Life Track, Perangkat Patient Monitor dengan Akses Jarak Jauh pada Ruang ICU Rumah Sakit Inovasi Mahasiswa STEI ITB

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

Inovasi Life Track di bidang kesehatan dari mahasiswa Teknik Elektro ITB

BANDUNG, itb.ac.id– Tiga mahasiswa Teknik Elektro, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung (STEI ITB), memamerkan karya rancangan berupa Perangkat Patient Monitor dengan Akses Jarak Jauh pada Ruang ICU Rumah Sakit, pada pameran tugas akhir Teknik Elektro yang bertemakan ”Electrical Engineering Days 2023" di Aula Timur Kampus ITB Ganesha.

Alat yang bernama "LifeTrack” ini merupakan salah satu tugas akhir yang digagas oleh Nikolas (13219041), Andhika Reyhan Soebroto (13219049), dan David Azaria Rauf (13219051).

Salah satu anggota tim, Andhika mengatakan latar belakang mereka memilih topik tersebut sebagai landasan riset perancangan karena kurangnya perangkat monitor pasien yang bisa diakses secara jarak jauh. Mereka menilai, hal ini bisa berpotensi menghambat penanganan pasien oleh dokter spesialis yang tidak selalu berada di tempat. Padahal, pemantauan tanda vital pasien dengan alat ini merupakan salah satu penanganan dasar yang ada di rumah sakit.

"Sebenarnya, alat kami ini hadir sebagai solusi perangkat patient monitor dengan akses jarak jauh yang mampu memantau pasien secara kontinu dan real-time. Bedanya, device kami ini memiliki fitur tambahan yang memungkinkan dokter mengakses data pasien dari jarak jauh," kata Andhika.

"Cara pengecekannya itu bisa didapatkan lewat LifeTrack Web App. Nantinya, dokter itu harus sign-in, membuat akun terlebih dahulu. Kemudian melakukan verifikasi akun terlebih dahulu sehingga nantinya mereka mengakses data di web tersebut,” jelasnya.

Anggota tim lain, Nikolas, menjelaskan bahwa dalam pembuatan perangkat ini mereka mengalami berbagai tantangan, di antaranya perihal keterbatasan waktu yang diberikan serta keterbatasan dari sisi dana pengembangan alat.

"Alat kami ini sudah bisa memantau 4 alat vital. Namun, jika dibandingkan dengan alat yang sudah beredar dan sudah memiliki akses izin dari Kemenkes RI, alat kami ini masih ada kekurangannya. Hal ini bisa terjadi karena dana yang ada itu masih terbatas, sehingga berakibat pada komponen yang terbatas pula. Akhirnya tim harus memilih berbagai komponen yang memiliki spek di bawahnya, demi mendapatkan harga yang terjangkau," ungkap Nikolas.

Reporter: Nur Rama Adamas (Teknik Sipil, 2020)