Luaskan Cakrawala dengan Debat Kompetitif
Oleh Fathir Ramadhan
Editor Fathir Ramadhan
BANDUNG, itb.ac.id - Debat kompetitif sedang menjamur di Indonesia. Student English Forum (SEF) ITB, unit kegiatan mahasiswa yang aktif dalam debat kompetitif telah mengikuti berbagai kejuaraan debat di tanah air. Bermacam-macam headline berita menjadi topik yang diperdebatkan dalam kejuaraan debat kompetitif. Mulai dari single currency di Afrika, West Bank barrier di perbatasan Israel-Palestina, pemerintahan diktator di Korea Utara dan Zimbabwe, hingga regulasi bagi perusahaan senjata api. Walaupun topik-topik pada debat kompetitif terdengar kurang membumi, sebenarnya debat kompetitif juga menyentuh topik-topik yang relevan terhadap permasalahan bangsa.
Ekonomi dan Pasar Modal
Pada 2008 ketika pasar modal Amerika, Eropa, dan Asia dihantam krisis, SEF ITB berpartisipasi dalam Capital Market Debating Competition (CMDC), yang diselenggarakan atas kerja sama Bursa Efek Indonesia, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK), dan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN).
Setelah memiliki pemahaman pada industri pasar modal, tahun 2009, SEF ITB mengikuti lomba debat Festival Ekonomi Syariah (FES). Diselenggarakan dalam rangka sosialisasi industri dan perbankan syariah, lomba debat ini menuntut pesertanya menganalisis dampak ekonomi syariah pada perekonomian Indonesia.
Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup dan pemanasan global adalah area yang tak kalah penting. Pada November 2008, SEF ITB mengikuti National Environmental Debate (NED) yang diselenggarakan oleh Universitas Katolik Atma Jaya.
Masih berkaitan dengan pemanasan global, di tingkat makro dan kebijakan publik, terdapat traktat UNFCCC (United Nations Framework Convention of Climate Change). Di bawah payung Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), 194 negara penandatangan traktat atau dikenal dengan istilah Conference of the Parties (COP), bersidang setiap tahun untuk membicarakan kebijakan-kebijakan pengurangan emisi karbon. Indonesia telah menjadi partisipan rutin pada sidang COP tiap tahunnya, dan mengutus menteri, peneliti, dan perwakilan pemerintah untuk ikut bersidang.
Tahun 2010, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Indonesia mengundang mahasiswa untuk menghadiri pertemuan COP 16 di Cancun, Meksiko. KLH menyelenggarakan seleksi dalam bentuk debat bahasa Inggris menggunakan mosi seputar negosiasi pada konferensi internasional perubahan iklim. Hasilnya, delegasi SEF ITB dan UI terpilih untuk turut menghadiri konferensi COP 16 di Cancun.
Hak Asasi Manusia dan Perundang-undangan
Implementasi Universal Declaration of Human Rights (UDHR) terkadang mengundang banyak perdebatan. Sejauh manakah implementasi freedom from torture, freedom of speech, dan freedom of religion? Bahkan Indonesia memiliki sejarah kelam dalam hal hak asasi manusia. Binus International Debating (BIND) Championship on Human Rights, mengangkat mosi seputar hak asasi manusia dalam kejuaraan debat yang diselenggarakannya pada Juni 2009.
Di tataran perundang-undangan, terdapat kejuaraan debat bagi mahasiswa yang diselenggarakan oleh Mahkamah Konstitusi. Topik berupa kontroversi hak ulayat hutan lindung, pemilihan gubernur Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta, hukuman mati bagi koruptor, mewarnai kompetisi ini.
Mahasiswa harus turut berkontribusi terhadap penyelesaian permasalahan bangsa. Untuk semua permasalahan, berbagai alternatif solusi tersedia di luar sana. Apakah solusi yang ada benar-benar menyelesaikan masalah? Apa perbedaan solusi yang satu dengan lainnya? Sudahkah dilakukan cost-benefit analysis? Memahami masalah dan pro kontra berbagai alternatif solusi adalah langkah pertama menyelesaikan permasalahan.
Pada 2008 ketika pasar modal Amerika, Eropa, dan Asia dihantam krisis, SEF ITB berpartisipasi dalam Capital Market Debating Competition (CMDC), yang diselenggarakan atas kerja sama Bursa Efek Indonesia, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK), dan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN).
Setelah memiliki pemahaman pada industri pasar modal, tahun 2009, SEF ITB mengikuti lomba debat Festival Ekonomi Syariah (FES). Diselenggarakan dalam rangka sosialisasi industri dan perbankan syariah, lomba debat ini menuntut pesertanya menganalisis dampak ekonomi syariah pada perekonomian Indonesia.
Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup dan pemanasan global adalah area yang tak kalah penting. Pada November 2008, SEF ITB mengikuti National Environmental Debate (NED) yang diselenggarakan oleh Universitas Katolik Atma Jaya.
Masih berkaitan dengan pemanasan global, di tingkat makro dan kebijakan publik, terdapat traktat UNFCCC (United Nations Framework Convention of Climate Change). Di bawah payung Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), 194 negara penandatangan traktat atau dikenal dengan istilah Conference of the Parties (COP), bersidang setiap tahun untuk membicarakan kebijakan-kebijakan pengurangan emisi karbon. Indonesia telah menjadi partisipan rutin pada sidang COP tiap tahunnya, dan mengutus menteri, peneliti, dan perwakilan pemerintah untuk ikut bersidang.
Tahun 2010, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Indonesia mengundang mahasiswa untuk menghadiri pertemuan COP 16 di Cancun, Meksiko. KLH menyelenggarakan seleksi dalam bentuk debat bahasa Inggris menggunakan mosi seputar negosiasi pada konferensi internasional perubahan iklim. Hasilnya, delegasi SEF ITB dan UI terpilih untuk turut menghadiri konferensi COP 16 di Cancun.
Hak Asasi Manusia dan Perundang-undangan
Implementasi Universal Declaration of Human Rights (UDHR) terkadang mengundang banyak perdebatan. Sejauh manakah implementasi freedom from torture, freedom of speech, dan freedom of religion? Bahkan Indonesia memiliki sejarah kelam dalam hal hak asasi manusia. Binus International Debating (BIND) Championship on Human Rights, mengangkat mosi seputar hak asasi manusia dalam kejuaraan debat yang diselenggarakannya pada Juni 2009.
Di tataran perundang-undangan, terdapat kejuaraan debat bagi mahasiswa yang diselenggarakan oleh Mahkamah Konstitusi. Topik berupa kontroversi hak ulayat hutan lindung, pemilihan gubernur Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta, hukuman mati bagi koruptor, mewarnai kompetisi ini.
Mahasiswa harus turut berkontribusi terhadap penyelesaian permasalahan bangsa. Untuk semua permasalahan, berbagai alternatif solusi tersedia di luar sana. Apakah solusi yang ada benar-benar menyelesaikan masalah? Apa perbedaan solusi yang satu dengan lainnya? Sudahkah dilakukan cost-benefit analysis? Memahami masalah dan pro kontra berbagai alternatif solusi adalah langkah pertama menyelesaikan permasalahan.