Lewat Voting, Prof. Freddy Permana Zen terpilih menjadi Ketua Forum Guru Besar ITB 2019-2022

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

*Gedung Balai Pertemuan Ilmiah (BPI) ITB di Jalan Dipatiukur Kota Bandung. (Foto: Ahmad Fadil/Humas ITB)


BANDUNG, itb.ac.id - Terpilih secara voting, Profesor Freddy Permana Zen ditetapkan menjadi Ketua Forum Guru Besar Institut Teknologi Bandung (FGB ITB) menggantikan Profesor Tutuka Ariadji. Pemilihan tersebut berlangsung pada Jumat, 30/8/2019, di Balai Penelitian Ilmiah ITB, Jl. Dipati Ukur no. 1, Bandung.


Sebanyak 64 orang guru besar ITB memberikan suaranya pada pemilihan ini. Meski tidak semua guru besar hadir dalam pemilihan ini, total perolehan suara tersebut mewakili keseluruhan dari suara guru besar yang berjumlah 187 orang, Masing-masing Fakultas Sekolah memiliki perwakilan guru besar untuk hadir dalam pemilihan ini. 

Freddy terpilih menjadi Ketua FGB ITB Periode 2019-2022 dengan mengantongi 23 suara, mengungguli perolehan sebanyak 17 suara untuk Masyhur Irsyam, dan disusul 14 suara untuk Gede Wenten. Kemudian ia sebagai Ketua FGB terpilih memiliki hak menentukan nama sekretaris untuk forum guru besar di ITB. Pengumuman nama sekretaris akan disampaikan beberapa hari kedepan.

*Dok. Pribadi

Usai terpilih, Freddy Permana Zen langsung menyampaikan terima kasihnya dan meminta dukungan dari semua guru besar di ITB. “Saya tadinya tidak mengajukan diri, tapi didukung teman-teman, jadi saya bismillah saja, semoga nanti bisa memenuhi harapan bapak ibu, tentunya juga ini amanah untuk saya,” ucapnya di BPI ITB.

Freddy lebih lanjut mengatakan akan melanjutkan lagi program-program guru besar sebelumnya dengan pendekatan yang berbeda, lebih ke pada pendekatan pengaplikasian di setiap kajian-kajian di sidang pleno. Ia pun mempersilakan para guru besar mengajukan saran ataupun usulan topik-topik yang akan dibahas dalam rapat pleno. “Ibu bapak bebas mengajukan topik-topik yang akan diplenokan melalui perwakilan di setiap Fakultas Sekolah, atau langsung disampaikan ke sekretariat FGB supaya lebih cepat informasinya,” ujarnya. 

Sidang pleno guru besar ITB digelar rutin setiap bulan untuk mengkaji secara komprehensif suatu kejadian atau masalah, sehingga kejadian yang dapat berdampak pada masyarakat secara luas dapat teratasi dengan cepat. Hasil kajian tersebut tentunya merupakan bentuk bakti dan sumbangsih sivitas akademika ITB kepada bangsa dan negara. Namun demikian, ia mengungkapkan action dari kajian tersebut akan diserahkan kepada para eksekutif atau kementerian atau negara.