Lingkar Sastra ITB : Masyarakatkan Sastra melalui “Metaforia”
Oleh Irfaan Taufiiqul Rayadi
Editor Irfaan Taufiiqul Rayadi
BANDUNG, itb.ac.id – Semangat kesusastraan kembali dikobarkan mahasiswa ITB. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lingkar Sastra ITB kembali mengadakan acara bertajuk “Metaforia” untuk ketiga kalinya dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Rangkaian acara “Metaforia” 2017 terdiri dari lomba menulis cerpen, esai, dan puisi tingkat nasional, lomba membaca puisi tingkat ITB, serta lokakarya kepenulisan. Acara yang digelar pada hari Sabtu-Minggu (08-09/04/17) ini mengusung slogan “Merayakan Kehidupan dengan Kesederhanaan Kata”.
Tahun ini, Lingkar Sastra ITB mengusung tema “jingle” dan “terbit”. Tema “terbit” merujuk pada penerbitan kembali semangat kebebasan mengejar pendidikan di luar formal. Lingkar Sastra ITB ingin menggaungkan kembali semangat belajar yang tak hanya sebatas sekolah kepada khayalak. Sementara itu, tema “jingle” dimaksudkan untuk mengapresiasi keindahan dalam sebuah kesederhanaan kata. “Metaforia” 2017 ditujukan untuk memasyarakatkan kesusastraan di Indonesia pada umumnya dan mahasiswa ITB pada khususnya.
Hari pertama lokakarya diisi dengan penyampaian materi oleh Acep Iwan Saidi (pembina UKM Lingkar Sastra ITB dan dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD)) di Auditorium Campus Center Timur ITB. Selain itu, turut diundang pula sebagai pembicara yakni Ari KPIN (penggiat seni, penulis buku “Musikalisasi Puisi (Tuntunan dan Pembelajaran)”), dan Remy Sylado (aktor dan sastrawan Indonesia). Terdapat sebuah keunikan di hari kedua lokakarya Metaforia 2017, yaitu penyampaian materi oleh Ari KPIN yang dilaksanakan di Lapangan Teknik Sipil ITB. Para peserta duduk melingkar bersama Ari KPIN sehingga menciptakan suasana yang lebih akrab. Adapun materi yang disampaikan pada lokakarya yang berlangsung selama dua hari tersebut adalah seluk-beluk sastra, dasar-dasar kepenulisan, tahapan-tahapan dalam menulis, kendala-kendala penulis baru dan cara mengatasinya, perumusan bahan tulisan, serta apresiasi dan pemaknaan sebuah tulisan. Para peserta juga diminta untuk mempraktikkan langsung materi yang telah disampaikan dengan menulis.
Reporter: Alma Cantika Aristia (Rekayasa Pertanian 2014)
ITB Journalist Apprentice 2017
Sumber gambar: dokumentasi penulis