Dr. Ir. Nana Rachmana: Sosok Revolusioner Koperasi KKP ITB

Oleh Muhammad Arief Ardiansyah

Editor Muhammad Arief Ardiansyah

BANDUNG, itb.ac.id - Ketua Koperasi Keluarga Pegawai (KKP) ITB, Dr. Ir. Nana Rachmana Syambas M.Eng, baru saja terpilih sebagai satu-satunya penerima penghargaan Bakti Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) 2016 dari Kota Bandung. Penghargaan yang disematkan secara langsung oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, pada Rabu (21/07/16) lalu ini diberikan atas jasa dan dharma bakti Dr. Ir. Nana Rachmana dalam memajukan kegiatan Koperasi KKP ITB selama 5 tahun terakhir. Seperti apa sosok Dr. Ir. Nana Rachmana sehingga dirinya berhasil menjadi salah satu dari 78 orang penerima penghargaan serupa di seluruh Indonesia?

Kiprah Dr. Nana dalam Mengembangkan Koperasi

Dr. Nana memulai kiprahnya di dunia perkoperasian pada awal tahun 2010 dengan menjadi Ketua KKP ITB. Kala itu, bisnis utama yang digeluti oleh KKP ITB ialah bisnis simpan pinjam layaknya koperasi pada umumnya. Sebagai seorang praktisi, Dr. Nana ingin menggeser bisnis utama KKP ITB menjadi bisnis jasa dan produksi. Menurut Dr. Nana, KKP ITB punya potensi yang besar untuk mengedepankan bisnis tersebut, sambil tetap menjankan bisnis simpan pinjam.

Maka dimulailah bisnis produksi barang dan jasa yang lebih intens begitu Dr. Nana menjadi ketua koperasi. Mula-mula dengan penjualan barang-barang konsumsi harian mahasiswa, seperti makanan, minuman, merchandise khas kampus, dan lain sebagainya. Ini dilakukan dengan terlebih dahulu merombak kantin hingga menelan biaya 150 juta rupiah. Hebatnya, kurang dari setahun biaya perombakan kantin ini berhasil tertutupi melalui omset yang dihasilkan oleh kantin itu sendiri.

Tidak hanya itu, Dr. Nana juga membangun bisnis perumahan dan rental mobil melalui KKP ITB. Bisnis perumahan dimulai secara telaten dengan mengumpulkan aset satu-persatu, mulai dari pembelian tanah hingga pembangunan properti tempat tinggal. Tak ketinggalan, perizinannya pun diurus secara legal untuk menjamin tidak adanya sengketa kepemilikan dikemudian hari. Dengan ketekunan itu, kini koperasi KKP ITB sudah berhasil membangun 8 unit rumah dengan luas lahan total hampir mencapai 1000 meter persegi. Bisnis rental mobil yang dijalankan KKP ITB juga menuai kesuksesan. Dalam kurun waktu lima tahun, KKP ITB berhasil memiliki belasan unit mobil keluaran terbaru yang disewakan secara rutin kepada institusi pendidikan lain maupun masyarakat pada umumnya. KKP ITB menerapkan sistem peremajaan mobil setiap 4 tahun dengan cara menjual mobil yang ada untuk membeli mobil keluaran terbaru. Dengan sistem ini mobil yang disewakan oleh KKP ITB selalu dapat bersaing dengan rental mobil yang ada di Kota Bandung.

Cita-cita Dr. Nana untuk menggeser bisnis utama KKP ITB pun berhasil. "Alhamdulillah setelah 2 periode, bisnis simpan pinjam yang dijalani koperasi hanya sebesar 35-40% dari keseluruhan bisnis koperasi. Dominasinya berada pada usaha produksi barang dan jasa," tutur Dr. Nana ketika diwawancarai pada Senin (25/07/16). Meski begitu bisnis simpan pinjam koperasi terus dikembangkan dengan cara memotong biaya-biaya administrasi yang tidak perlu. Akibatnya suku bunga peminjaman yang awalnya sebesar 18% berhasil diturunkan hingga mencapai 10% saja di akhir masa kepengurusan Dr. Nana. Nilai suku bunga yang kompetitif terhadap nilai suku bunga bank pada umumnya inilah yang menyebabkan jumlah uang yang berputar di KKP ITB melalui bisnis simpan pinjam ini bisa mencapai dua miliar rupiah perbulannya.

Membangun Kepercayaan: Kunci Sukses Dr. Nana

Ketika ditanya seputar kunci sukses beliau dalam membangun koperasi KKP ITB, Dr. Nana menyatakan bahwa yang terpenting ialah membangun kepercayaan, baik dari para anggota maupun rekan bisnis koperasi. "Dulu audit keuangan koperasi hanya dilakukan oleh internal koperasi. Sejak saya masuk, saya paksakan untuk menggunakan auditor dari Kantor Akuntan Publik (KAP) setiap tahunnya. Makanya koperasi ini menjadi bankable karena seperti itu bisnisnya. Jadi trust sudah mulai muncul," terang Dr. Nana. Disamping itu beliau juga menambahkan catatan bahwa yang terpenting dalam koperasi ialah sosialnya. Oleh karena itu, ketika beliau menjabat beliau tidak lupa untuk membantu para pegawai maupun mahasiswa dengan berbagai cara. Mulai dari pemberian porsi sarapan gratis, diskon harga sayur mayur dan buah-buahan, hingga pengadaan jaminan kesehatan bagi seluruh pegawai ITB. Metode ini juga terbukti ampuh dalam meningkatkan kepercayaan para pegawai dan mahasiswa terhadap koperasi KKP ITB.

Adapun koperasi KKP ITB terhitung sejak awal tahun 2016 dipimpin oleh Haryo Satriyo Tomo, ST., MT, dosen Teknik Lingkungan ITB yang pada periode sebelumnya menjabat sebagai sekretaris KKP ITB. Mengenai hal ini, Dr. Nana berpesan, "Selain anggota yang harus berperan aktif, peran pengurus juga penting. Kalau pengurusnya punya kepentingan pribadi yang macem-macem, pasti akan kacau. Karena paling mudah diselewengkan koperasi itu." Ucapan terima kasih pantas dilayangkan kepada Dr. Ir. Nana Rachmana yang telah berdedikasi dalam memajukan koperasi KKP ITB. Semoga apa yang telah dirinya bangun dapat terus dikembangkan oleh KKP ITB dimasa yang akan datang.