Mahasiswa Berprestasi ITB 2017: Model Matematika untuk Asuransi Syariah Indonesia

Oleh Anin Ayu Mahmudah

Editor Anin Ayu Mahmudah

BANDUNG, itb.ac.id – Proses pemilihan Mahasiswa Berprestasi ITB 2017 resmi berakhir pada Kamis (13/04/17). Tiga belas mahasiswa utusan fakultas mempresentasikan karya tulisnya di hadapan juri di Aula Timur ITB. Dari rangkaian seleksi ini, terpilih Muhammad Al Kahfi (Matematika 2014) sebagai Mahasiswa Berprestasi ITB 2017. Mahasiswa asal Padang Panjang ini berhasil menyisihkan lawan-lawannya mulai dari seleksi tingkat program studi, tingkat fakultas, dan puncaknya pada tingkat universitas. Mahasiswa yang kerap disapa Kahfi ini akan mewakili ITB dalam pemilihan Mahasiswa Berprestasi di tingkat Nasional.

Gelar Mahasiswa Berprestasi ini sungguh layak disandangkan untuk Kahfi. Prestasi yang ditorehkan Kahfi tidak hanya sebatas pada kompetisi matematika dalam negeri. Kahfi berhasil mengharumkan nama Indonesia pada gelaran bergengsi di tingkat dunia. Di dalam negeri, Kahfi berhasil merebut gelar Absolute Winner dan medali emas pada Olimpiade Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (ONMIPA) Perguruan Tinggi 2015, Juara 1 Lomba Pemecahan Masalah Analisis dan Geometri Mathematical Analysis & Geometry Day (MAG-D) ITB 2016, Juara 1 Calculus Cup Universitas Negeri Jakarta 2016, dan Juara 2 Mathematics ITS Calculus Competition 2016.

Tidak cukup di dalam negeri, Kahfi juga sukses menyabet First Prize di International Mathematics Competition 2015 di Bulgaria dan Juara 3 Calculus World Cup 2016 di Taiwan. Masih belum puas dengan rentetan prestasi itu, Kahfi pun berhasil menyelesaikan 5 dari 8 ujian profesionalisme tingkat Ajun Akturaris Persatuan Aktuaris Indonesia pada 2017.

Dunia Asuransi Indonesia

Pada seleksi Mahasiswa Berprestasi kemarin, Kahfi mengangkat tema “Persamaan Stokastik Alokasi Dana Premi Asuransi Syariah“ pada karya tulisnya. Di Indonesia terdapat dua jenis asuransi, yaitu asuransi konvensional dan asuransi syariah. Perbedaan keduanya terletak pada manajemen premi yang diberikan polis ke perusahaan asuransi. Pada perusahaan asuransi konvensional, premi yang diberikan polis menjadi milik perusahaan sepenuhnya. Perusahaan bebas memutar uang premi tersebut ke berbagai kegiatan industri. Sedangkan pada asuransi syariah, premi yang diberikan polis akan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu administrasi untuk perusahaan, tabungan nasabah, dan tabungan spesial.

Perusahaan asuransi syariah pun hanya memutar uang premi ke perusahaan tertentu, lebih tepatnya perusahaan non-riba. Dalam penetapan bunga, perusahaan asuransi konvensional menetapkan bunga di awal perjanjian, sedangkan perusahaan asuransi syariah menetapkannya di akhir tahun. “Dengan begitu, seharusnya perusahaan asuransi syariah lebih cocok di Indonesia yang mayoritas muslim,” kata Kahfi. “Tetapi nyatanya perkembangan perusahaan asuransi syariah yang sudah ada 20 tahun lalu ini justru tidak pesat dan cenderung kalah dari asuransi konvensional.”

Terhambatnya perkembangan asuransi syariah ini didasarkan pada penentuan porsi premi untuk masing-masing bagian yang kurang direncanakan. Premi yang diberikan polis akan dibagi ke masing-masing bagian tanpa menganalisis identitas polis. Hal ini membuat margin keuntungan perusahaan asuransi syariah cenderung kecil, bahkan minus. Oleh karena itu, perlu model matematis untuk menentukan seberapa besar porsi pembagian premi agar pembagian menjadi lebih optimum.

Optimasi Penetapan Rasio Premi

Kahfi berhasil membuat persamaan model matematika untuk menentukan seberapa besar rasio yang optimum untuk membagi premi menjadi tiga bagian tersebut. Kahfi melihat bahwa rasio optimum ditentukan oleh umur polis dan masa penanggungan. Dengan memperhatikan kedua faktor tersebut dan memadukannya dengan ilmu-ilmu aktuaria, Kahfi menyusun persamaan optimasinya. Dengan persamaan ini, alokasi premi untuk administrasi, tabungan nasabah, dan tabungan spesial dapat ditentukan.

“Jika persamaan ini diaplikasikan, saya yakin akan meningkatkan keuntungan perusahaan dan mendorong perkembangan perusahaan asuransi syariah Indonesia,” jelas Kahfi. Persamaan optimasi ini akan terus dikembangkan dengan mengombinasikannya dengan data nyata yang ada di lapangan. Pemuda yang sangat menyukai dunia asuransi ini bermimpi dapat segera menyempurnakan persamaannya dan mengaplikasikannya ke perusahaan asuransi syariah di Indonesia.

Sebuah Harapan dan Pesan

Kahfi akan menyongsong seleksi Mahasiswa Berprestasi di tingkat Nasional. Ia secara pribadi meminta dukungan dan doa agar dimudahkan dalam seleksi tersebut. Kahfi kini akan mempersiapkan diri dengan meningkatkan kemampuan Bahasa asing dan tentunya menyempurnakan persamaan yang dihasilkannya. Selain itu, Kahfi juga berpesan kepada penerus-penerusnya bahwa hal terpenting untuk menggapai kesuksesan adalah mencintai pekerjaan yang kita lakoni. “Saya bisa seperti ini karena saya suka sekali matematika. Sesulit apapun masalah dan soalnya, ya saya enjoy aja,” kata Kahfi.

Ditambah lagi, Kahfi berpesan agar mahasiswa dapat mengikuti berbagai kompetisi untuk mengukur kemampuan dan mencari pengalaman. Kahfi mengaku pengalamannya mengikuti berbagai kompetisi menjadi salah satu bagian yang menyenangkan baginya. Dan tentunya supaya tidak lupa untuk bersyukur dan berdoa. “Jangan lupa juga untuk bersyukur dan berdoa karena kekuatannya sangat luar biasa,” tutup Kahfi.

Reporter: Rifqi Aufa (Teknik Kimia 2014)
ITB Journalist Apprentice 2017


Sumber gambar: Dokumen LK ITB