Mahasiswa Baru ITB Ikuti Pelatihan Psychological First Aid 2024
Oleh Iko Sutrisko Prakasa Lay - Mahasiswa Matematika, 2021
Editor M. Naufal Hafizh
JATINANGOR, itb.ac.id – Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar Pelatihan Psychological First Aid (PFA) bagi mahasiswa baru 2024, Selasa (13/8/2024), di Auditorium GKU 2, ITB Kampus Jatinangor. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Penyambutan Mahasiswa Baru ITB 2024 yang bertujuan membekali mahasiswa mengenai kesehatan mental, sekaligus memberikan dukungan psikologis awal bagi mereka yang mungkin sedang atau berpotensi mengalami krisis mental.
Kegiatan PFA Mahasiswa ini terdiri atas tiga sesi utama, dengan masing-masing materi yang dikhususkan bagi mahasiswa baru angkatan 2024. Materi pertama, yaitu “Pengenalan Gangguan Jiwa pada Mahasiswa”, yang disampaikan langsung oleh Psikiater Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, dr. Dini Indriyani, Sp.KJ. Materi kedua, terkait Pengenalan PFA oleh Psikolog Kemahasiswaan ITB, Herdiana Muktikanti, S.Psi., M.Psi., Psikolog, dan materi terakhir bertajuk “Lead Self is Our Strength” oleh Tanoto Faundation, yang dibawakan oleh Leadership Development Specialist dan Education Psychologist, Leonita Dwi Agustin, dan Leadership Development Specialist, Dyah Andriyani.
Kepala Sub Direktorat Kesejahteraan Mahasiswa, Direktorat Kemahasiswaan ITB, Ir. Hendri Syamsudin, M.Sc., Ph.D., dalam sambutannya menekankan pentingnya pelatihan ini. Beliau berharap para peserta dapat memperoleh manfaat dari materi yang disampaikan dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sebagai mahasiswa dalam menempuh perjalanan di ITB.
Pada pematerian pertama, dr. Dini menjelaskan pentingnya kesehatan jiwa sebagai fondasi bagi kesejahteraan individu, khususnya bagi mahasiswa yang sedang berada dalam fase transisi dari masa sekolah ke masa kuliah. Peralihan ini sering memicu stres dan kecemasan yang dapat berkembang menjadi gangguan jiwa jika tidak ditangani dengan baik.
Menurut dr. Dini, beberapa gangguan jiwa yang umum dialami mahasiswa meliputi depresi, kecemasan, gangguan makan, penyalahgunaan zat berbahaya, hingga menimbulkan pemikiran untuk mengakhiri hidup sendiri. Depresi, sebagai salah satu gangguan yang kerap muncul, ditandai dengan perasaan sedih yang menetap, hilangnya minat, dan ketidakmampuan dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
“Depresi ini dapat berdampak pada kejadian bunuh diri, menyakiti diri sendiri, dan narkoba. Depresi dapat terjadi ketika seseorang merasa dia membenci diri sendiri, tidak ada harapan, hingga putus asa,” katanya.
Selain itu, beliau memaparkan strategi yang dapat dilakukan oleh mahasiswa untuk menjaga kesehatan mental, seperti menerapkan pola hidup sehat, manajemen waktu yang baik, menjaga hobi, melakukan relaksasi, membangun relasi interpersonal yang kuat, terlibat dalam kegiatan sosial, membangun pola pikir positif, dan yang paling penting tidak ragu mencari bantuan profesional jika diperlukan.
Sementara itu, Psikolog Kemahasiswaan ITB memaparkan Psychological First Aid (PFA). Bapak Herdiana menjelaskan bahwa PFA adalah upaya memberikan pertolongan atau dukungan psikologis pertama kepada seseorang yang sedang mengalami krisis, baik akibat situasi akut seperti bencana alam atau kejadian tiba-tiba, maupun situasi kronis seperti stres berkepanjangan.
Beliau juga memperkenalkan Piramida Intervensi Psikososial, yang membantu mahasiswa untuk melihat tingkatan pencegahan yang paling umum hingga tingkat yang lebih spesifik, yang dimulai dari dukungan keluarga dan teman terdekat, hingga rujukan ke profesional seperti psikolog atau psikiater jika diperlukan. Beliau menekankan bahwa PFA dapat dilakukan oleh siapa saja yang memiliki kesediaan untuk membantu, asalkan dilakukan dengan cara yang benar dan tidak melampaui batas kemampuan.
Materi terakhir dalam pelatihan ini yaitu tentang “Lead Self is Our Strength”, yang menekankan pentingnya self-awareness, self-purpose, dan agility dalam menjaga kesehatan mental serta mengembangkan kepemimpinan diri. Menurut Leonita, self-awareness adalah kemampuan untuk peka terhadap kemampuan diri sendiri, yang dapat dilatih dengan melakukan penilaian dan ulasan terhadap diri sendiri secara berkala. Kedua, self-purpose, yaitu menetapkan tujuan yang bermakna dengan refleksi diri, interaksi, dan eksplorasi, dan yang tidak kalah penting, mencari mentor. Agility, yaitu kemampuan menghadapi perubahan atas rencana yang telah dibuat.
Materi ditutup dengan sesi refleksi yang mengajak para peserta untuk mulai mengenali diri mereka sendiri, memahami tujuan hidup, dan terus belajar menghadapi tantangan dengan sikap yang positif.
“Lead Self adalah awal tetapi proses tidak pernah selesai. Teman-teman (mahasiswa baru) perlu untuk mengenal diri kalian terlebih dahulu, kemudian baru berinteraksi dengan orang lain,” ungkap Dyah.
Dengan adanya Pelatihan PFA 2024 ini diharapkan dapat memberikan bekal yang kuat bagi mahasiswa ITB dalam menjalani kehidupan kampus yang dinamis, serta dapat menumbuhkan kepedulian terhadap kesehatan mental mereka dan sivitas akademika lainnya di sekitar mereka.
Reporter: Iko Sutrisko Prakasa Lay (Matematika, 2021)