Mahasiswa ITB Edukasi Masyarakat Melalui Acara GreenGrow

Oleh Adi Permana

Editor Vera Citra Utami


BANDUNG, itb.ac.id – Pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu nilai yang tercantum pada Tri Dharma Perguruan Tinggi. Sudah seharusnya mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi menyumbangkan ilmu yang dimiliki kepada masyarakat. Beberapa waktu yang lalu Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) mengedukasi masyarakat tentang cara mengurangi pemanasan global melalui pertanian ramah lingkungan.

Acara edukasi ini merupakan salah satu output dari Mata Kuliah KU4093 Pendidikan Karakter. Kegiatan pengabdian ini terbagi menjadi dua bentuk acara, penyuluhan langsung dan penyuluhan melalui webinar. Pada kegiatan penyuluhan langsung, masing-masing anggota tim mengedukasi masyarakat di lingkungan sekitar mereka sejak Oktober lalu. Tidak hanya sekedar sosialiasi, tapi juga melakukan praktiknya bersama masyarakat.

Tim yang beranggotakan 11 orang ini diketuai oleh Hana Halimah (Biologi ’19) serta dibimbing oleh Dr. Epin Saepudin, M.Pd. selaku dosen pembimbing dari FSRD dan Nike Lusiyani, S.T., selaku asisten.

Sedangkan penyuluhan melalui webinar “Green Grow: Penyuluhan dan Upaya Praktik Pertanian Ramah Lingkungan dalam Menghadapi Isu Pemanasan Global” diselenggarakan pada 20 November 2021 yang dihadiri oleh beberapa peserta dari Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. Webinar ini diisi oleh Teguh Gumilang, seorang praktisi dalam bidang pertanian serta Founder Akademi Bioflok dan Akademi Hidroponik.

Banyaknya praktik pertanian yang tidak ramah lingkungan menyebabkan limbah kimia yang larut di semua sektor, baik di tanah, air, maupun udara. Hal itu mengakibatkan meningkatnya gas-gas emisi rumah kaca yang berpengaruh pada naiknya suhu global seperti karbon dioksida, metana, dan nitrogen oksida.

Webinar ini membahas beberapa hal penting yang relevan dengan masalah iklim di dunia saat ini. Hal tersebut seperti, isu lingkungan yang sedang hangat beberapa tahun terakhir, upaya dalam mencegah pemanasan global, praktik pertanian ramah lingkungan sebagai upaya mencegah pemanasan global, serta peran mahasiswa dan masyarakat menghadapi isu ini.

Pertanian ramah lingkungan berbasis pada proses produksi bahan makanan yang bermutu dengan siklus yang aman untuk keseimbangan alam, mulai dari penggunaan pupuk minim bahan kimia, pemanfaatan mikroba, usaha meminimalisasi polusi tanah dan air, serta siklus daur ulang yang berkelanjutan. Pertanian modern saat ini kebanyakan didasarkan pada kuantitas yang ditunjang dengan suntikan pupuk buatan dan pestisida yang mudah larut.

Setelah acara selesai dilaksanakan, para peserta akan menerima paket tanaman seperti tanaman hias agar masyarakat dapat langsung melakukan pertanian sederhana berbasis ramah lingkungan. Setelah mengikuti acara ini masyarakat diharapkan bisa lebih mengerti dan turut andil dalam melaksanakan pertanian hijau. Meskipun andil yang diberikan kecil, jika dilakukan bersama-sama bisa menjadi lebih besar sehingga dampak pemanasan global bisa ditekan.

Reporter: Kevin Agriva Ginting (Teknik Geodesi dan Geomatika, 2020)