Dalam KKN Kolaborasi ini diadakan sejumlah program dengan 4 cluster, yaitu Sains dan Teknologi (Saintek), Sosial dan Humaniora (Soshum), Medika, dan Agro.

Desa Sukamanah, yang berada di kaki Gunung Wayang, memiliki pesona alam yang menawan. Kawah Wayang yang dulunya merupakan destinasi favorit wisatawan, mengalami penurunan daya tarik akibat kurangnya perhatian dan pemeliharaan.

Dalam upaya mengembalikan kegemilangan Kawah Wayang, Kelompok KKN 16 ITB merancang berbagai program kolaboratif bersama mahasiswa KKN dari UGM.

Beberapa program yang dilaksanakan mencakup pengadaan plang jarak menuju Kawah Wayang, denah kawasan Kawah Wayang, papan informasi dan edukasi, pengadaan tempat sampah, poster kebersihan, pemasangan papan nama tumbuhan di Kawah Wayang, dan peningkatan estetika Kawah Wayang.

Puncak dari program tersebut adalah Temu Lapang pada Minggu (13/8/2023), yang dihadiri berbagai pihak termasuk Kepala Desa Sukamanah dan ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) setempat.

Dalam kegiatan tersebut, selain seluruh stakeholder dari Desa Sukamanah termasuk Kepala Desa Sukamanah dan ketua dari LMDH, hadir pula pihak dari sekolah dasar sekitar untuk berpartisipasi mengikuti jalan sehat dan sekolah alam.

Temu Lapang ini pun melibatkan ibu-ibu Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) setempat untuk berjualan dan memperkenalkan produk-produknya saat acara berlangsung. Dalam acara tersebut juga diperkenalkan wajah baru Kawah Wayang sebagai hasil dari KKN Kolaborasi ITB bersama UGM kepada masyarakat Desa Sukamanah.

Ketua Kelompok 16 KKN ITB, Angger Pangestu (Teknik Mesin, 2021) mengatakan Desa Sukamanah memiliki potensi kuat sebagai desa wisata dan daerah penghasil dari sektor perkebunan. Masih banyak potensi yang dapat dimaksimalkan dari desa tersebut.

“Harapannya, apa yang kami lakukan dapat memaksimalkan potensi Desa Sukamanah, khususnya dalam sektor pariwisata di Kawah Wayang,” ujarnya.

Selain pengoptimalan wisata Kawah Wayang, Kelompok KKN 16 juga terlibat dalam program mengajar di SD Pintu 1 dan SD Pintu 2, mengadakan sosialisasi pernikahan dini dan kenakalan remaja, pembuatan biopori dan mineral blok, serta berbagai program lainnya.

”Kami menyadari bahwa keberlanjutan proyek ini tergantung pada partisipasi aktif dan dukungan berkelanjutan dari masyarakat setempat. Kami berharap, program ini dapat menjadi inspirasi bagi proyek serupa di seluruh Indonesia. Dan saya bersama teman-teman ITB dan teman-teman UGM berharap bahwa apa yang kami lakukan dapat memotivasi mahasiswa, pemerintah daerah, dan masyarakat untuk bersatu dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan membangun negeri yang berkelanjutan,” ujarnya.

Reporter: Iko Sutrisko Prakasa Lay (Matematika (2021)

Dokumentasi: Dok. Kelompok KKN 16

Editor: M. Naufal Hafizh