koordinator Riset dan Teknologi Pustekhan ITB, Dr. Ir. Ary Setijadi Prihatmanto, S.T., M.T., serta Direktur Teknologi dan Industri Pertahanan Kementerian Pertahanan, Marsekal Pertama TNI Dedy Laksmono, S.E., S.T., M.M., sebagai keynote speaker.

Kepala Pustekhan ITB, Ir. Djarot, mengapresiasi terselenggaranya Seminar Industri Pertahanan Nasional. Acara ini diselenggarakan dalam rangka upaya ITB untuk memperkuat tradisi riset dan inovasi untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan berkontribusi bagi negeri.

Ir. Djarot mengungkapkan bahwa ITB melalui Pustekhan ITB akan berkomitmen untuk menjadi bagian dalam pengembangan sistem riset dan inovasi di lingkungan pertahanan dan keamanan nasional. Hal ini karena industri pertahanan bagi tiap negara merupakan salah satu hal mendasar dari pembangunan negara. Kemajuan industri pertahanan pun mencerminkan tingkat daya saing karena industri pertahanan yang dinilai dari industri yang berteknologi tinggi dan berfokus pada kegiatan riset dan inovasi.

“Seminar ini dapat dilihat sebagai proses panjang membangun kolaborasi multisektor dalam bidang teknologi pertahanan dan keamanan dalam mewujudkan ekosistem riset dan inovasi serta hilirisasi riset,” ungkapnya.

  

   

Wakil Rektor ITB Bidang Riset dan Inovasi, Prof. Wenten, dalam sambutannya menjelaskan bahwa pentingnya riset untuk keberlanjutan industri pertahanan nasional. Industri pertahanan harus terus dikembangkan karena ke depannya akan menghadapi perang cyber, pengembangan pengawasan melalui satelit, dan komunikasi untuk menunjang pertahanan yang lebih masif. Namun, tantangan yang dihadapi yakni menciptakan riset yang kompetitif. “Riset kalau tidak kompetitif tidak ada gunanya,” tuturnya.

Melalui Budaya Ilmiah Unggul yang terus diterapkan, ITB bertujuan memperkuat kapasitas keilmuan yang dimiliki sehingga mampu menciptakan teknologi maju yang dapat membantu persoalan di masyarakat.

“Teknologi maju berasal dari riset yang kuat. Riset yang kuat harus berdasar budaya ilmiah yang kuat,” ujarnya.

Budaya ilmiah yang kuat tentu tidak lepas dari kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Prof. Wenten menambahkan pentingnya meningkatkan kualitas SDM terlebih dahulu untuk menghasilkan riset yang berdaya saing.

Dalam membangun ekosistem industri pertahanan yang kuat, diperlukan pula kolaborasi multihelix. Koordinator Riset dan Teknologi Pustekhan ITB, Dr. Ary Setijadi Prihatmanto, S.T., M.T., mengungkapkan kolaborasi antara Pustekhan ITB dan PT Len Indonesia beserta DEFEND ID serta Kementerian Pertahanan Republik Indonesia menjadikan unsur Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam industri pertahanan nasional lebih berkembang secara signifikan. TKDN bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan komponen dalam negeri, meningkatkan daya saing nasional dan produktivitas industri nasional, serta memberdayakan industri lokal.

Adapun Tingkat Komponen Dalam Negeri di Indonesia menjadi hal yang cukup penting. Harapannya kolaborasi ini dapat berkembang dan meningkatkan kualitas industri pertahanan di Indonesia.

Reporter: Pravito Septadenova Dwi Ananta (Teknik Geologi, 2019)

Editor: M. Naufal Hafizh