Lukman Ali, Mahasiswa Teknik Mesin ITB Wakili Indonesia di World Water Forum 2024
Oleh M. Naufal Hafizh
Editor M. Naufal Hafizh
BANDUNG, itb.ac.id - World Water Forum ke-10 diselenggarakan di Provinsi Bali, Indonesia, pada tanggal 18-25 Mei 2024. Forum yang diselenggarakan tiga tahun sekali ini diikuti lebih dari 190 negara untuk mempertemukan sejumlah pemimpin, ahli, pemangku kepentingan, pemuda, dan berbagai kalangan yang membahas isu-isu kritis dan solusi inovatif terkait krisis air yang terjadi di seluruh dunia.
Salah seorang pemuda yang menjadi delegasi Indonesia adalah Lukman Ali, mahasiswa Teknik Mesin (MS) 2020, Institut Teknologi Bandung (ITB). Dia terpilih sebagai 60 delegasi Fully Funded untuk menjadi Bali Youth Representative (BYR) dari 2.100 orang yang mendaftar. Dari 60 delegasi yang terpilih, 30 di antaranya merupakan perwakilan dari Warga Negara Asing (WNA). Adapun tahapan seleksi yang dilalui berupa seleksi berkas seperti Curriculum Vitae (CV) dan Motivation Letter.
Dalam forum ini, Lukman Ali dikelompokkan dengan peserta lainnya dalam tim untuk bekerja sama mendesain dan menentukan arah sebuah policy roadmap dengan memilih subtema Knowledge and Innovation. Mereka membahas penggunaan teknologi AI dan satelite monitoring untuk memetakan sumber daya air serta melibatkan pemuda melalui pendekatan “knowledge” yang diberikan sejak dini. Hasil diskusi tersebut kemudian dipresentasikannya kepada khalayak untuk dinilai oleh sejumlah panelis yang berlatar belakang dari kementerian dan pemuda.
Selain itu, Lukman Ali mengikuti semua rangkaian acara World Water Forum lainnya seperti kegiatan opening di Kura-kura Bali, gala dinner di Garuda Wisnu Kencana, dan field trip ke Kintamani serta Ubud untuk belajar pemanfaatan sumber daya air yang dilakukan masyarakat lokal.
Dirinya mengaku bahwa keikutsertaannya dalam forum ini dapat memperkaya ilmu dan relasi. Permasalahan air tidak hanya bisa diselesaikan dengan jurusan pendidikan yang selaras, namun dapat juga berkolaborasi dengan jurusan lain seperti Teknik Mesin yang dapat membantu mendesain mekanisme penangkal banjir menggunakan pendekatan desain mekanikal.
“Meskipun tema acara World Water Forum adalah air, namun untuk menyelesaikan permasalahan air tidak terpaku pada satu jurusan yang sesuai. Saya sadar ternyata ada banyak disiplin ilmu untuk dapat menyelesaikan masalah terkait air,” ujarnya.
Dirinya berharap dapat kembali terlibat dengan forum serupa, bertemu dengan orang dari berbagai latar belakang, dan merefleksikannya dalam bentuk berkontribusi nyata.
“Harapannya acara ini menjadi sebuah refleksi untuk saya agar bisa berkontribusi secara nyata karena sejauh ini saya sadar belum banyak berdampak bagi masyarakat. Kemudian saya ingin dapat mengeksplorasi sumber daya air sampai daerah krisis air seperti KKN kemarin,” ujarnya.
Reporter: Angra Eni Saepa (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)